CHAPTER 50

60.7K 5.1K 122
                                    

Mobil Lucius masuk ke pekarangan rumah mewah, Bianca tidak terkejut melihat rumah tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil Lucius masuk ke pekarangan rumah mewah, Bianca tidak terkejut melihat rumah tersebut. Bianca sudah menduga bahwa rumah Lucius itu mewah. Mengingat bahwa Lucius itu seorang putra dari boss besar.

Bahkan saat turun dari mobil Lucius tetap menggandeng Bianca masuk ke dalam rumah.

Seorang pelayan menyapa Lucius yang baru saja masuk dengan Bianca, Lucius memberikan tas milik Bianca kepada pelayan tersebut.

“Tolong simpan tas ini di kamar saya ya, oh ya. Mama dimana?”

Pelayan tersebut menerima tas milik Bianca, “Nyonya sedang berada di kamarnya. Biar saya panggilkan sembari menaruh tas ini di kamar Tuan Lucius.”

Lucius menganggukkan kepalanya, kini ia kembali mengalihkan fokusnya kepada Bianca. Ia membawa Bianca untuk duduk di sofa ruang tamu.

“Kenapa kau menyuruh pelayan itu menyimpan tas ku di kamar mu?” tanya Bianca kepada Lucius, bahkan dalam keadaan seperti ini Lucius dengan sengaja menahan tas Bianca. Agar Bianca tidak bisa sembarangan pergi, dompet dan uang milik Bianca ada disana semua.

Lucius diam tak menjawab pertanyaan Bianca, tanpa dijawab pun Bianca pasti sudah tahu tujuan dan maksud Lucius yang sebenarnya.

“Ada apa Lucius, kenapa kau tiba-tiba pulang kemari. Ku pikir kau sudah tidak ingat lagi jalan ke rumah ini setelah kau mulai mengambil alih satu persatu bisnis Papa mu.” ucap Carolina sembari mendekat ke ruang tamu, Carolina terkejut saat melihat bahwa Lucius datang tidak sendirian.

Disebelah Lucius ada seorang wanita dengan mata sembab dan hidung memerah. Carolina menghela nafas berat setelah melihat hal tersebut. Ia menatap jengkel putranya itu.

“Apalagi ini Lucius, apa wanita ini datang kemari menangis dan mengaku mengandung anak mu?” Carolina terlihat kesal, bagaimana ia tidak jengkel. Carolina baru saja bebas dari masalah yang bernama Evelyn. Sekarang muncul lagi wanita lain, baik Lucius maupun Reinhard selalu saja membuat Carolina pusing.

“Ma, Mama salah paham. Bianca tidak hamil. Dan Ma, Bianca itu bukan seperti wanita-wanita yang sering datang kemari mengaku hamil anak ku.” Lucius berdiri, begitu pula dengan Bianca.

“Ini Bianca, putri dari Paman Asher.”

Mata Carolina membesar ketika mendengar nama yang ia kenali disebut, “Putri Asher? Maksud mu Asher yang ku kenal? Tapi putri Asher sudah tiada, begitu pula Asher dan istrinya.”

Lucius menggelengkan kepalanya, ia membawa Bianca mendekat ke arah Carolina. “Tidak Ma, putri Paman Asher masih hidup. Ini Bianca, putri Paman Asher.”

Bianca dan Carolina saling bertatapan, Bianca tidak tahu harus apa namun Carolina menatap wajah Bianca serius. Meneliti fitur wajah Bianca, matanya terlihat agak berkaca-kaca saat menyadari bahwa wajah Bianca memang mengingatkannya dengan seseorang. Yaitu Melanie. Istri Asher.

Her Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang