"00"

32 6 1
                                    

    ~Happy Reading~

               ****

Remang-remang lampu kamar seorang gadis menyala, di malam hari. Di mana sudah waktu istirahat bagi beberapa orang. Namun beda halnya dengan gadis remaja yang satu ini, matanya masih terbuka sempurna dan masih berkutat dengan benda pipih yang masih setia berada di genggamannya.

Jemari lentik itu sangat lihai dalam menekan setiap abjad yang berada tepat di hadapannya. mata bulat itu tidak lepas  mengikuti arah setiap pergerakan dari ibu jarinya.

24.30

Melirik sekilas jam doraemon yang tertempel di dinding kamar dengan cet warna ungu  itu. Sudah tengah malam gadis dengan rambut hitam lebatnya, dan daster maroon sebagai pelengkap tidurnya, melepas kacamata yang sedari tadi bertengger di hidung mancungnya. Meletakkannya di atas nakas tepat di samping tempat tidurnya, sementara handphonennya masih setia berada di genggaman gadis itu. Setelah dia meneliti hasil catatannya yang membuatnya rela bergadang demi menyelesaikannya.

Setelah dia rasa semuanya beres, akhirnya dia bisa melepas handphonennya dan meletakkan pipi itu di atas nakas, samping kacamatanya.

Dia mulai membaringkan tubuh di atas kasur, hitungan detik  perlahan matanya mulai tertutup, masuk ke alam mimpi mungkin karena dia terlalu lelah.

****

Bunyi Alarm sukses mengganggu tidur gadis itu, tapi dia masih enggan membuka kedua matanya, selimut putihnya masih melilit di badannya.

"Loh!? Kok cuman segini!?" dengan lantang suara seorang wanita terdengar hingga kesetiap sudut rumah.

"Yh, mau gimana lagi? 'kan emang cuma segitu, kita harus irit-irit. Untuk keperluan lainnya!". Setelah Alarm yang mengusik tidur gadis itu, kini suara orang yang berhasil mengusik tidurnya, gadis itu hanya bisa mendengus kasar, berusaha dia menutup telinganya, agar suara bising itu tidak dapat dia dengar. Namun nihil kini suara itu semakin keras dan menggema.

"KAMU KALO NGAK KERJA, NGAK USAH PROTES!! MASIH UNTUNG AKU MAU KERJA, DARI PADA KAMU, YANG BISANYA CUMAN BERMALAS-MALASAN DI RUMAH!!". Bentak seorang laki-laki yang di yakini dia adalah ayah dari gadis itu.

Perdebatan itu sukses membuat gadis itu terbangun, dia berusaha tidur, tapi sayangnya dia tidak bisa lagi kembali tidur. Dia menjambak rambutnya frustrasi, dia sampai menendanga-nendangkan kakinya ke berbagai arah di atas tidur.

Gadis itu bangkit dari ranjangnya, kaki jenjangnya berjalan menuju keluar kamar. Di ambang pintu kamar, dia menatap kedua manusia yang telah mengganggu tidur indahnya, yang ternyata sedang asik dengan kegiatan masing-masing, yang satunya sedang memasak di dapur, dan satunya lagi sedang duduk di ruang tengah sedang menonton TV. Kenapa baru sekarang mereka diam? saat anaknya sudah bangun mereka baru diam, tidak tahu kh mereka bahwa anak gadisnya semalam bergadang?

Gadis dengan rambut acakan itu berjalan menuju dapur, dia bertemu dengan ibunda tersayangnya yang sedang mengiris bawang, tapi mulutnya ikut berceloteh, tangannya dengan kasar dan emosi memotong bawang, gadis itu hanya menggeleng melihat kelakuan  ibunda tersayangnya.

Dia mengambil sebuah gelas dan mulai menuangkan air ke dalam gelasnya, setelah dia selesai minum, dia menatap ibundanya yang sedang menatap ke arahnya dengan tatapan licik.

"Kenapa?". Tanya gadis itu heran.

ibundanya langsung menarik tangan gadis itu mendekat  ke arahnya.

"kamu mau ngak kerja sama, sama mama?" bisik wanita itu tepat di telinga anak gadisnya, kalau sudah seperti ini bisa di pastikan ada sebuah rencana licik yang sedang di pikirkan ibundanya.

Dreamcatcher Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang