7

25 6 1
                                    

Happy reading

*Langit Senja*



Hari ini SMA Bangsa mengadakan bakti sosial. Semua murid diwajibkan untuk mengikuti acara tersebut. Tak terkecuali Langit dan ketiga temannya.

Langit membawa beberapa kardus berisi makanan dan kebutuhan lainnya dari rumah. Ketiga temannya juga membawa beberapa kardus yang berisi kebutuhan pokok.

Sama halnya dengan Senja dan Billa, dia juga membawa beberapa alat tulis yang sudah tidak terpakai serta pakaian dan bahan makanan. Memang tidak sebanyak yang dibawa oleh Langit. Yang terpenting Senja memberinya dengan ikhlas.

Semua murid berkumpul di lapangan sekolah. Dan semua bahan yang akan dibagikan juga sudah ditata rapi untuk segera di bagikan. Semua anggota OSIS dan juga guru guru pun sudah stay di lapangan.

Dalam bakti sesial kali ini akan dibagi ke dalam beberapa kelompok. Pembagian kelompoknya yaitu antara kelas 11 dan kelas 12 dicampur. Untuk kelas 10 masih dipandu oleh guru.

Guru membacakan pembagian kelompok. Billa dan Senja tidak satu kelompok. Billa satu kelompok denga pacarnya Ardi. Pembacaan kelompok terakhir yaitu Senja, Putri, Azriel, dan Langit.

"Sen, lo satu kelompok sama kak Langit." Billa berbisik pada Senja

Senja melirik ke arah Billa, "iya udah tau." Ucap Senja

"Lo yakin mau sekelompok sama kak Langit, nanti lo dijahatin lagi sama kak Langit,"Billa berucap dengan nada khawatir, "apa kita tukeran aja?" Tanya Billa

Senja memandang Billa dengan tersenyum simpul,"ngga usah, lagian kan ngga cuma sama kak langit aja kan. Ada kak Azriel sama Putri juga. Jadi ngga usah khwatir ya!"Senja mengatakan dengan penuh pengertian

"Ya udah deh. Tapi kalau ada apa apa lo harus bilang sama gue ya!"final Billa

"Iya, pasti!"balas Senja

Guru mengintruksikan untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing. Pandangan Senja bertemu dengan Langit. Langit langsung memalingkan wajahnya ke arah lain. Dalam hati Langit masih marah dengan Senja karna kejadian semalam.

Pandangan Senja juga bertemu dengan Azriel. Kalau biasanya Azriel akan tersenyum dikala bertatapan dengan Senja, sekarang Azriel pura pura tidak melihat. Palahan Azriel langsung pura pura mengobrol dengan Putri.

Senja melangkah mendekat ke arah Langit,"Kak Langit bawa apa?"tanya Senja

"Ngapain tanya-tanya!"sinis Langit," tuh tanya aja sama pacar lo." Tunjuk Langit ke arah Azriel

Senja tertawa mendengar ucapan Langit,"Kakak apaan sih, siapa juga yang pacaran."ucapnya

"Alah ngga usah bohong deh jadi cewek, udah murahan juga masih aja ngga mau ngaku."sinis Langit sambil menunjuk muka Senja dengan jarinya

"Kakak ngomong apasih, aku sama kak Azriel itu emang ngga pacaran."Senja menjelaskan pada Langit

"Dasar murahan." Langit mengatakan dengan nada ketus

"Bener kak, aku sama kak Azreil emang ngga pacaran. Kalau kakak ngga percaya tanya aja sama kak Azriel." Senja masih menjelaskan pada langit

"Mana ada sih orang kaya lo omongannya bisa dipercaya. Udah miskin murahan lagi "ucap Langit dengan memicingkan matanya

"Kenapa sih kak, kakak ngga pernah ngehargai aku, kakak juga ngga pernah percaya sama aku, aku salah apa sama kakak. Kalau seandainya aku bisa milih aku milih ngga pernah jatuh cinta seumur hidupku kalau kenyataannya jatuh cinta yang aku rasakan justru membuat banyak luka pada diriku, kak. Pertama aku jatuh cinta, ternyata aku jatuh cinta pada orang yang bahkan ngga pernah mau aku datang dalam hidupnya. Dan, ya aku emang orang miskin. Aku orang ngga punya. Aku hanya murid yang keterima disekolah elit berkat beasiswa. Dan beda jauh sama kak Langit yang orang kaya dan memiliki banyak uang. Dan terus kalau aku miskin bisa di injak injak kayak gini. Maaf kak aku terlalu berharap lebih sampai lupa kalau aku siapa." Senja mengatakan dengan menahan tangisnya yang mau meledak

Dalam hati Langit, ucapan Senja bener bener bisa menyentuh hatinya. Tapi Langit ya tetap Langit. Orang yang sulit untuk percaya sama orang.

"Dengan lo ngomong kayak gitu, lo pikir gue mau kasihanin lo, gak mungkin!" Setelah mengatakan itu Langit pergi meninggalkan Senja

Senja menatap punggung Langit yang menghilang menjauhi lapangan. Hatinya sakit mendengar penuturan Langit. Senja menepuk dadanya, rasanya sangat nyeri sekali. Ucapan Langit benar benar membuatnya terluka.

***

Acara bakti sosial telah terlaksana dengan lancar. Semua murid di kasih jam bebas, karna waktu pulang tinggal sebentar lagi.
Senja menghampiri Billa di dalam kelas.Di dalam kelas hanya ada beberapa murid saja. Selebihnya pada pergi ke kantin. Atau sekedar istirahat di luar kelas.

Melihat kehadiran Senja yang menampakkan wajah pucat, Billa buru buru mendekat kearah Senja dengan raut wajah khawatir.

"Senja lo kenapa? Muka lo pucet banget. Sini sini duduk dulu." Billa mengatakan denga nada khawatir

"Gue ngga papa Bill."jawab Senja denga tetap tersenyum. Padahal dalam hati, perasaannya saat ini bener bener sakit. Dibilang murahan oleh orang yang kita cintai.

"Nih minum dulu. Kalau lo sakit ngapain tadi ikut baksos. Kan bisa izin sama panitia biar lo istirahat aja."Billa terus berbicara dengan nada khawatir.

"Gue ngga kenapa kenapa Billa. Orang cuma kecapean. Udah biasa kali."ucap Senja

"Beneran lo ngga papa?"tanya Billa lagi

"Iya gue ngga papa."jawab senja gemas pada Billa

Sebenarnya akhir akhir ini Senja sering merasa lelah dan badannya lemas. Tapi Senja tidak pernah memikirkannya. Dia selalu menjalani aktivitasnya seperti biasa.

"Gimana acara lo tadi malem Bill?"Senja mendadak kepo dengan apa yang terjadi tadi malam pada sahabatnya

"Sen gue bener bener seneng banget tadi malam. Lo tau kak Ardi romantis banget. Udah gitu dia perhatian banget, ganteng dan juga sayang banget kayanya sama gue." Billa antusias menceritakan kejadiannya tadi malam.

"Syukur deh, gue seneng dengernya. Akhirnya sahabat gue udah punya pacar yang tulus sayang dan setia. Gue kapan yah kaya lo?" Senja bertanya pada Billa

"Loh kok gitu sih Sen, suatu saat nanti pasti lo juga ngerasain kok. Tenang aja" Billa menepuk nepuk pundak Senja." Tuhan tidak pernah salah memberikan jodoh pada umatnya. Dan gue yakin suatu hari nanti lo bisa bahagia Senja." Billa berseru semangat

"Iya, semoga aja." Muka Senja berubah menjadi sendu

"Eh lo kok jawabnya gitu? Harusnya lo jawab amin kek. Lo punya masalah sen? Ayo dong cerita." Billa membujuk senja

"Kayanya gue ngga pernah bisa bahagia Bill." Wajah Senja menerawang ke arah depan.

"Jangan ngomong macam macam ya Sen!" Billa memperingati Senja

"Udahlah lupain." Senja kembali tersenyum memandang Billa

"Kalau ada masalah cerita sen, kamu kalau anggap gue sahabat harusnya lo bisa berbagi sedikit masalah Lo sama gue. Kalau ada yang bisa gue bantu pasti gue akan senang bantu lo." Ujar Billa

"Gue emang ngga pantes ya buat kak Langit?" Tanya senja. "Kenapa kak Langit ngga bisa kasih gue kesempatan dan selali nuduh gue yang nggak nggak." Senja bercerita dengan menahan air matanya yang siap jatuh

"Kamu diapain sama kak Langit? Bilang Sen!" Sergah Billa

"Ngga di apa apain kok. Aku cuma sedih aja saat kak Langit bilang kalau aku murahan"tangisan Senja meledak. Setetes demi setetes air mata Senja luruh. Langsung saja Senja menyeka dengan kasar.

"Hah"Billa kaget mendengar ucapan Senja." Emang Langit bangsat." Billa meluapkan emosinya

*Langit Senja*

Ucapan dalam kenyataan memang sekejap terlupakan. Tetapi ucapan itu membekas di hati dan pikiran untuk waktu yang lama.

Senja

Jangan lupa vote dan komen...

Kebumen,2020
💖   
Uswatun Khasanah

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang