♨two♨

1.1K 68 3
                                    

"Tat-tapi dia bisa mati Jae…aku tak mau kau dipenjara dan meninggalkan ku" lirih Ara. Percayalah dia mengatakan hanya untuk membuat sang iblis sedikit melunak dan pergi dari sini.

And

See berhasil

Jaehyun berbalik dan beralih pada Ara, melangkah untuk mendekatinya. Sedangkan Johnny yang baru saja membuka pintu kembali menutup nya, tak ingin mengganggu 2 anak adam yang terlihat sedang dimabuk cinta?

"Omong kosong mu membuatku sedikit senang Ara" bisiknya ditelinga Ara.

"Ayo ke taman"

Mark dibelakang sana sudah terlihat sekarat, sungguh mengundang rasa iba Ara.

"Taman? Kalau begitu tendang wajah nya" tunjuk Jaehyun pada Mark yang terengah.

Ara menggeleng tegas, namun Jaehyun menatap nya dengan begitu tajam dan Ara tetap pada pendirian nya 'menggeleng.

"Perutnya? "

"Tidak"

"Kakinya? "

"Tidak mau! "

"Kalau begitu tendang kelamin nya! "

"Kau gila! "

"Terus kau mau apa jika aku gilan hm? Membunuhku? Mustahil Ara. Cepat tendang wajahnya. " mata tajam Jaehyun kembali menatapnya, kali ini dia tak dapat menolak. Terlalu takut.

Dan dengan perasaan yang lebih takut, Ara mendekati Mark dan berbisik pelan 'sorry' Mark yang mengerti hanya dapat mengangguk pelan, pasrah.

"Jae…?" lelaki itu hanya menatap nya sarius "Diperut saja ya…?" Jaehyun lantas mengangguk dan tak banyak bicara.

Kemudian

Bughh

Ara menendang perut yang kini benar benar rata itu, yang ditendang hanya mengeluarkan erangan kecil.

"Lagi! Tendangan mu terlalu pelan Ara! "

"JAEHYUN! "

"Aku bilang tendang lagi. " suara keras yang mengema itu lagi.

"Tap-tapi…

"Apa aku harus membunuhnya disini? Didepan mu? " Jaehyun kini menggenggam sebuah pistol dan diarahkan nya tepat pada Mark. Jaehyun adalah penembak yang handal and Johnny, dia petarung yang handal. Mungkin?

Semuanya semakin membebani Ara

Tak ada pilihan lain, tendangan keras diperut tak akan membuat Mark mati kan?

Bughh

Akhh

"Good. Lebih baik. Katakan selamat tinggal padanya cantik" bangga Jaehyun. Pistol itu ditaruh nya lagi kedalam laci yang ada disana. Dengan cepat dia membawa Ara keluar ruangan itu dan duduk disofa ruang tengah disana.

"Bagaimana? " tanya Johnny yang kini tengah bersantai memandang film action dihadapannya.

"Aku hanya bermain main dengan nya. Sedikit. "

Bermain? Sedikit? Wajahmu yang begitu arogan itu ingin ku menginjak nya, batin Ara.

"John? Aku ingin bertanya padamu. Kenapa kau begitu takut pada si iblis ini? Bahkan kau lebih kuat darinya" Ara memandang Jaehyun rendah.

"Ada banyak alasan yang menyatakan bahwa Jaehyun begitu hebat Ara" jelas Johnny singkat.

"Atas dasar apa kau mengatakan bahwa aku lemah? " sungut Jaehyun

"Panco. Kau kalah panco dengan Johnny"

"Dari mana kau melihatnya? Huh?! "

"CCTV"

"Sialan! "

"Kalian pergilah, berisik! " usir Johnny

"Ayo ketaman Jae! " rengek Ara pelan. Setelah mendengar usiran Johnny dan ajakan Ara, Jaehyun hanya menurut dan pergi kemana gadis itu menariknya.

Sebenarnya banyak yang harus Jaehyun kerjakan, bukan pekerjaan sekolah melainkan pekerjaan nya diperusahaan. Namun apa boleh buat, weekend ini adalah hari khusus untuknya dan Ara.

Dan akan berakhir dengan Jaehyun yang bergadang semalaman.

Kini keduanya ada disalam mobil sport milik Jaehyun. Sangat jarang suara keluar dari mulut masing masing kedua manusia itu, sebelum ponsel Jaehyun berdering dan membuat kesunyian itu sedikit hilang

'Ada apa dad? '

'Datang kemari ada sesuatu yang harus kita bicarakan. Sekarang. '

'Oke aku kesitu sekarang'

Tuttt

"Apalagi sekarang? " geram Ara. Keinginan nya selalu saja terabaikan saat Jaehyun mempunyai sesuatu yang membuatnya lupa akan Ara. Itu memuakkan.

"Aku harus kerumah, daddy memanggilku. Mau ikut? "

"Tidak! Lebih baik aku pergi bersama Doyoung! " kesalnya. Mungkin kata kata Ara akan membawa sebuah petaka, dirinya tak memikirkan itu.

"BERANI?! " tangan Jaehyun kini mencengkram erat leher putih Ara dan membiarkan Ara yang terlihat kesakitan. Jika saja dirinya tak menyayangi Ara, Jaehyun sangat ingin mencambuk punggung wanita itu.

"Ukh—uh naf-fas Ja—e" Ara terus meminta dilepaskan, namun si iblis tampan itu justru mengeluarkan handphone nya dan menelpon seseorang.

'Dad sorry aku tak bisa kerumah sekarang, ada lalaki brengsek yang harus aku habisi'

Tuttt

Jaehyun menyimpan kembali handphone nya dan dengan pelan juga melepaskan cekikan nya pada Ara









"Ayo kita lihat lelaki bernama Doyong itu mati, Ara. " tegas Jaehyun. Ara hanya bisa menggeleng sambil menarik nafas.

Ia melakukan kesalahan!

uhhh untuk cast Ara, aku gk mau merusak imajinasi kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

uhhh untuk cast Ara, aku gk mau merusak imajinasi kalian

Jadi bayangin sendiri sendiri aja ya awkawk

Demon ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang