Bughhhhh bughhhhh bughhhhh
"Arrrgghhh" Sehun memukul salah satu pria menggunakan tongkat baseball nya dengan membabibuta ia mencurahkan semua kekesalan nya pada pria tersebut.
Pria yang di pukul Sehun kini tak sadarkan diri dengan darah yang keluar dari mulut, telinga dan hidung nya.
"Sshhh kau mengerikan, ada apa sampai kau seperti ini ? Ada masalah ?" Tanya seorang pria dengan setelan tuxedo yang rapih nampak sangat gagah di tubuh kekar nya.
"Urus bajingan ini Jack" pria yang sehun perintah merupakan tangan kanan nya di dunia gelap, Jackson Wang.
Dengan tenang sehun membuka sarung tangan plastik nya kemudian menyalakan sebatang rokok milik nya.
"Dia belum mati apa tidak sekalian saja?" Jackson menyerahkan sebuah pistol Glock Meyer 22 kesayangan nya, Sehun hanya menatap sekilas lalu duduk di sebuah kursi tanpa memperdulikan tawaran Jackson.
"Jangan dulu, kita buat semua seolah dramatis aku tidak ingin melihat mainan ku cepat mati kita buat teror untuk keparat yang berani menyentuh area wilayah ku"
"Ahh padahal aku ingin melihat mu memainkan senjata ini lagi" Jackson memandang pistol yang masih ia pegang, Sehun akhirnya meraih pistol tersebut—
"Peluru ku terlalu mahal untuk tikus macam dia, yang kita incar yang menyuruhnya untuk mengacau, bukan dia. kita gunakan dia untuk memancing orang yang ada di belakang nya saja" Sehun menyimpan pistol tersebut kedalam tempat nya yang selalu ada di balik jas yang ia gunakan.
Masalah di markas cukup membuat Sehun pusing dan menjadikan nya sangat sensitif, terlepas di balik itu semua karna jona yang tidak main-main akan ucapan nya ia benar-benar tidak pulang selama tiga hari ini.
"Jack lacak posisi jona saat ini" titah sehun dengan datar. Dalam benak nya Sehun sangat mengkhawatirkan gadis nakal nya itu dan juga—sedikit merindukan nya.
Rindu sentuhan liar dan juga tingkah binal keponakan nya—arrgghhh Sehun sudah gila.
Walaupun tingkah bar-bar keponakan nya sangat menjengkelkan namun jona tak pernah gagal membuat libido Sehun berapi-api.Fikiran Sehun kacau, otak nya hanya terisi penuh tentang Jona, ingin sekali ia mengutuk mulut nya karena sudah berani mengusir Jona hingga gadis itu benar-benar menghilang seperti di telan bumi.
Sehun membenarkan pakaian nya lalu keluar dari markas besar nya yang berada sedikit terpencil butuh satu jam untuk mencari jalan raya—
Sehun menatap tak percaya apa yang ia lihat di depan matanya saat ini ketika ia tiba beberapa saat yang lalu di rumahnya sendiri.
Gadis yang ia cari cari keberadaan kini terlihat tengah sibuk di dapur nya dengan apron yang melekat di tubuhnya terlihat sangat cantik dengan rambut panjang nya di Cepol asal ke atas ingin sekali Sehun menerjang tubuh gadis tersebut dengan pelukan dan kecupan manja di seluruh permukaan wajah nya namun ia terlalu gengsi, tapi setidaknya nya kini Sehun harus merasa lega karna jona baik-baik saja.
Saat sehun melangkah lebih dekat lagi ia melihat sosok pria yang nampak tidak asing ia lihat—
"Untuk apa kau kemari?" Tanya Sehun tiba-tiba membuat perhatian keduanya kini menatap Sehun secara bersamaan.
