Part 4

7 4 1
                                    

    Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Valery menunggu di parkiran motor untuk bertemu dengan Pangeran.

Meskipun dengan rasa tengsin dan malas.Valery tetep saja harus berbicara dengan cowok itu.

Setelah berpikir lebih jauh, perkataan sahabatnya memang benar. Bukan karena ia takut oleh ancaman Adinda.

Tapi karena, ia harus menjadi orang yang berani untuk mengakui kesalahannya. Mungkin, kemarin-kemarin ia terlalu kesal dan dendam terhadap cowok itu.

Nyatanya, dendam tidak akan pernah enak.

Valery masih menunggu di parkiran, "Itu cowok kemana sih?" Monolog Valery

Ternyata orang yang dia tunggu tak kunjung muncul. Ia malah menemukan seseorang yang dulu membuatnya bahagia.

Namun sayang, semua itu hanya sekilas. Ia dan masa lalu nya tidak pernah akur.

Valery mendelik malas, "Dahlah, pulang aja. Dari pada harus ketemu sama dia!" Baru saja Valery berjalan satu langkah. Ia mendengar namanya dipanggil.

"Valery !"

Valery diam ditempat. Membalikkan badannya dengan malas.

"Kamu pindah kesini?" Tanyanya.

"Keliatannya?" Ketus Valery.

Dia tersenyum, "Aku seneng bisa satu sekolah sama kamu." Ucapnya terdengar tulus.

"Udah?" Tanya Valery datar.

Orang itu mengerutkan dahinya bingung, "Udah gimana?"

Valery berdecak, "Gue duluan." Valery berbalik. Tak lama ia mendengar suara yang ia kenali.

"Sayang, yuk!"

Sayang? Pikir Valery .

"Oh, dia udah bisa gantiin gue? Baguslah!" Valery tersenyum getir.

Setelah itu ia keluar dari sekolah dan mencari taksi.

****

"Lo kenapa ngelamun sih?" Tanya Rei yang melihat Pangeran hanya mengaduk minumannya dengan tatapan kosong.

Pangeran menggeleng, "Ayolah, man! Kita ngejalin persahabatan ini udah berapa lama sih?" Sahut Riko.

"Gue bingung aja, hari ini gue 'kan harus kasih uang ke Bunda." Ucap Pangeran lesu.

"Emang kenapa?" Kepo Rei.

Pangeran menghela nafasnya, "Ya duitnya 'kan kurang. Dipake sama cewek judes itu."

"Maksud lo, Valery ?" Tanya Riko. Pangeran mengangguk.

"Lo bisa 'kan minta sama bonyok lo?" Ujar Rei.

"Itu masalahnya, yang bayarin paket tuh cewek nyokap gue. Jadinya uang jajan dipotong, dua kali lipat malah." Ucap Pangeran kesal.

"Waw, nekat juga ya tuh cewek." Ucap Riko.

"Ya, emang awalnya salah gue nyerempet tuh cewek sampe rusakin senter ijo nya gak jelas." Tutur Pangeran.

"Apaan senter ijo?" Penasaran Rei.

"Itu, yang buat dipake pas konser kpop kpop." Ucap Pangeran.

Rei dan Riko saling menatap satu lain.

"Pfft!"

"Lo bilang senter ijo?" Tanya Riko tertawa.

"Kenapa? Emang iya 'kan?"

"Bukan lah, itu namanya lighstick!" Ujar Riko.

"Ya, bodo lah. Gak penting!" Ucap Pangeran.

"Iya dah, serah!" Ucap Rei dan Riko.

Pengeran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang