"Aaaaaaaa" teriak sasa, saat sebuah cahaya mendekati nya
Sasa pun tak sempat melarikan diri dari situ, dan akhirnya ia pun tertabrak oleh mobil yang berkecepatan tinggi. Pengendara itu sadar bahwa ia telah menabrak seseorang namun ia tidak berhenti untuk menolong sasa, karena dia takut untuk bertanggung jawab bila sasa meninggal."T-t-tolong" lirih sasa lemah
Tak lama kemudian sasa tak sadarkan diri di tengah jalan tersebut.
Ganendra yang sedari tadi tidak bisa tenang karena ia khawatir dengan sasa, ia takut terjadi apa apa terhadap sasa, ia memutuskan untuk berjalan ke arah rumah sasa. Ia melihat kerumunan warga di tengah jalan, ganendra pun langsung menghampiri kerumunan tersebut. Ganendra tidak menyangka dengan apa yang baru saja ia lihat, seluruh tubuh ganendra pun melemas ia menangis tersedu sedu dan menghampiri tubuh sasa.
"Dia sudah tiada dek, yang sabar ya" ucap salah satu warga
"G-ga pak, ga mungkin. S-saya yakin dia masih hidup, tolong pak panggilkan ambulance" ucap ganendra dengan air mata yang terus turun dari kedua belah matanya.
"Kamu harus terima kenyataan dek, kita sudah memanggil ambulance sedari tadi tenang saja pasti mereka akan datang beberapa menit lagi" balas salah satu warga tersebut, yang membuat ganendra pun merenung
"Sa, kamu ga ninggalin aku kan? Engga kan? Ayo bangun sa, ayo bangun" ucap ganendra sambil mengguncangkan badan sasa
Akhirnya ambulance pun datang, sasa pun langsung di bawa menggunakan ambulance. Sesampai nya di rumah sakit sasa langsung diberi penanganan oleh dokter, sedangkan ganendra menelpon ibu nya untuk memberitahu kejadian ini.
| Telp |
"Halo ma, ma ini soal sasa "
"Sasa? Sasa kenapa? Apa yang terjadi? Kamu sudah menyatakan perasaan mu?"
"Sekarang ganendra lagi dirumah sakit, sasa di temuin warga tak sadarkan diri di tengah jalan, kata warga ini tabrak lari"
"Kamu serius? Mama, papa, sama adek kesana sekarang. Rumah sakit nya di mana?"
"Di pelita kasih ma"
| Di sisi letta |
"Pa, dek. Buruan siap siap kita sekarang harus ke rumah sakit pelita kasih" ucap letta"Ngapain sih ma? Buru buru banget kayak nya" ucap aldo dengan santai
"Pa jangan santai santai begitu ayo buruan, pasti ganendra sudah sedih disana" balas letta dengan kesal
Semua pun bergegas siap siap untuk ke rumah sakit, setelah bersiap siap pun mereka langsung berangkat tanpa basa basi lagi. Di perjalanan aldo masih bertanya dengan letta apa yang sebenarnya terjadi, letta pun hanya menjawab aldo dengan apa yang sudah ia dengar dari anak nya.
"Itu ganendra pa" ucap letta yang menunjuk ke arah ganendra yang sedang menangis, mereka pun langsung menghampiri ganendra
"Gimana keadaan sasa? Tadi mama udsh hubungi keluarga nya untuk ke sini" ucap letta sambil mengelus pundak anaknya
"D-dia masih di d-dalem ruangan ma, abang ga di bolehin masuk. Abang khawatir, ini semua salah abang ga seharus nya abang biarin dia dateng sendirian" balas ganendra
"Kamu jangan salahin diri kamu gitu nak, mungkin ini memang takdir nya" ucap aldo
"Bang, abang jangan nangis terus. Ka sasa pasti ga suka kalo tau kaka nangis gini" ucap hana sambil memeluk ganendra
Ganendra pun tersenyum melihat kelakuan adik nya tersebut, setelah beberapa jam dokter keluar dan mengatakan kalau sasa dalam keadaan kritis dan sedang mengalami koma. Sekarang sasa sudah bisa di jenguk namun mereka hanya bisa masuk berdua dua saja, maka yang masuk hanya letta dan ganendra.
"Sa, kamu harus kuat ya. Selama ini yang nyemangatin kamu kan aku, sekarang giliran aku yang nyemangatin kamu sa" ucap ganendra dengan tatapan lesu nya
"Abang harus sabar ya" ucap letta sambil mengelus pundak anak nya tersebut
"Tit...tit...tit..tit..tit.." suara dari mesin jantung sasa
"Dokter!! Tolong sasa" teriak ganendra sambil lari mencari dokter
Akhirnya ganendra dapat menemukan dokter, mereka langsung bergegas keruangan sasa. Saat mereka masuk kedalam kamar sasa sudah kejang kejang di tempat tidur nya, dokter pun memberi tindakan agar sasa masih bisa hidup ini.
"Tit..tit........" Suara itu pun terdengar, jatungnya sudah tidak lagi berdetak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bang, lo kenapa sih?
Teen FictionTentang seorang adik yang merindukan sosok kakak nya yang sekarang sudah berubah drastis terhadap diri nya