Pagi itu, keduanya masih tertidur lelap di ranjang hotel. Tempat tidur masih berantakan dari sisa 'kegiatan' semalam, pakaian dalam bahkan masih tergeletak begitu saja di lantai. Keduanya hanya memakai jubah mandi yang asal melekat di badan. Jubah mandi Soonyoung bahkan talinya sudah tidak terikat, bagian depan terbuka memperlihatkan kulit putihnya yang dipenuhi bekas cupang erotis.Soonyoung tertidur nyenyak dalam pelukan hangat Seokmin, kedua lengan pria itu melingkari tubuhnya, mendekapnya dengan erat, memberinya tempat paling nyaman untuk kekasihnya.
Dalam tidurnya, Soonyoung tiba-tiba merasakan perutnya bergejolak, rasanya sangat tidak nyaman seperti sedang diaduk-aduk sedemikian rupa. Keringat dingin merembes di keningnya, wajahnya berubah pucat, ia perlahan membuka mata, hanya membuka mata sedikit, rasa pusing itu datang seolah-olah membuat ruangan berputar, rasa mual tak tertahankan menyerangnya hingga Soonyoung cepat-cepat mendorong tubuh Seokmin ke samping. Ia bangun dari tempat tidur, sembari menutupi mulutnya ia berlari ke kamar mandi.
Berjongkok di depan kloset, Soonyoung muntah-muntah seperti kemarin. Tidak ada apapun yang keluar, ia hanya muntah air liur, muntah sampai perutnya kram dan hanya menyisakan rasa empedu di mulutnya.
"Soonyoungie...." Seokmin masuk ke kamar mandi, dia panik melihat Soonyoung muntah-muntah, dan wajah mungil itu terlihat sangat pucat. Seokmin pikir semalam dia masih baik-baik saja, bahkan menghabiskan es lemon dan dua piring kue cokelat, dan dua kantung besar keripik kentang. Apakah maagnya kambuh? Apa karena dia minum es lemon malam-malam? Seharusnya ia tidak membiarkan Soonyoung minum es lemon itu semalam. Seokmin menjadi sangat cemas dan menyalahkan diri sendiri. Ia berjongkok di sebelah kekasihnya, memijat tengkuk lelaki itu saat dia belum juga berhenti muntah.
"Kita panggil dokter saja." kata Seokmin cemas. Mengusap mulutnya dengan punggung tangan, Soonyoung menggelengkan kepala, dia menatap Seokmin sebentar lalu kembali muntah.
Lebih dari satu jam Soonyoung muntah-muntah, tubuhnya sangat lemas, untuk duduk tegak saja ia harus dipegangi oleh Seokmin. Selama lebih dari satu jam itu, Seokmin dengan sabar menemaninya, membantu memijat tengkuk Soonyoung saat dia terus muntah, Seokmin seperti suami siaga yang menemani di sampingnya.
Soonyoung yang muntah sampai tidak bisa duduk tegak digendong oleh Seokmin kembali ke tempat tidur. Tubuh lemah itu terasa begitu ringan berada di kedua lengannya, Soonyoung menyandarkan kepalanya lemah di bahu pria itu, dia memejamkan mata sembari bernapas lemah di dada Seokmin. Hari ini ia berencana mengajak Soonyoung ke suatu tempat, tapi sepertinya rencana itu harus batal karena kesehatan Soonyoung yang tiba-tiba memburuk.
"Kita ke dokter saja, hm?" Seokmin mencoba membujuk orang dalam gendongannya tersebut. Soonyoung dengan lemah menggelengkan kepala, tetap tidak mau dibawa ke dokter.
"Soonyoung-ah, sepertinya lambungmu bermasalah, kita harus memeriksakan ke dokter..." Dengan lembut, ia berusaha membujuk Soonyoung untuk mau dibawa pergi ke dokter. Ia khawatir lambung Soonyoung bertambah parah nantinya.
"Tidak mau.... " Soonyoung kembali menggelengkan lemah. Ia melingkarkan kedua tangannya di leher Seokmin, menghirup aroma pria itu yang membuatnya tenang. Hanya berada di sisinya, memeluknya, Soonyoung merasa lebih baik.
Ia tidak butuh dokter, yang ia butuhkan hanya berada di sisi Seokmin, memeluknya dan mencium aromanya yang begitu akrab baginya. Soonyoung tiba-tiba menjadi anak manja yang tidak mau berpisah sedikit pun dari pria ini, ingin selalu bermanja-manja padanya, mendengarkan bujukannya, dan melihat senyum hangat itu. Soonyoung mengeratkan pelukannya di leher pria itu—Lee Seokmin, kekasihnya.
Seokmin dengan hati-hati menurunkan tubuh Soonyoung ke tempat tidur, membuatnya berbaring senyaman mungkin. Ketika Seokmin bangkit, hendak pergi meninggalkannya, Soonyoung meraih tangan pria itu, tidak membiarkannya pergi kemana-mana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Light A Candle In The Cold Night [SEOKSOON FANFICTION]
De TodoSoonyoung sudah mengenal Seokmin sejak lama, mereka adalah teman kuliah. Tidak ada yang istimewa, mereka hanya teman biasa, lagipula Seokmin sudah memiliki kekasih perempuan. Suatu hari, di hari yang hujan, semuanya berubah ketika Seokmin pergi ke r...