Mobil hitam yang di tumpangi Ruben serta Betrand melaju membelah jalanan, menuju gedung megah tempat konser super mega bintang dilaksanakan. Lagu sahabat kecil milik Betrand mengisi kekosongan, diiringi senandung dari penyanyi aslinya. Remaja itu tampak begitu antusias bernyanyi sambil menatap gedung-gedung menjulang di sepanjang jalan.
Ruben yang melihat itu hanya mampu tersenyum kecil, membiarkan Betrand menatap senang keluar tanpa ingin dia ganggu, dia hanya ingin Betrand menikmati waktu yang berlalu tanpa sendu dan takut yang anak itu rasakan. Iya, meski nanti mereka akan dipisahkan, disisa waktu yang ada Ruben hanya ingin Betrand bahagia.
"Ayah..."
Mendengar panggilan Betrand, Ruben berdehem pelan dengan senyum terpatri manis di bibirnya, menunggu apa yang ingin putranya itu sampaikan.
"Kakak mau tinggal sama Ayah terus, kapan kakak bisa tinggal sama Ayah?"
"Secepatnya ya sayang ya, kan kita harus ngomong dulu sama oma, opa, sama Bapak, Mama"
Betrand mengangguk kecil lalu kembali menatap jalanan diluar sembari terus menghitung gedung-gedung tinggi yang mereka lewati.
"Emmm Ayah, kakak boleh punya HP gak biar nanti kalau kakak pulang, kakak bisa telpon Ayah, Bunda?"
Ruben mengangguk lalu mengelus puncak kepala putranya sayang. Pria itu memamerkan senyum manis miliknya membuat Betrand yang melihat senyum manis sang ayah pun ikut tersenyum manis. Setelahnya hening kembali mengisi namun hangat tetap tinggal memberi mereka kenyamanan untuk tetap berlama-lama bersama hingga lobby megah sebuah gedung menyambut mereka.
Ayah dan anak itu segera turun dan menuju tempat acara mereka berlangsung. Disana telah ada Jordi yang menunggu mereka di antara kursi penonton yang belum terisi siapa-siapa.
"Kakak gih sama Uncle dulu ya, Ayah mau ke Uncle igun dulu, ok?" Ucap Ruben sembari mendarat kecupan sayang di dahi Betrand. Setelahnya pria itu berlalu meninggalkan Betrand menemui Igun di atas panggung.
"Iya, Ayah"
Dan Betrand membawa langkahnya mendekati Jordi yang duduk nyaman di deretan kursi penonton. Setelah mencium punggung tangan Jordi, Betrand beranjak mengambil duduk disebelah Jordi dengan memusatkan tatapannya pada Ruben dan Igun di atas panggung.
"Uncle, ini konser ya, konser tunggal?" Tanyanya sembari tetap fokus pada kesibukan di atas panggung.
"Iya, kenapa? Kakak mau?" Tanya Jordi menatap lekat mata sayu Betrand.
"Iya, kapan ya kakak bisa konser kayak gini?"
"Aamiin, berdoa dan berusaha terus ya kak" Ucap Jordi sembari mendaratkan elusan sayang di puncak kepala Betrand.
Mendengarnya yang dikatakan jordi, Betrand mengangguk pelan. Detik berikutnya, matanya kembali menatap kesibukan di atas panggung, mempersiapkan konser yang tak lama lagi dimulai. Dia jadi membayangkan jika panggung yang megah di depan adalah panggung besar miliknya, dimana orang-orang yang datang untuk melihat aksi panggungnya, dimana tepuk tangan itu tertuju untuknya.
Betrand hanya berharap hari itu tiba, hari itu akan ada untuk dirinya, hari itu akan datang dan memberi bahagia pada orang-orang yang ia cinta.
.
Waktu cepat sekali berlalu, cepat sekali menorehkan berbagai macam rasa, cepat sekali mengukir begitu indah kisah. Betrand berdiri tegak di tengah ramai orang-orang sibuk berlalu lalang, sisa dari konser besar yang baru saja diselesaikan.
"Kakak sini kak!" Panggil Ruben.
Mendengar panggilan Ayahnya, Betrand membawa langkahnya mendekati Ruben, Igun dan sahabat Ruben lainnya. Anak itu menundukan kepalanya dalam ketika begitu banyak tatap yang terarah padanya membuatnya canggung dan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurnakan Cinta ✓
RastgeleAku pernah menyampaikan rasaku lewat aksara beku yang kuungkap dengan cinta... Hingga saat ini aksara beku itu masih menyimpan kenangan tentang cinta... Dan selamanya aksara beku ada untuk mengungkapkan cinta... Story tentang bagaimana seorang bocah...