1.Thank You, Next. Ariana Grande.

11.2K 587 82
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Lu inget nggak setiap kali sebuah film dimulai, pasti hal pertama yang ditampilkan setelah logo rumah produksi adalah sebuah pemandangan.

Entah itu pemandangan alam ala lukisan anak SD, gunung lengkap dengan sawah dan sungai.

Atau pemandangan gedung-gedung ala kota metropolitan.

Setelah itu akan disempitkan ke sebuah rumah atau apartemen atau pondok sederhana.

So, bayangkan hal yang sama untuk mengawali cerita ini.

Picture this! Sebuah pemukiman padat penduduk, lalu menyempit, ke sebuah jalanan komplek yang hanya muat untuk dua buah mobil.

Setting latar menyempit lagi, ke sebuah rumah dua lantai tipe 45.

Rumah yang tidak begitu besar namun tertata rapi, minimalis masa kini.

Then, masuk ke dalam rumah, menuju ke tangga.

Disinilah gue, si tokoh utama, berjalan malas menaiki tangga rumah tetangga sebelah. Hanya dengan kaos oblong dan boxer, rambut acak-acakan serta muka bantal.

Di lantai atas rumah tetangga ini cuma ada dua ruangan kamar tidur dan satu area kecil terbuka untuk menonton TV.

Sampai di ujung tangga, gue menuju ke kamar sebelah kanan yang pintunya ada tulisan berbahasa latin, 'Draco dormiens nunquam titillandus'.

Kalimat ini diambil dari filmnya Harry Potter. Slogan sekolah sihir Hogwarts.

Kalo nggak salah artinya, jangan membangunkan seekor naga yang sedang tidur.

Well, actually penghuni kamar ini memang kurang lebih kelakuannya sebelas dua belas sama naga sih. Galak dan hobi nyemburin api.

"Bikin jantungan aja lu! Nggak bisa ya kalau ngetuk pintu dulu!"

Kalimat galak langsung menyambut saat gue membuka pintu kamarnya.

Tuh kan bener, as I said before, penghuni kamar ini lebih mirip naga daripada manusia.

Gue yang udah kebal, hanya nyengir tampan lanjut jalan ke atas ranjang.

"Heh! Mau ngapain lu? Awas naik ke kasur!"

Tanpa menanggapi protesan dan pelototan mata mahluk yang sedang duduk di depan meja belajar, gue langsung merebahkan diri di atas kasur, dan mengambil guling untuk dipeluk.

Ah enaknya..

Gue semakin melesakkan kepala ke bantal dan menghirup aroma yang menguar di guling.

Wangi tubuh R, si pemilik kamar.

-SYMPHONY- (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang