#9

147 19 4
                                    

"Oppa..aku pulang",

"Sudah pulang?? Diantar siapa?? ", Seokjin langsung memeluk istrinya yg baru saja masuk ke dalam rumah mereka.

" Supir eomma yg mengantar ku, oppa sudah makan ?? ",

" Sudah, tapi~", Jihyo mengerutkan dahinya mendengar kalimat suaminya.

"Tapi apa?? ",

Seokjin langsung mendekatkan wajahnya ke telinga sang istri. " Tapi aku belum makan jatahku darimu chagi",

Jihyo langsung membulatkan matanya.

"Yaakk byuntae!! ", Seokjin hanya terkekeh.

"Jika dengan istriku kan tidak apa, tumben tadi kau belanja banyak", pandangan Seokjin tertuju pada paper bag yg ada disekitar Jihyo. Dia merasa heran, pasalnya dia tahu kalau aku istrinya lebih suka belanja online daripada belanja langsung.

" Itu pemberian eomma, kajja kita istirahat ", Jihyo langsung memungut paper bag dan langsung ke kamarnya yg di ikuti Seokjin.

⋇⋆✦⋆⋇ 

(Anggap saja itu kalung dan tangan jihyo :v)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap saja itu kalung dan tangan jihyo :v)

" Eomma baik sekali, liat oppa, kalung ini cantik kan?? ", jihyo menunjukkan kalung yg dia pegang.

" Cantik seperti dirimu chagiya ", Seokjin mengacuhkan Jihyo. Dia lebih tertarik pada paper bag kecil dan membukanya.

" Hyo?? ",

" Wae?? ", Jihyo mendekati suaminya. Ia melihat suaminya memegang beberapa alat cek kehamilan.

" Eomma seperti serius meminta cucu chagi, kau mau mencobanya?? ", tanyanya dengan lembut. Dia takut menyakiti sangat istri. Pasalnya hal seperti adalah hal yg sangat sensitif buat jihyo.

" Baiklah, kuharap oppa tidak kecewa dengan hasilnya nanti", Jihyo langsung mengambil benda itu dari Seokjin dan pergi ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian Jihyo keluar dengan tertunduk. Ia menyerahkan hasilnya tanpa melihat.

"Sepertinya aku mengecewakanmu oppa", Jihyo langsung pergi ke tempat tidur dan merebahkan dirinya. Seokjin pun langsung melihat hasilnya. Memang ada rasa sedikit kecewa, tapi melihat tingkah sang istri membuatnya merasa bersalah.

" Gwaenchana, kita bisa melakukannya sampai Tuhan memberikan kita baby Kim ", Seokjin pun ikut merebahkan tubuhnya disamping sang istri.

" Byuntae "satu kata dari Jihyo. Ia lebih memilih memalingkan tubuhnya. Seokjin memeluk Jihyo dari belakang dan mengecup bahunya.

"Aku mau jatahku chagiya",

Mendengar permintaan suaminya membuat Jihyo membalikkan badannya. "Bukankah besok pekerjaanmu banyak oppa??, tidurlah", ucapnya lembut seraya menutup mata. Bukannya menuruti ucapan sang istri, Seokjin langsung melumat brutal bibir manis Jihyo. (😄dan aku tidak mau merusak pikiran pembaca jadi silahkan lanjutkan dipikiran masing-masing 🤣🤣˙˚ʚ(´◡')ɞ˚˙next chapter kalo ada yg minta aku usahain🌚btw)

⋇⋆✦⋆⋇ 

Beberapa bulan kemudian...

Sudah hampir setahun mereka menikah. Selama itu mereka menjadi pasangan dengan kehidupan yg biasa. Tapi mulai ada keganjilan sikap Seokjin beberapa bulan terakhir ini. Ia sering mengacuhkan istrinya dan lebih memilih berangkat pagi-pagi dan lembur dikantor.

Jihyo selalu sabar dengan perubahan sikap Seokjin. Dan mungkin Jihyo terlalu percaya dengan alasan "pekerjaan yg menumpuk". Beberapa kali ia menawarkan diri untuk membantu pekerjaan suaminya dikantor karena ia tidak mau suaminya kelelahan, tapi beberapa kali juga Seokjin menolaknya.

" Chagi, aku berangkat dulu", Seokjin mencium singkat kening istrinya yg sedang menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

"Sarapan dahulu oppa", ucapnya lembut. Ia melihat suaminya buru-buru keluar rumah dengan wajah murung.

" Nanti aku sarapan dikantor", Jihyo hanya menghela kasar saat mendengar suara mobil suaminya perlahan menghilang.

"Kesalahan apa yg kuperbuat padamu oppa, kenapa kau serasa semakin jauh dariku", batin Jihyo

⋇⋆✦⋆⋇ 

13.00 KST

Siang ini jihyo berniat menghampiri suaminya dikantor. Ia ingin mengajak suaminya makan siang bersama. Sejak dia menggantikan ayahnya, dia selalu saja tidak mempunyai waktu untuk istrinya. Dan sejak itulah Seokjin mulai acuh pada Jihyo.

"Apa CEO kim masih di ruangannya?? ", tanya Jihyo pada seorang resepsoinis(bener ga ya huruf-huruf nya🤔)

" Nee, anda si--", tanpa mendengar omongan resepsionis itu, Jihyo langsung melenggang pergi menuju ruangan suaminya.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Saat sampai di luar ruangan suaminya Jihyo terheran, tidak ada satu pegawai pun yg sibuk. Mungkin saat ini mereka sedang istirahat makan siang?? Itu hanya tebakan Jihyo saja. Perlahan dia membuka pintu ruangan suaminya. Niatnya Jihyo ingin memberi kejutan untuk Seokjin. Tapi disini malah Jihyo yg terkejut saat membuka pintu kantor suaminya. Hatinya seketika hancur saat pertama kalinya melihat suaminya sedang bercumbu dengan yeoja lain. Bulir-bulir cairan bening seketika keluar dari kedua mata bulatnya.

"Mianhae, jeongmal mianhaeyo, permisi", mendengar suara lembut istrinya membuat Seokjin menghentikan kegiatannya. Ia sangat terkejut melihat istrinya pergi. Dia pun langsung mengejar istrinya. Yeoja tadi?? Dia hanya berdecak kesal karena telah Jihyo ganggu.

" Jihyo, kau kemari?? ", panggil Taehyung saat berpapasan dengan Jihyo di lobby. Jihyo hanya membungkuk dan pergi tanpa bicara sepatah katapun. Dia heran dengan sikap Jihyo yg tidak biasa itu.

" Kenapa dia bersikap aneh seperti itu", gumam Taehyung.

"Mungkin nyonya sedang buru-buru", sambung asistennya. Beberapa saat kemudian Seokjin melewati Taehyung tanpa menatapnya. Dia seperti sedang buru-buru.

Taehyung menghela kasar. "Apa lagi ini, mereka berdua memang aneh",.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Sesampai dirumah Jihyo langsung masuk dan berlari ke kamarnya. Seokjin mengejarnya, tapi ia tak bisa masuk ke kamar karena Jihyo sudah mengunci kamar. Jihyo mendudukkan dirinya dilantai. Dia hanya bisa terisak mengingat apa yg telah ia lihat. Hati seorang istri mana yg tidak sakit saat melihat suaminya bermain dibelakangnya. Hatinya begitu hancur. Hanya untuk bersuara saja dia sudah tak mampu. Seokjin mengetuk pintu terus menerus membuat hatinya semakin sakit.

"Chagi, buka pintunya, aku mohon", lama mengetuk tapi Jihyo masih tidak mau membuka kamarnya. Semakin lama dia tidak mendengar isakan istrinya. Seokjin semakin panik dengan istrinya. Rasa bersalah dan khawatir nya semakin besar. Membuatnya terpaksa mendobrak pintu. Dan benar saja, saat dia telah berhasil mendobrak pintu dia mendapati istrinya tengah pingsan dilantai.

" Astaga, chagiya!! ", tubuh mungil Jihyo langsung ia gendong dan memindahkannya ke ranjang. Dalam keadaan panik dia langsung menelpon dokter pribadi keluarganya.

Kim Family'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang