10

20 4 1
                                    

Happy reading




Keesokan harinya, langit seperti biasa akan bersiap berangkat ke sekolah. Tapi kali ini hanya ada bundanya yang sedang duduk di kursi meja makan dengan pandangan menatap kosong. Langit masih sedikit sakit melihat pemandangan seperti ini. Tapi dia juga ngga boleh menyalahkan salah satu dari kedua orangtuanya, karena itu juga sudah menjadi keputusan mereka berdua.

"Pagi Bun,"sapa langit sambil mencium pipi sang bunda dengan sayang

"Eh,"kaget sang bunda."pagi juga sayang, yuk buruan sarapan. Nanti telat loh kesekolahnya."ucap bunda dengan tangan yang sedang mengambilkan Sarapan untuk putra kesayangannya

"Kalau telat ya puter balik lah Bun. Ngapain nungguin gerbang."jawab langit dengan kekehan

"Kamu ini yah, dibilangin bandel."ucap bunda langit dengan mencubit pipi langit gemas

"Ish bunda mah, kalau gemes tuh jangan suka nyubit pipi langit. Nanti tambah tembem loh, ntar ngga ada lagi yang mau sama Langit, nanti bunda ngga punya mantu loh,"goda langit pada sang bunda

"Mana ada, kalau kamu tambah tembem berarti kamu tambah ganteng, jadi pasti banyak yang daftar jadi mantu bunda."jawab bunda langit ngga mau kalah

"Emang kerja bun pake daftar segala."ujar langit tertawa

"Udah udah, sarapan palah bicara aja dari tadi."ucap bunda mengakhiri candaan

Setelah menyelesaikan sarapannya, langit segera bersiap untuk berangkat ke sekolahan. Langit berdiri dan bersiap untuk pamit pada sang bunda.

"Bun, langit berangkat dulu yah. Bunda baik baik di rumah, jangan sedih lagi."ucap langit dengan menyalimi tangan sang bunda serta mencium pipinya

"Iya, hati hati di jalan. Jangan ngebut, bunda ngga sedih lagi kok."jawab sang bunda dengan membalas mencium pipi putranya

Perjalan menuju sekolahan terlalui begitu saja. Ngga ada yang istimewa sama seperti hari hari lain. Senja melangkahkan kaki menuju halte terdekat untuk menunggu bus lewat. Tapi sudah sepuluh menit menunggu, bus tak kunjung lewat, biasanya senja menunggu lima menit saja bus sudah lewat, apa senja telat sehingga ketinggalan bus.

Senja masih duduk di halte dengan mengayun ayunkan kakinya karena bosan.

Tinn tinn

Mendengar suara klakson yang mengagetkan, senja mendongak menatap orang yang membunyikan klakson tersebut. Ya, dia langit yang dengan iseng membunyikan klakson motornya.

"Kak langit ngapain?kenapa berhenti?bukanya langsung berangkat ke sekolah!"ucap senja

"Naik buruan!"perintah Langit

"Hah,"ucap senja cengo

"Naik buruan. Bentar lagi bel, kamu mau telat nyampe sekolahnya."ucap langit sambil menunggu senja yang masih diam dengan tampang cengonya

"Eh...naik ke mana?kan busnya belum ada. Masa iya naik ke motor kakak, nanti pacar kakak pada cemburu sama aku."ujar senja dengan tersenyum

"Buruan naik ke motor gue!ngga ada yang cemburu, dah buruan naik."ucap langit sudah lumayan kesal karena senja menjawab Mulu

"Eh- iya."ucap senja dan melangkah menaiki motor Langit

Ini kali pertama senja dapat berboncengan dengan Langit. Benar benar berasa kaya mimpi, senja sangat senang akhirnya dia bisa lebih dekat dengan langit.

"Pegangan!"perintah Langit dengan sedikit mengeraskan suaranya

"Hah-"jawab senja, karna dia tidak begitu jelas dengan ucapan langit

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang