♛15♛

147 17 7
                                    

Minchan bangun dan berjalan tertatih-tatih keluar dari rumahnya dan menuju taman yang tak jauh dari sana.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, tertera nama hoyoung disana. Minchan dengan tenaga yang tersisa menggeser ikon berwarna hijau dan menempelkan ponselnya di telinga.

'...'

'Halo? Ada apa?'

'...'

'Aku gapapa kok'

'...'

'Aku lagi di taman, abis dihajar preman'

'...'

Minchan mematikan sambungan telponnya, ia memasukkan kembali ponselnya.

Ia lalu duduk disalah satu bangku taman yang ada disana. Sembari menahan perih di sekujur tubuhnya, ia mulai menitikkan air mata.

"Sampai kapan gue hidup kaya gini?" tanyanya pelan.

Ia sudah lelah dengan kelakuan sang ayah, yang masih saja suka menyakitinya. Andai saja ia bisa kabur dan menghidar sudah ia lakukan sejak dulu, tapi sang ayah selalu saja berhasil menemukannya dan mengancam dirinya.

 Andai saja ia bisa kabur dan menghidar sudah ia lakukan sejak dulu, tapi sang ayah selalu saja berhasil menemukannya dan mengancam dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu kenapa bisa luka-luka gini?" tanya Hoyoung khawatir sembari mengobati luka-luka Minchan yang terdapat di wajah dan tangannya.

"Abis dihajar preman" jawab Minchan pelan.

Hoyoung mengernyitkan alisnya.

"Masa sih? Yaa kali digebukin preman kaya gini? Ini mah luka cambukan" tanya Hoyoung.

Minchan hanya diam, menunduk tanpa berani menatap Hoyoung.

"Ada yang kamu sembunyiin dari aku? Dari kita?" tanya Hoyoung.

Minchan bungkam. Hoyoung menghela napasnya.

"Chan, seberat apapun beban masalah kamu gak ada salahnya buat berbagi sama aku. Sama kita" Hoyoung menepuk bahu Minchan pelan.

"Aku belom siap buat cerita" Ucap minchan.

Hoyoung senyum, "gapapa mungkin nanti kamu akan siap menceritakan semua masalah kamu" ucapnya.

Hoyoung senyum, "gapapa mungkin nanti kamu akan siap menceritakan semua masalah kamu" ucapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangmin pulang tanpa Yeonho dan Yongseung, ia berencana untuk berjalan-jalan sebentar.

Pada akhirnya, disinilah Kangmin berada. Disebuah tempat makanan yang menyajikan banyak sekali makanan enak dan sedap.

Bau harum tercium menggoda hidung dan lidah Kangmin, ia berjalan menuju salah satu stan.

Eommuk, Kangmin membeli itu. Ahh ia jadi ingat, dulu ia dan ayahnya sering kesini, membeli banyak makanan dan salah satunya eommuk ini.

Setelah memakannya, Kangmin membeli beberapa gorengan dan boba.

Ia menuju ke stan yang sama yang selalu ia dan ayahnya kunjungi dulu sebelum semuanya berubah.

Selesai membeli, Kangmin duduk disebuah bangku yang ada disana. Disana sangat ramai, namun Kangmin merasa kesepian.

Ia dengan tenang memakan makanannya, orang berlalu-lalang bersama orang yang mereka sayang tersaji dihadapan mata.

Seketika mata Kangmin memanas, ia rindu ayahnya. Ia rindu dimana sang ayah selalu membelikannya hadiah ulang tahun dan natal, ia rindu membeli jajanan bersama sang ayah, ia rindu bermain dengan sang ayah. Yang pasti Kangmin sangat rindu sosok ayahnya yang dulu.

Ayahnya yang selalu khawatir ketika kangmin sakit, yang selalu mengajarinya, yang selalu bermain dengannya. Ia rindu semua itu. Andai waktu bisa diulang, ia takkan pernah menyia-nyiakan waktu itu, ia takkan pernah mengijinkan ayahnya untuk menikah lagi.

Namun apa daya, nasi sudah menjadi bubur? Waktu itu tak bisa terulang, dan hanya penyesalan yang Kangmin dapatkan saat ini.

Namun apa daya, nasi sudah menjadi bubur? Waktu itu tak bisa terulang, dan hanya penyesalan yang Kangmin dapatkan saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yeon? Kamu baik?" tanya Yongseung saat keduanya berada di bus.

Yeonho menatap Yongseung.

"Aku baik kok" jawabnya dengan senyum.

"Kalau ada masalah cerita aja Yeon" kata Yongseung.

"Gak ada kali. Kamu aja mungkin yang punya masalah" ucap Yeonho.

Yongseung senyum tipis, "Gak ada juga"

"Terus kemarin kenapa sakit?"

"Aku cuman kecapean, banyak tugas. Jadi wajar dong kalau aku sakit?"

Yeonho mengangguk, betul juga pikirnya.

"Kira-kira Kangmin pergi kemana?" tanya Yongseung, tiba-tiba saja ia khawatir pada adiknya itu.

"Paling cuman cari jajan, abis itu langsung pulang. Dia mana berani main jauh-jauh apalagi sendirian" jawab Yeonho.

Betul, Kangmin itu anaknya manja dan kemana-mana harus ditemenin karena takut nyasar. Jadi Yeonho berpikir, kalau Kangmin takkan pergi terlalu jauh.

"Semoga aja dia tau jalan pulang" ucap Yongseung.

"Kamu sama Kangmin sama yaa" celetuk Yeonho.

"Hah? Gimana?"

"Iya sama, sama-sama saling khawatir"

"Kemarin waktu kamu sakit Kangmin sampai gak mau sekolah karena pengen jagain kamu. Dan sekarang kamu khawatirin dia, takut nyasar dan gak tau jalan pulang" jelas Yeonho.

Yongseung terkekeh, "Dia adek kesayanganku" ucapnya.

zfnnn13_

Moment || Verivery ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang