13. I Can't Escape

688 77 4
                                    

Berusaha menebak-nebak apa yang saat ini wanita di hadapannya tengah pikirkan—Yoongi bertanya dalam benaknya sendiri. Pun ia yang dengan susah payah membangun suasana, agar tercipta lebih baik. Tidak ada kalimat pedas, tidak ada sindiran, jelas Yoongi ingin Aera memahami bahwa dirinya menghargai wanita itu.

Namun, sejak Aera tiba di apartemennya. Bibir itu terkunci rapat. Melunturkan senyuman manis Yoongi yang menyambut kedatangannya. Seketika, Yoongi merasa konyol dan dicampakkan. Teringat satu jam yang lalu, dia memasak begitu semangat. Tak bisa memungkiri, ia benar-benar menyukai Aera.

Diamnya Yoongi pun membuat Aera mengambil keputusan. Aera menarik napas dalam, sebelum dia melepas cincin yang melingkar di jari manisnya. "Aku tidak bisa melanjutkan kebohongan ini." menaruh cincin bermata berlian yang cantik itu di atas meja, dan mengabaikan tatapan mata Yoongi.

"Kau bercanda?" Yoongi terkekeh, mendorong kembali cincin itu mendekat pada Aera. "Aera, jangan memaksaku mengambil tindakan yang merugikan dirimu. Aku tidak memintamu seenaknya mengambil keputusan."

Aera sudah menduga, ini akan terjadi. Di mana, Yoongi menolak untuk mengakhiri. Seolah terjebak Aera tak dapat melarikan diri. Dia harus memikirkan cara yang lain.

"Tapi, Yoon---,"

"Aku tidak suka kau membantahku." kalimat dingin serta mata yang mengintimidasi dari Yoongi, cukup menjelaskan semuanya. Aera tampak menahan kekesalan, mengambil cincinnya dengan kasar. "Kau memang pintar menjebakku, Yoongi. Aku tidak pernah menyangka, ternyata kau punya rencana segila ini."

"Berapa kali lagi harus kukatakan?! Jika aku tidak mau menikah dan terikat!" kesabaran Aera habis, meluapkan emosi yang sudah lama ia pendam, berteriak memaki Yoongi.

Pun ketidakpedulian Yoongi semakin membuatnya berang. Pria itu mendiamkannya, tak acuh beranjak ingin meninggalkan Aera yang dilanda emosi. Tentu saja, Aera tidak tinggal diam. Dia menarik tangan Yoongi, sayang kekuatannya terkalahkan. Tak sebanding dengan Yoongi yang kini memutar balik keadaan. Saat Aera menarik tangannya, Yoongi menepis tangan Aera. Matanya menunjukkan kemarahan yang lebih besar.

"Kau memancing amarahku, Aera." meski Yoongi berkata tanpa ekspresi, Aera tahu betul kemarahan yang terpancar dari mata sabit Yoongi.

Dia berjalan mundur, menghindari langkah Yoongi yang mendekat padanya.

"Menjauh!" Aera sedikit panik.

Ini menjadi permainan menarik bagi Yoongi. Berhasil mengurung Aera di antara kedua tangannya, Yoongi menyeringai. "Apa yang—Yoongi!" bertambah panik, Aera menjerit ketika Yoongi dengan kurang ajarnya merontokkan seluruh kancing kemeja Aera. Dalam waktu dua detik. Hanya menggunakan satu tangan.

Tidak tahu, apakah ini keberuntungan Aera? Hari ini di balik kemejanya, dia memakai kamisol berwarna hitam. Sehingga menutupi tubuh atasnya sampai ke perut.

"Ingin kubuat telanjang?" Yoongi memberi pertanyaan yang tepatnya terdengar seperti sebuah ancaman.

Terburu-buru, Aera menutupi tubuhnya, waspada. "Gila." maki Aera.

Tapi Yoongi tak peduli. "Ya. Aku gila karena kau. Jadi jangan membuatku semakin gila, Aera. Kau belum pernah melihatku memperlakukanmu sebagai tikus percobaan bukan?"

Aera meneguk ludah, sial ini gila. Pikiran-pikiran buruk menjalar dalam isi kepalanya. Apa benar Yoongi memiliki kinky seperti itu? Tamatlah riwayatnya jika itu benar dan terjadi di sini.

LEFLAIVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang