17. Hal yang Membuat Rizka Terkejut

37 10 0
                                    

Lampu hijau berganti merah membuat mobil yang Haidar naiki berhenti, entah kebetulan atau gimana mantan istri Haidar berhenti di sebelah mobil Haidar.

Jika kalian tanya siapa yang mengemudikan mobil, jawabannya supir yang hanya disewa Haidar untuk sehari. Orang kaya bebas, yang seharusnya bisa memakai taksi dan sebagainya saja malah memilih menyewa supir sehari.

"Emang taksi ada tukangnya, Yah?" sahut Irma tanpa menoleh, Irma belum menyadari di sebelah mobilnya ada ibunya. Irma hanya mendengar percakapan dari saat ayahnya bilang tukang ojek saja.

"Ada, itu yang mengemudikan taksinya kebetulan kuli bangunan," jawab Haidar asal ucap. Matanya mengarah ke sisi jendela mobil di mana terdapat mantan istrinya sedang berbincang dengan sang pembawa ojek.

"Tukang sama kuli beda, Ayah."

Haidar terlalu fokus dengan mantan istrinya sampai dia sendiri tidak sadar apa yang dibicarakan. "Samain aja, kasihan dibeda-bedain."

Irma bingung, Haidar ini sedang mencoba beralih menjadi pelawak atau bagaimana? Irma menoleh pada Haidar, matanya mengikuti arah pandang Haidar.

Pantes aja ga nyambung ditanyain, batin Irma.

Risqi sejak tadi memperhatikan obrolan mereka sedikit terkekeh. "Ayah mau buka kaca jendela gak? Siapa tau bosen pake ac."

"Atau mau ngikutin ibu? Samperin ibu gitu, aku juga sedikit kangen sama ibu," lanjut Risqi. Bagaimana pun perlakuan ibunya ke ayahnya, Risqi tetap sadar kalau dirinya rindu sosok ibu.

Tanpa diduga, Haidar mengangguk. "Pak! Ikuti ojek yang di sebelah mobil ini, ya."

Supir sewaan Haidar hanya mengangguk sebagai jawaban. Lampu hijau menyala, mobil Haidar melaju mengikuti ojek yang membawa mantan istrinya.

Lima belas menit mengikuti, ojek itu berhenti di sebuah rumah makan tidak terlalu mewah namun terkesan elegan. Mobil Haidar berhenti tak terlalu jauh dari tempat mantan istrinya turun dari ojek. "Ayo, Yah!"

Haidar melihat Risqi yang sudah membuka pintu mobil yang ada di sebelah Risqi. Haidar menghela napas kemudian turun bersama Risqi dan Irma. Irma berlari ke ibunya. "Ibu!"

Haidar terkejut, ia pun ikut berlari menyusul Irma.

Mantan istri Haidar sedikit kaget, namun ia segera menetralkan raut wajahnya. "Kenapa?"

Haidar berdeham, "Anak-anak Lo kangen sama Lo, Tika."

"Gue sibuk, bye." Tika menjauh, masuk ke rumah makan.

"Ibu ga sayang sama kita, ya?" lirih Irma. Risqi yang melihatnya segera masuk menyusul Tika.

"Ibu! Ibu jahat banget sih udah selingkuhin ayah sekarang bahkan gak nganggep anak-anaknya," cibir Risqi sedikit berteriak sehingga mendapat tatapan aneh dari para pengunjung.

Fyi, Tika ini pemilik rumah makan itu dan tadi dia baru saja pulang dari mini market. Di mini market dia ketemu teman lamanya dan ternyata teman lamanya lesbi dan suka sama Tika, teman lamanya ngejar-ngejar Tika. Alhasil, Tika buru-buru lari dan naik ojek.

****

Rizka sekarang sedang berada di sebuah warung dekat sekolahnya. Rizka baru saja ingin melangkahkan kaki untuk pulang, namun langkahnya terhenti sebab ada yang memanggilnya. "Izka!"

Rizka menoleh ke sumber suara, ia tahu betul siapa yang memanggilnya. Hanya dia yang memanggil Rizka dengan sebutan Izka. Terdapat seorang pemuda di sana yang berjalan menghampiri Rizka. "Mau pulang bareng?"

"Gak usah, Zy. Nanti ngerepotin," jawab Rizka menolak. Ia sedikit tidak enak karena sering diantar pulang dan sedikit canggung.

"Enggak apa-apa kali, Ka. Kayak sama siapa aja. Ayo!"

"Meizy, ih. Gak enak tau kalau keseringan pulang bareng." Rizka melepaskan tarikan Meizy.

Meizy mengerucutkan bibir. "Kenapa gak mau, hm?"

Rizka menghela napas. Teman satu sekolahnya ini memang terlalu baik pada Rizka, Rizka seperti merasa dispesialkan, namun ia tidak mau terlalu kegeeran. "Gak enak kalau ada teman lain liat, nanti jadi bahan gosip."

"Takut dibilang kita ada hubungan?"

Rizka mengangguk. Apalagi Meizy ini cukup banyak disukai siswa-siswa sekolahnya. Bisa-bisa Rizka habis diserbu fans Meizy.

Meizy mengusap pucuk kepala Rizka membuat Rizka mundur satu langkah. "Kalau gitu sekalian aja punya hubungan beneran, mau?"

Rizka yang memang dasarnya sedang mode lemot malah bertanya, "Maksudnya?"

"Kita jadi punya hubungan beneran dong biar enggak perlu ada gosip-gosipan. Lo mau jadi pendamping dan prioritas gue?"

Nada dering dari ponsel Meizy berdering membuat Rizka yang baru ingin bersuara menutup mulutnya kembali. "Bentar, ya. Gue angkat telepon dulu, jangan pulang duluan. Apa pun jawaban lo, gue tetap nganter lo pulang hari ini."

Meizy menjauh mengangkat telepon. Dari kejauhan terlihat Haidar baru keluae dari toko kue. Tatapan Rizka dan Haidar bertemu membuat Rizka segera memutuskan tatapan mereka.

Haidar mendekat ke arah Rizka membuat Rizka sedikit panik. Tanpa pikir panjang Rizka meminta ibunya untuk menjemputnya.

Rizka(Ika): Ibu bisa jemput aku sekarang? Di sini ada om-om pedo

Prata StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang