04

4.2K 697 39
                                    

Bangchan mengompres pipinya dengan es batu yang sudah dilapisi handuk. Tamparan Hazel benar-benar... mengerikan.

Gadis itu sendiri saat ini tengah mandi sore untuk bersiap-siap makan malam. Kalau bukan karena kesabarannya tinggi, Bangchan pasti sudah menyerang Hazel lebih kasar lagi dari pada saat gadis itu menyerangnya.

Ia sedikit kesulitan memandang Hazel berbeda gender dengannya, karena sifat kasar dan angkuhnya yang hampir setara dengannya, atau mungkin bahkan lebih.

Kadang-kadang gadis itu juga bisa seolah mempengaruhinya melalui kata-kata, tapi saat ia mencoba mempengaruhi Hazel, itu sulit.

Bangchan mengatupkan kedua belah bibirnya, tapi jujur, ia tidak menyesal mencium gadis itu, meskipun mendapat tamparan keras setelahnya.

•••

"Kau seharusnya pakai baju warna cerah," ujar Bangchan sesaat setelah ia dan Hazel berada di dalam mobil.

"Kenapa?" tanya Hazel.

"Karena aku pakai baju serba hitam, harusnya kau mengimbangi dengan baju warna cerah, jadi kita tidak seperti orang yang baru melayat,"

Hazel seketika menatap sinis Bangchan.

"Kalau begitu kenapa tidak kau saja yang pakai baju warna cerah?" timpal Hazel.

"Tidak cocok untukku,"

"Kau bebas berpakaian apapun, aku pun juga begitu,"

"Hah, baiklah," dengus Bangchan sembari menyalakan mesin mobilnya.

"Kau mau makan apa?" tanya Hazel.

"Bibirmu," jawab Bangchan asal, yang membuat Hazel berdecak kesal.

"Kau mau aku hajar lagi?"

Bangchan mencondongkan sedikit tubuhnya ke samping, "Ayo, hajar,"

"Sialan,"

"Kau sendiri mau makan apa?"

"Steak, aku mau steak dengan wine,"

"Aku tidak minum alkohol, meskipun itu anggur,"

"Kau ternyata sangat culun,"

"Tidak bisa minum alkohol, bukan berarti culun. Kau yang culun, menilai orang culun dari masalah minum,"

"Ya, yaa... aku benar-benar lelah bicara denganmu,"

"Kau pikir aku tidak?"

Hazel tidak merespon, ia menyandarkan punggung serta kepalanya pada jok, sembari menatap keluar jendela mobil.

Bangchan beralih menyetir menggunakan satu tangan, sementara tangannya yang satu lagi tiba-tiba ia letakkan di atas lutut Hazel, yang membuat gadis itu terkejut, dan otomatis menangkis tangan Bangchan, sembari mengangkat kakinya ke atas jok. Untung ia pakai celana jeans malam ini, bukan gaun ataupun rok seperti yang biasa ia kenakan.

Hazel lalu memelototi Bangchan yang malah tertawa.

"Kau ini benar-benar kurang ajar, ya?" desis Hazel jelas.

"Maaf, tapi kau melamun, aku takut ada setan merasukimu," kata Bangchan.

"Kau mau mengajakku bercanda, heum? Sama sekali tidak lucu,"

"Hei, Hazel, bisa tidak kau tenang sebentar? Marah-marah terus," ucap Bangchan.

"Kau bisa tidak menggangguku sebentar saja?"

Wedding Bo2s | Bangchan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang