35. Ti Amo

4.9K 476 127
                                    

TRENTACINQUE

"H--h-hai..."

Jeffrey menjawab sapaan gadis yang masih bertengger di atas pohon mangga tersebut, dengan santai gadis itu menjulurkan tangan kananya seraya berkata. "Salam kenal, nama kamu siapa?" tanyanya dengan sopan.

Masih dengan gugup dan sulit berkata-kata--Jeffrey yang posisinya berada di bawah sementara si gadis berada di atas pohon--mendongak ke atas, ikut menjulurkan tangannya meski tak dapat menyentuh tangan sang gadis.

"Hahaha, aku lupa kalau tangan kamu gak mungkin gapai tangan aku." tawa gadis itu dengan renyah, suara itu bahkan lebih merdu daripada alunan lagu seriosa yang biasa dinyanyikan oleh grup paduan suara sekolah Jeffrey.

Oh Tuhan Yesus, Jeffrey tak bisa berkata apapun saat dihadapkan oleh mahluk sang pencipta yang begitu mempesona. Bahkan saat angin menerpa wajah putih bersih gadis tersebut, membuat si gadis bagai bidadari yang baru saja jatuh dari khayangan. Jeffrey hanya mencoba agar mulutnya tetap tertutup rapat dan tak mengeluarkan liur saat melihatnya. Bahkan Jeffrey masih tak kuasa menjawab si gadis yang bertanya siapa namanya.

Gadis tersebut tampak meneliti penampilan Jeffrey sambil mengernyitkan dahi. "Kamu dari sekolah yang ikut kontes cerdas cermat ya? Dari sekolah mana?"

Sadar akan kebodohannya yang terus terdiam. Jeffrey akhirnya berdehem dan membuka suara guna menjawab pertanyaan gadis tersebut.

"SMA Pelita Surabaya," jawabnya singkat.

"Oh Surabaya, jauh juga ya."

Jeffrey hanya mengangguk, dapat ia lihat gadis tersebut tersenyum padanya kemudian mengucapkan satu kalimat dengan nada menggemaskan yang dapat membuat Jeffrey tertawa jika saja ia tak menahannya.

"Selamat datang di sekolah yang payah ini."

Sekolah ini sama sekali tak payah, malah mengagumkan. Kalau menurut Jeffrey.

"BAYI!!!"

Suara teriakan dari arah kantin membuat Jeffrey mengalihkan pandangannya. Disana ada gadis berambut panjang dengan poni yang menutupi dahinya, ia berteriak kencang memanggil-manggil 'bayi' yang mana mungkin ada bayi disini?!

Ia kembali melihat ke atas pohon, dan si gadis nampak menyembunyikan tubuhnya di antara lebatnya dedaunan. Setelah suara gadis yang terus berteriak kata bayi itu menghilang, barulah bidadari tak bersayap tersebut kembali menampakan diri.

"Cewek tadi udah pergi ya?"

"Iya, kenapa lo ngumpet? Ngindarin dia?" tanya Jeffrey.

Gadis tersebut mengangguk lucu.

"Jadi yang dipanggil bayi sama cewek tadi adalah elo?"

Lagi, si gadis mengangguk.

"Boleh minta tolong gak?"

Jeffrey mengernyit. "Apa?"

Gadis tersebut menunjuk ke arah tembok pojok yang terdapat tangga kayu disana. "Boleh ambilin tangga? Aku gak bisa turun dari pohon." jelasnya malu-malu.

Jeffrey terkekeh kecil, ia kemudian mengangguk. Namun sebelum itu, ada satu hal yang ingin Jeffrey tahu.

"Nama lo siapa?" tanyanya.

Gadis tersebut nampak ingin menjawab, sebelum akhirnya kedatangan seorang pria yang sedang berjalan melewati kantin menarik perhatiannya sepenuhnya. Matanya berbinar dan dengan wajah riang ia melompat dari pohon.

Juliet's House Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang