せる6

1.1K 162 18
                                    

"Dek, kamu ditinggal ayah kamu?"

Jeongin menggeleng, Minho jadi bingung dong.

"Cup cup cup, udah jangan nangis lagi. Ikut kakak bentar aja yuk. Nanti kakak bantu kamu pulang."

Minho mengelus pelan laki-laki manis itu. Ia merasa seperti sedang menenangkan anak kecil saja. Ia saja sampai berpikir kalau Jeongin memiliki kelainan mental.

"Mau sama ayah." Jeongin semakin mengeratkan pelukannya.

"Eh, kakak bukan ayah kamu."

"Nggak! Jeje mau sama ayah."

Siapapun tolong Minho sekarang. Laki-laki berparas sempurna itu sedang bingung. Karena laki-laki manis di depannya.

"Astaga Jeongin! Kenapa kamu meluk orang asing?!"

Minho menolehkan kepalanya ke belakang. Ia mendapati laki-laki berperawakan tinggi di sana.

"KAKAKK!!"

Jeongin yang tadinya memeluk erat Minho pun berpindah ke laki-laki di belakang Minho.

"Ya ampun sayang. Maafin kakak udah ninggalin kamu," ucap Hyunjin sembari mengelus kepala adiknya.

"Adik lo?"

Hyunjin menatap Minho. "Bukan, dia kekasihku. Maaf ya, dia memeluk kamu tadi."

"Nggak apa-apa. Mungkin dia takut banget lo tinggalin. Gue pergi dulu. Kalau ada apa-apa lo bisa pergi ke kantor pacar gue."

Minho pergi dari sana. Sementara Hyunjin sibuk menatap kepergian ayahnya itu.

"Kuharap Jeje tidak bilang aneh-aneh sama ayah. Jeje terlalu sayang sama ayah."

Hyunjin merengkuh erat tubuh adiknya dan mengajaknya pulang ke rumah baru yang dibelinya tadi sore.

"Dek, kita pulang sekarang. Maaf tadi kakak tidak sadar ninggalin kamu pas beli makanan."

かぞく

"Kak, nasgornya dua bungkus."

"Siap Ho."

Minho memutuskan untuk menunggu dan duduk di kursi plastik yang ada di sebelah kedai nasi goreng itu.

Dia termenung memikirkan kalimat yang diucapkan laki-laki manis tadi. Kata laki-laki manis tadi, dia adalah ayahnya?

Minho tidak sedang bermimpi bukan?

"Ho, ngelamun aja. Ada masalah?"

Minho terkejut sebentar. Menatap ke arah laki-laki yang sibuk menggoreng nasi pesanannya.

"Nggak kak. Cuma lagi kepikiran aja."

"Kepikiran sama cowo yang meluk lo tadi?"

Lagi-lagi Minho terkejut, "lo liat kak tadi?"

Si penjual nasi goreng itu mengangguk. "Liatlah, malah yang nyamperin lo tadi itu pelanggan baru gue. Keknya dia penghuni baru."

"Gue udah ngerasa gitu, kak. Soalnya muka mereka asing. Gue nggak pernah ketemu mereka. Trus mereka mirip lagi kaya adek-kakak. Gue sempet ngira itu kakaknya, eh ternyata pacarnya."

Si penjual nasi goreng itu mengangguk pelan. "Iya si cowonya tadi juga bilang sama gue. Dia punya pacar trus pas gue tanyain mana pacarnya kelabakan dia nyari pacarnya. Ternyata pacarnya lagi sama elo."

"Mungkin lagi kesesat, posthink aja kak. Penghuni baru, maklumlah."

"Trus gitu kenapa nggak lo anter ke rumah? Malah dipeluk lagi," sindir penjual nasi goreng itu.

Minho jadi gugup dong. Dia takut penjual nasi goreng itu lapor ke Jisung. Tapi dia tidak salah juga kan? Dia bukan yang awal memeluk.

"Dianya kak, kok gue yang kena. Btw jangan bilang sama Jisung ya? Bisa bahaya ntar."

"Kkkk... Udah nggak perlu takut. Beres mah sama gue. Nih nasgor lo udah jadi."

"Berapa kak?"

"Biasanya."

Minho menyerahkan uang 20 rebu buat si penjualnya kemudian pamit kembali ke kantor Jisung.

"Balik dulu ya, kak Yut."

"Oke, ati-ati"

かぞく

"Aduh, kak Minho mana sih. Mana nggak balik-balik lagi," decak Jisung yang cemas mondar-mandir di depan meja nya.

Kebetulan ada Haechan di sana yang lagi mengecek pemasukan sewa perumahan bulan ini.

Si laki-laki berkulit tan itu awalnya tidak terganggu dengan kegiatan Jisung. Tapi lama-lama dia kesal dan merasa terganggu.

"Sung, bisa duduk nggak lo? Ganggu gue kerja aja. Mending pulang sono, tadi buru-buru nyuruh gue dateng lagi," protes Haechan.

"Sorry Chan, tadi gue kan emang mau balik. Tapi ini kak Minho kemana juga nggak balik-balik."

Haechan memijit pelipisnya pusing. Rasanya ia ingin memakan hidup-hidup partner kerjanya itu.

"Sung—"

Ting!

Ponsel Haechan berbunyi dan mengalihkan pemiliknya untuk berhenti berbicara sejenak.

Haechan langsung bergegas membuka pesan dari pacarnya, Lee Mark yang kebetulan tinggal di perbatasan komplek sebelah dekat perempatan sana.

"By aku nggak tau ini bener apa nggak. Tapi aku nggak sengaja liat kak Minho meluk laki-laki manis di taman."

Haechan buru-buru mendownload foto yang dikirim oleh Mark dan betapa terkejutnya saat ia melihat foto tersebut.

"ASTAGA!"

Jisung yang penasaran pun ikutan melihat ponsel Haechan.

"Kena—"

"Kak Minho?!"

"Kak Minho?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!

Apa kabareu?

Diselang tugas banyak masih aja apdet wkwk.

Jangan lupa tinggalkan jejak^^

[1/2] My Parents [minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang