"Lo?"
Orang itu tersenyum, "Maaf, Bu. Perkenalkan nama saya Valery." Ujar Valery mengenalkan diri.
"Oh, saya Kinan. Panggil saja Bunda." Ucap Bunda tersenyum.
"Lo ngapain kesini? Ngikutin gue 'kan pasti?!" Sinis Pangeran.
"Ih, sinis mulu lo sama gue!"
"Gue kesini, cuma mau ngasih itu." Ucap Valery menunjuk keluar.
Mobil truk terpakir diluar. 3 orang menurunkan sebuah kulkas dan mesin cuci.
"Ini ada rejeki dari Oma. Katanya, buat bantu anak-anak disini." Ucap Valery.
"Wah, ngerepotin banget. Ini berlebihan malah." Ucap Bunda merasa tak enak.
"Gak apa-apa kok, Bun. Selagi ada, kenapa enggak?" Ucap Valery tersenyum.
"Sebentar, Bunda." Pangeran menarik Valery keluar.
"Maksud lo apa ngasih itu barang?" Ketus Pangeran seperti tidak suka.
"Kenapa sih? Lagian apa yang gue lakuin juga ikhlas kok." Jawab Valery.
"Cih, orang kayak lo mana mungkin punya belas kasihan!" Ucap Pangeran masih ketus.
"Maksud lo apa sih, Ran. Kayak gak suka banget gue ngelakuin hal positif kayak gini."
"Gue juga mau minta maaf soal uang kemarin. Gue ngaku salah, lancang pake duit lo. Gue ngelakuin itu karena gue kesel banget sama lo." Valery blak-blakan.
Pangeran menatap Valery intens dan datar.
"Gue gak tau kalo duit yang ada di hp lo buat sedekahin ke panti asuhan." Ucapnya lagi.
"Jangan sok tau makannya!" Sinis Pangeran.
"Iya ah iya. Udah ya gue udah ganti duit yang lo bakal kasih ke panti. Udah gue transfer."
"Jangan bilang yang transfer Bunda tadi?"
"Iya, gue."
"Gak butuh gue!" Ucap Pangeran.
"Ya biarin, yang butuh anak panti, bukan lo!" Cantika mendelik kesal.
"Terserah, ini terakhir kalinya kita ketemu. Jangan pernah muncul dihadapan gue lagi!" Ucap Pangeran.
Valery menatap bingung, "Lo pikir ketemu sama lo menyenangkan? Yang ada bencana buat gue!"
"Yaudah, anggap urusan kita selesai. Lo maafin gue karena udah nyerempet lo, dan gue juga maafin lo karena udah lancang pake duit gue!" Ucap Pangeran.
Valery memutar bola matanya, memijat pelipisnya merasa pusing. Seketika kepalanya terasa berat.
Valery oleng, tubuhnya tak seimbang. Pangeran yang melihat Valery seperti itu ragu, takut dia benar-benar sakit atau pura-pura.
"Gak usah pura-pura lo!" Valery tidak menggubris perkataan Pangeran.
"Valery !" Teriak Bunda melihat Valery hampir terjatuh.
Bunda membantu Valery, "Pangeran, kenapa diam saja? Bantu Bunda!" Pangeran panik sendiri, lalu membantu Valery memapah ke dalam.
Pangeran mendudukan Valery di sofa. Bunda ke dapur mengambil teh hangat.
Hansel dan Chika menghampiri Pangeran dan Valery.
"Kak, kakak cantik kenapa?" Tanya Hansel.
"Enggak apa-apa kok, dia cuma ngantuk." Jawab Pangeran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengeran
FanfictionPangeran Anrez. Laki-laki berwajah tampan bagaikan Dewa Yunani. Mempunyai lekuk tubuh yang sempurna, membuat siapapun yang melihatnya akan terikat oleh pesona dari seorang Pangeran Anrez. Sudah jelas Pangeran menjadi incaran para siswi SMA Trisakti...