"Ah aku menyerahkan hasil rapat dan juga berkas yang harus kau tandatangani pasalnya sudah tiga hari kau tidak masuk kantor—" Sehun memberi isyarat agar pria itu berhenti bicara sebab kini Jona nampak memperhatikan kedua pria yang berada di hadapan nya secara bersamaan.
"Kantor ? Apa maksudnya ? Bukankah kau hanya seorang dosen ?" Tanya jona, Sehun menatap sosok pria tersebut dengan kesal kemudian ia menatap Jona dengan gelagapan bagaimana ia harus menjelaskan perusahaan nya itu ahh terlalu banyak yang Sehun sembunyikan selama ini.
"Won, kau pergi dulu—"
"Kenapa di usir ? Hyungwon orang yang menyenangkan aku suka dia disini" perkataan Sehun terpotong karna jona kekeuh ingin hyungwon tetap tinggal.
Sehun memijit pelipisnya, ahh sangat rumit jika menjelaskan nya saat ini.
Pria itu melengos begitu saja menuju lantai atas, ia memberi isyarat pada hyungwon agar segera meninggalkan kediaman nya segera mungkin ia ingin melepas rindu pada gadis nakal nya yang baru saja pulang.
Benar saja setelah kepergian Sehun hyungwon mencari alasan untuk keluar dari rumah Sehun tentu saja Jona tidak memperbolehkan hyungwon pergi, gadis itu nampak nya cepat akrab dengan lingkungan sekitar nya bahkan dengan hyungwon sekalipun.
"Ck- menyebalkan sekali pria tua itu, pasti ia mengancamnya" dumel Jona sembari meneruskan masakan nya, walaupun hanya omelette namun jona membuat nya dengan penuh cinta tadinya ia akan memasakkan hanya untuk Sehun sebagai permintaan maaf tetapi pria bernama hyungwon datang, ia sangat ramah dan banyak bicara membuat jona senang karna ada teman yang nyambung di ajak bicara dengan nya di rumah pria kaku seperti Sehun.
Jona membalikkan badan nya ia mendapati sosok Sehun di belakang nya yang kini menatap Jona dengan tatapan yang sulit di artikan—
Sehun menarik Jona ke arah meja makan tak lupa ia juga mematikan kompor yang masih menyala.
"O-om Sehun" panggil jona pelan.
Sehun hanya memandang Jona datar, pria itu kemudian menangkup kedua pipi jona untuk mencium bibir Jona dengan lapar, ciuman penuh emosi, pengelasan dan kerinduan.
Ciuman Sehun seolah mengisyaratkan jika ia benar-benar merindukan Jona.
Jona berusaha mengatur nafas nya di sela ciuman panas mereka sadar akan hal itu Sehun melepas ciuman nya kemudian memandang Jona sayu, kemudian jemari nya kembali mengelus area wajah Jona
"Aku merindukan mu gadis nakal" ujar sehun sensual membuat jona tersenyum, entah itu karna malu atau karna ia merasa rindu nya juga terbalaskan.
"Jangan berpenampilan seperti ini di depan pria lain aku tidak suka" tegas sehun, little Oh nya bereaksi saat melihat penampilan Jona apalagi pria lain, ah dia tidak rela pemandangan indah nya di saksikan oleh orang lain juga.
'fck harus bermain solo lagi'
Btw guys aku udah pernah bilang di WP belom tentang tangan kanan nya Sehun yang gantiin peran Eric di Ig ? Asli lupa kalo semisal aku udah bilang tolong langsung komen ya biar bisa aku edit :v
KAMU SEDANG MEMBACA
SEDUCER [M] | Oh Sehun
Teen Fiction𝐌𝐀𝐓𝐔𝐑𝐄 𝐂𝐎𝐍𝐓𝐄𝐍𝐓-! sebagian di private follow untuk membaca-! [featuring; Oh Sehun] "Kembali ke rumah, aku sudah menghapus jejak wanita itu kan... Jangan marah lagi" Hanna tersenyum bangga, kini siapa yang mengejar siapa ... "Kenapa ? Har...