Chapter 32 - part 1 [Last Two: END]

78 12 44
                                    

Hello, Lily kembali lagi setelah beberapa minggu tidak update🤔😂

Ok, langsung intinya saja. Chapter ini sangat panjang, bahkan panjangnya melebihi omongannya orang🙊 hisshh... Bukan. Maksudnya akan sangat panjang dan di bagi menjadi dua chapter. (6k lebih, setelah ini aku akan intropeksi diri agar tidak terlalu liar dalam membuat narasi😒) 

Tidak hanya itu, cerita ini waktunya dibolak balik/maju mundur, jadi sedikit membingungkan. Kalau masih bingung dan tidak paham, hemmm saran aku baca scene chapter sebelumnya bagian akhir. Mungkin setelah itu kalian akan paham.

Dan satu lagi maaf untuk typo  peletakan KE dan DI. Jujur aku sangat buta di mana harus meletakkannya.

Hemmm untuk 1 chapter sebelum Ending ini kayanya cukup ceramah dari aku dan .......... HAPPY READING









Lily with ARAS; Be Happy

Lily with ARAS; Be Happy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Lily melambaikan tangan pada Daniel ketika laki-laki itu sudah berada di dalam taxi, "Hati-hati."

Daniel membalasnya mengangguk dan tersenyum.

Setelah taxi yang Daniel tumpangi pergi, Lily berjalan ke arah mobilnya. Ia juga berencana untuk langsung pulang ke apartemennya dan beristirahat. Namun, ketika ia membuka pintu mobil suara canda tawa terdengar tidak jauh dari tempat ia berdiri. Sejenak Lily mengamati hal itu.

Terlihat ada lima perempuan sedang memberi kejutan ulang tahun pada temannya setelah pulang kerja. Benar, waktu sudah lewat pukul dua belas malam dan orang-orang itu sedang merayakannya.

Mengabaikan hal itu ia kembali membuka pintu tapi, terhenti ketika ia mendengar suara dari salah satu diantara mereka.

"Selamat ulang tahun Adiknya Kakak."

"Terima kasih Kak."

"Ini hadiah buat kamu?"

"Apa ini?"

"Sesuatu tapi, tidak boleh dibuka di sini."

"Kalian tahu isinya apa?" tanya adiknya itu pada teman-temannya.

"Entahlah," jawab teman-temannya serentak.

Lily teringat pada seseorang, hal itu membuatnya mengulas senyum tipis sambil masuk kedalam mobil.

"Manis," gumamnya sambil menginjak pedal gas.

Jalanan malam cukup senggang. Lily mengemudi senyaman mungkin.

Kejutan ulang tahun yang ia lihat beberapa saat lalu mengingatkan ia pada Vivyana, Adiknya. Lily menghentikan mobilnya saat lampu merah menyala. Ia menyandarkan kepala dan memejamkan mata sejenak. Dalam benak ia bertanya pada dirinya sendiri, 'kenapa bayangan Vian sangat begitu jelas?'

Lily [Completed] TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang