Hari ini Amel datang lebih pagi dari biasanya. Untunglah sudah ada Gisel yang datang lebih pagi dari biasanya.
“Eh Mel. Tumben lo dateng pagi, biasanya lo baru datang pas bel masuk bunyi.”
“Ya sengaja gue dateng pagi. Gue pingin menikmati udara pagi yang sejuk gitu.”kata Amel sembari berjalan menuju bangkunya.
“Oh...” ucap Gisel singkat.
“Eh, Gis ini surat dari siapa? Kok pagi-pagi ada di meja gue.”
“Loh, gue gak tau Mel. Tadi pas gue dateng, surat itu udah ada di meja lo.”
Amel pun penasaran dan akhirnya ia membuka surat tersebut dan membacanya.
“Lo Amel kan. Gue suka sama lo Mel. Kalo lo pingin tau siapa gue, lo bisa temui gue di kantin pas istirahat. Biasanya gue nongkrong di depan Mie Ayam Bu Siti. Tolong temui gue di kantin. Please!” Amel membaca isi surat tersebut ia penasaran dengan pengirim surat itu.
***
Istirahat telah tiba. Kini ia pergi sendiri menemui pemuda misterius pengirim surat tersebut. Sampailah Amel di tempat nongkrong pemuda tersebut. Ia menunggu pemuda tersebut."Ngapain Mel? Sendirian aja nih!" sahut Akmal ketika melihat amel duduk sendiri.
"Nunggu cowok gila." jawab Amel.
"Hah! Siapa?"
"Gak tau gue!"
"Aneh ya, seharusnya cowok yang nungguin cewek bukan malah cewek yang nungguin cowok." pesan Akmal.
"Tau tuh! Dasar cowok aneh."
"Gue duluan ya Mel!" pamit Akmal.
"Okay dokay!"
Tak berselang lama kemudian, datanglah sekelompok geng cowok mendekati Amel.
‘Apa dia ya yang ngirim surat ke gue?’ batin Amel dengan penuh tanda tanya.
Tanpa basa basi Amel pun memberanikan diri untuk menanyai pemuda tersebut.
“Lo yang ngirim surat ke gue?” tanya Amel
“Ya.” jawab pemuda tersebut di hadapan teman-temannya.
“Kenalin nama gue Anggara Davin Pramudya. Panggil aja Angga. Gue anak dari kelas 10 Mentari.” Pemuda tersebut memperkenalkan diri.
“Kok lo bisa tau nama gue sih? Kan beda kelas.”
“Gue dapet info dari Kenzo, temen sekelas lo.”
“Oh...”
“Amel duduk sini deh.”
“Mau ngapain?”
“Udah duduk aja!”
Amel pun menurut.
“Mel, tolong terima gue jadi pacar lo ya! Lo mau kan jadi pacar gue? Kurang ganteng apa gue coba.”
‘Nih anak sih emang ganteng,tapi kok kayaknya dia itu bukan anak baik-baik ya.’ Batin Amel.
“Sorry, tapi gue itu udah punya pacar.”
“Siapa pacar kamu?”lirih Angga dengan perasaan sedih.
“Itu rahasia, gue gak bisa jawab.” Ucap Amel seraya pergi meninggalkan Angga dan teman-temannya.
Sebenarnya Amel tidak memiliki pacar. Tapi demi harga dirinya ia terpaksa berbohong.
“Gue bakal berjuang habis habisan sampai lo mau nerima gue sebagai pacar lo.” teriak Angga.
“Mimpi aja yang tinggi! Karena sampai mati gue gak akan mau terima cinta lo!” balas Amel.
Angga pun berlari mengejar Amel.
“Tunggu Mel!”
“Apalagi sih!”
“Minta nomer hp lo.” kata Angga sembari menyodorkan hp nya.
“Males! Emangnya lo mau ngapain?”
“Gue mau hubungin lo, trus chatting lo.”
‘Nih anak sama aja ya sama si Niko! Sama-sama aneh dan nyebelin. Kalo minta apa-apa selalu maksa. Ya Allah mengapa aku hidup bersama orang-orang seperti ini.’ Batin Amel sok serius.
“I SAID NO!” ucap Amel dengan penuh kebencian.
“Udah lo jangan ganggu gue.”
“Mel bentar dong Mel!”
“Udah lo gak usah ganggu gue gue itu gak suka sama cowok kayak lo. Yang menang ganteng nya doang tapi otaknya error.” sindir Amel
Amel pun pergi menuju ke kelas dengan cepat meninggalkan Angga.
***
“Assalamualaikum.” Ucap Amel ngos-ngosan.“Waalaikumsalam. Lo ngapain Mel? Habis mandi? Kok badan lo basah semua gitu sih?” tanya Dea dengan panjang lebar.
“Gue...Gue tadi abis dikejar anjing gila.” Jawab Amel.
“Hah!” seru Dea.
“Nggak panas kok. Apa gue yang panas ya!” ucap Dea sambil meraba dahi Amel.
“Ma..Mak..Maksud gue, tadi itu gue abis dikejar-kejar cowok aneh. Merinding bulu baju gue.”
“Aneh? Aneh gimana maksud lo Mel?” tanya Dea sembari mengeryitkan dahi.
“Namanya itu Angga. Dia itu ganteng tapi error otaknya kek Niko.”
“Oh Angga...Angga anak kelas 10 Mentari itu kan!”
“Loh, kok lo tau sih!”
“Hampir semua orang di sekolah ini juga kali! Soalnya dia itu kan ganteng bagai pangeran.”
“Dasar gak waras! Orang gila gitu dibilang ganteng!” sahut Amel.
“Lo tuh yang gak waras! Gak bisa liat orang ganteng bahagia.”
“Serah lo deh! Capek gue.”
***
Bu Rita pun masuk ke kelas.
“Sesuai jadwal, hari ini kita ulangan!” ucap Bu Rita.
Bu Rita pun membagikan kertas yang berisikan soal ulangan. Para murid di kelas mengerjakan ulangan tersebut dengan jujur dan sungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM
Ficção Adolescente"Tuhan menciptakan malam hari agar kita bisa beristirahat dengan tenang. Malam adalah waktu yang tepat untuk meraih semua mimpi-mimpi yang akan datang di masa depan nanti. And hope that the dream will come true." -Amelia Nayara Abigail Baca sampai h...