[•19•]

15K 1.9K 339
                                    

"Hai ji, gimana kabar?" chanhee mengusak surai jisung di depan nya, lelaki manis dengan surai blonde itu menatap jisung dengan sabit nya yang melengkung indah

"Baik, lo gimana?"

"Baik. Oh iya, kenapa pesan dan panggilan gue ga lo jawab?"

Jisung menggarukan kepala nya bingung. Seingat nya tidak ada pesan maupun panggilan apapun ke dalam ponsel nya

"Oh!! Kaya nya lo salah nomor, hape yang lama udah ga gue pake dan gue simpen di laci, hehe sorry—"

Chanhee menghela nafas. Pantas saja ratusan kali pun ia memanggil tidak akan pernah di angkat oleh jisung

Tapi chanhee bersyukur bisa bertemu dengan jisung di sini. Di acara teman ayah nya

"Oh, hai jeong. Lo yang punya acara ya? Selamat ya buat nyokap lo"

Jeongin hanya mengangguk kecil lalu beralih meninggalkan jisung dan chanhee.

Sungguh respon yang sangat dingin, jisung paham kenapa minho mengatakan jika jeongin benar-benar anak yang sulit terbuka. Tingkah nya saja seperti itu

Jisung jadi tidak enak, padahal ia masih ingin menghabiskan obrolan nya dengan jeongin

"Ji, lo tau kan kalo eric masih di rawat?"

"O-oh.. Iya, gue belom sempet jenguk. Sorry, tapi eric baik-baik aja kan?"

"Dia ga berhenti nanyain lo ji. Dia pengen ketemu sama lo, gue pusing banget sama tingkah nya"

Jisung menghela nafas. Dulu saat dirinya masih memiliki hubungan dengan lelaki itu, eric memang sangat menempel dengan nya. Tidak ingin ditinggal barang semenit

Jisung kira setelah putusnya hubungan, eric bisa menghilangkan kebiasaan nya itu. Tapi sepertinya tidak

"Ji. Eric masih cinta banget sama lo. Apa lo ga mau kasih dia kesempatan kedua?"

Jisung mengigit bibir nya gugup. Masalah nya ia sudah menjalin hubungan dengan seseorang lain, dan jisung tidak bisa untuk berkhianat dari pasangan nya

Yah— walau minho menjadikan nya kekasih hanya sampai batas waktu perjanjian saja

Jika batas waktu itu telah berakhir. Maka hubungan nya pun akan selesai

"Gue udah punya minho sekarang"

Chanhee menatap ke samping atau lebih tepat nya ke arah kaca. Ada minho di sana, sedang menari kecil dengan seorang wanita.

"Walau minho kaya gitu?" tanya chanhee dan di balas anggukan oleh jisung

"Ya. Walau minho kaya gitu"

"Ji. Eric lebih baik dari minho—"

"Tapi gue takut chan, gue takut kalo eric balik lagi sama kebiasaan nya. Gue takut liat orang yang gue sayang terluka, dipukulin, kekerasan dan semua nya. Gue takut. Gue ga bisa"

Lelaki yang lebih tinggi mengusak surai kecoklatan jisung perlahan. Jisung tidak salah sih, sejak dulu jisung memang takut dengan kekerasan yang selalu eric lakukan

Salahkan eric yang tidak pernah menuruti kata-kata jisung hingga lelaki itu muak sendiri. Sebenarnya eric lah yang harus membenarkan dirinya lebih dulu sebelum meminta jisung kembali padanya

"Oke gue paham. Tapi gue mohon ya sama lo, sekali aja kalo lo sempet luangin waktu lo buat jenguk eric. Dia mendadak kaya bocah nyebelin yang ga mau makan dan nerima terapi buat kaki nya"

Jisung mengangguk mantap. "Pasti kok. Gue pasti jenguk dia, nanti gue kabarin lo ya"

"Hm. Bilang sama gue kalo lo mau ke rumah sakit nanti gue jemput"

[21] Overtaking  || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang