•Pernyataan

52 42 4
                                    

Tidak ada salahnya untuk menyatakan perasaan kita ke orang yang kita cintai.

***

"Nama Gue, Nissa. Ini Sarah, ini Lisa dan yang itu Dinda." Nissa mulai memperkenalkan teman-temannya satu persatu.

"Nissa, Gue ke kelas duluan yaa." ujar Dinda yang mulai tidak merasa nyaman. Dinda langsung berjalan keluar dari kantin.

Baru beberapa langkah Dinda berjalan, tetapi ada yang mencegahnya dengan menarik tangannya dari belakang. Dinda membalikkan badannya menghadap orang tersebut, kemudian menatapnya horor.

Orang tersebut tiba-tiba berlutut di hadapannya. Seketika pandangan semua orang yang berada di kantin langsung tertuju ke arahnya.

"Dinda," omongannya terhenti dan dia mengeluarkan setangkai bunga mawar. "Koe reti ora? Bedo'ne koe karo kembang iki?" Ujar Bayu.

Dinda diam, dan ekpresinya tetap tenang walaupun di dalam hati Dinda merasa tidak nyaman sama sekali. Ingin rasanya menghilang dari tempat ini sekarang juga.

Bayu menatap Dinda untuk menjawab pertanyaannya. "Yowes. Bedo'ne koe karo kembang iki. Lek kembang iki ndang layu, lek Mbak'e rak bakal layu neng atiku."

Semua kaum hawa langsung histeris mendengar Bayu yang mengucapkan kata-kata romantis.

Bukan main. Kini Dinda benar-benar terjebak dalam situasi ini, dia merasa bingung apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Mbak'e gelem ora dadi gandenganku?" Ucap Bayu dengan tersipu malu.

'Mati Gue,' batin Dinda.

Semua yang berada di kantin menjadi sangat histeris termasuk Sarah dan Lisa, sepertinya mereka mendukung jika Dinda dan Bayu berpacaran.

"TERIMA..."

"TERIMA..."

"TERIMA..."

Kompak semua orang mendukung Dinda untuk menerima cinta Bayu.

Dinda pergi begitu saja, tanpa menghiraukan keributan yang terjadi olehnya dan Bayu.

Kini Bayu hanya diam dan merasa kecewa dengan dirinya sendiri, semua orang yang berada di kantin pun merasa kecewa menonton adegan sedih seperti ini. Bayu pun pergi meninggalkan kantin karna merasa malu dengan dirinya sendiri.

Nissa yang sedari tadi tak mengerti apa yang di ucapkan oleh Bayu hanya diam, "apa sih yang dimaksud Bayu?" Tanya Nissa kepada Rafi yang berada di dekatnya.

"Jadi Lo, dari tadi gak ngerti apa yang di omongin Bayu?" Tanya Rafi.

Nissa menggelengkan kepalanya.

"Bayu habis nembak Dinda," ucap Rafi santai.

"Gilak tuh cowok medok, berani-beraninya dia main tembak temen Gue gitu aja." Ujar Nissa emosi.

"Mending Lo gak usah ikut campur deh, nggak ada salahnya juga kan? Bayu menyatakan perasaannya?" ujar Rafi datar dan pergi begitu saja.

Ucapan Rafi berhasil membuat Nissa tersadar, 'tidak ada salahnya buat menyatakan perasaan ke orang yang ia cintai.'

***

Rumah mewah berwarna putih itu berdiri kokoh, dengan halaman luas yang di penuhi rerumputan hijau dan juga ada bunga yang bermekaran indah tetapi tak seindah perasaan Bayu sekarang.

Kini Bayu sedang duduk didekat kolam sambil menikmati makanan favorit yang sudah di siapkan oleh pembantu rumah tangga. Dengan hati yang sangat hancur, itu membuat Bayu terus memakan pete. Banyak orang yang tidak ingin makan saat hatinya merasa galau, tetapi tidak sedikit pula orang yang banyak makan saat hatinya sedang galau.

"Woy, Lo makan pete muluk. Bau entar mulut Lo," ejek Adit yang tiba-tiba muncul bersama Rafi.

"Lagi galau noh, makanya makan pete." Kini Rafi pun mulai menertawainya.

"Udah dong, jangan galau-galau gitu. Entar Gue bantuin buat Dinda suka sama Lo." ujar Adit.

"Cara'ne piye?" tanya Bayu. "Aku ndak yakin, weslah sesok aku arep rak melebu sekolah." ujar Bayu melas.

Adit dan Rafi saling menatap satu sama lain, dan melirik Bayu dari atas hingga bawah.

"Lo mau jadi apa? Kalo gak sekolah. Pokoknya besok Lo harus sekolah! Kita mulai misi kedua kita besok." ujar Rafi.

"Aku arep nerus'e perusahaan bapakku," jawab Bayu.

"Makanya Lo harus sekolah besok, awas sampe Lo nggak sekolah. Gue bakalan ampirin ke rumah Lo, sekalian minta makan maksudnya." ucap Adit.

***

Dinda menjatuhkan tubuhnya di atas kasur yang empuk, berharap semua lelah yang ia hadapi di sekolah hilang dengan membaringkan tubuhnya. Tetapi pikirannya terus saja membayangkan Bayu. Setelah kejadian di kantin tadi, itu membuat Dinda merasa tidak tenang. Dinda segerah merogoh sakunya, mencari ponsel dan menelfon teman-temannya untuk berkumpul di cafe biasa tempat mereka bertemu.

Kini mereka telah berkumpul di cafe.

"Gue masih kepikiran apa yang di lakuin tuh cowok di kantin," ujar Dinda to the poin.

BRUUUFFFTTT...

Lisa mengeluarkan air yang belum sempat ia telan, "Yang bener aja? Gue kira Lo orangnya nggak terlalu mikirin cowok." ucap Lisa

"Lo suka sama Bayu?" tanya Sarah.

"Bukan itu, tapi Gue cuma ngerasa malu." jelas Dinda.

Sarah menatap Nissa yang sedang nikmati Cappucino di sebelahnya.

"Niss, tumben banget Lo nggak protes?" heran Sarah.

"Iya, biasanya Lo marah-marah nggak jelas sampe mau ninju tuh cowok." ucap Lisa.

Dinda, Lisa dan Sarah menatap Nissa untuk mencari tau mengapa Nissa tidak terbawa emosi.

"Gue nggak mau ikut campur sama urusan kalian lagi, tapi kalo kalian butuh bantuan Gue, Gue siap. Kalo Dinda suka sama Bayu, Gue dukung. Asal," Nissa menghentikan ucapannya.

Dinda menatap Nissa, sepertinya Nissa harus memperbaiki kata-katanya 'Dinda suka sama Bayu'.

"Asal apa?" tanya Lisa penasaran.

"Asal Bayu bener-bener serius, kalo dia sampai main-main. Gue bakalan abisin tuh orang," ancam Nissa.

(◕ᴗ◕✿)

Selamat berhalu sayangku♡

Jangan lupa Vote yaa...( ˘ ³˘)

Love FoolishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang