LSIH (5) - 7. Preamble of Love 💕

4.5K 525 72
                                    


  Hati-hati dengan hati. Meski tak bermata, tak berpendengaran, tak berindera. Tetapi ia tahu tempat yang tepat untuk disinggahi.
Pemilik Hati lebih tahu semuanya.

💕💕💕

  Meski cinta bukanlah segalanya namun segalanya menjadi hambar tanpa cinta. Meski banyak rumah tangga yang dimulai tanpa adanya cinta, namun seiring berjalannya waktu cinta memang harus ditumbuhkan. Walau ada yang menikah karena proses perjodohan tetapi, menumbuhkan cinta saat sudah bersama harus diupayakan. Meski memulai dengan bertaaruf dalam  waktu singkat, rasa cinta juga bisa tumbuh.

    Tak kenal maka tak sayang. Begitulah faktanya. Mengenal pasangan itu salah satu misi pernikahan. Berapa lama? Selamanya. Mulai ijab hingga mungkin sang Rabb yang memisahkan. Bukankah memang suami dan istri adalah dua manusia yang tak hanya berbeda jenis kelamin, tetapi berbeda dalam banyak hal. Dengan terus mengenal, makin dalam terus hingga ke dalam, membuat rasa cinta tumbuh. Bukan sekedar karena ala biasa, tetapi karena kenyamanan hati dengan saling mengenal.

    Mengenal tiap detail tubuhnya, mengenal makanan kesukaannya,  belaiannya, sapaannya, mengenal kelembutannya,  ketegasannya, semuanya mulai dikenal. Hingga hati bertaut tak mudah terpisah. Karena sesudah kenal, tumbuhlah rasa sayang. Tak ingin berpisah, rindu jika berjauhan, merasa saling mengisi dan membutuhkan. Itulah hakikat cinta yang tumbuh karena ala biasa.

    Dengan teori tadi bukan berarti menjadikan alasan bolehnya kita berpacaran untuk saling mengenal. Karena alasan apapun meski tujuannya baik kalau tak sesuai kaidah syara' tentulah tertolak dan dosa. Lagipula tak ada jaminan, jika cinta katanya tumbuh dari awal dan sangat mengenal lama membuat langgeng pernikahan. Sudah banyak contohnya.

"Tidaklah beriman seseorang diantara kalian hingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa" (HR. Abu Hatim)

    Maka jika memilih antara mencintai atau dicintai, sebetulnya lebih nyaman saling mencintai. Karena tak ada keseimbangan tanpa kata saling. Tak ada kesepakatan jika hanya dari satu kubu. Dan setinggi-tingginya cinta adalah saling mencintai karenaNya.

   Pagi sudah menjelang kembali. Kicauan burung yang seolah paham bergantinya waktu kembali terdengar. Sinar matahari selalu terbit di waktu yang sama. Sungguh keteraturan dari  Al Aziiz, sang Maha Agung.

    Agak ragu Jihan memasuki gerbang kampus. Sungguh kejadian semalam masih sangat diingatnya. Tentang pesannya pada pak Abizar yang typo. Sebenarnya typo dalam mengirim pesan sangat lumrah terjadi. Bukan kali ini saja Jihan mengalami. Menulis typo atau menerima pesan typo.

    Tapi masalahnya disini bukan tentang sekedar tulisan typo. Namun tentang siapa orang yang dikirimi dan bunyi typo yang nyaris menyerempet sensitivitas perasaan. Ah, tapi nasi sudah jadi bubur ditambah suwiran ayam, kerupuk dan kacang. Enak buat sarapan kalau itu. Percuma menyesal. Toh pak Abizar sudah membacanya.

     Sedikit canggung Jihan memasuki gerbang kampus manajemen. Gadis yang hari itu memakai gamis biru muda dengan paduan hijab lebar biru dongker yang sangat kontras dengan kulit Jihan, menoleh ke kanan dan ke kiri. Sejujurnya, Jihan berharap agar jangan sampai bertemu dengan dosen tampan level dua itu. Ya, paling tidak untuk pagi ini. Rasa malu Jihan, akibat typo semalam belum hilang.

    Jihan bisa bernapas lega ketika ia tak menemukan pak Abizar. Jihan pun melangkah santai mulai menyusuri koridor. Hari ini jam kuliah baru dimulai jam delapan. Pagi ini Jihan datang lebih pagi dan tidak terburu-buru seperti kemarin. Jihan tak ingin adegan yang katanya sering ada di FTV itu terulang lagi. Meski Jihan tak paham apa itu FTV. Jihan tahunya sinetron tersanjung karena nama pemainnya sama dengannya, Jihan Fahira. Jihan pernah melihat sinetron jadul tersebut di aplikasi yucub.

Love Story in Hospital 5 (Always Forever in Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang