A piece of meeting

192 31 0
                                    

Mobil yang dikendarai Renjun hampir sampai di halte bus dekat kampus. Dan secara mendadak y/n menepuk tangan Renjun yang membuat Renjun menginjak rem mendadak.

"Kalau mau berhenti bilang dong, kaget" ujar Renjun yang masih mencengkram stir mobilnya.

"Maaf, makasih udah nganterin aku. Aku duluan" ujar y/n kemudian langsung keluar tanpa mengindahkan jawaban Renjun.

"Dasar perempuan aneh, untung enggak nabrak siapa siapa" gumam Renjun.

"Lah ngapain ya aku mau nganterin dia? Kan kita enggak kenal?" Tanya Renjun lagi sambil melihat punggung y/n yang sudah mulai menghilang dari pandangannya.

Renjun mengangkat kedua bahunya, kemudian menjalankan mobilnya menuju parkiran. Setelah memarkirkan mobilnya, Renjun berjalan menuju ruang biasa ia berkumpul dengan teman temannya.

Sesampainya disana, Renjun disambut dengan suara yang sangat mengganggu. Bagaimana tidak? Hampir semua teman temannya berbicara dengan nada yang tidak santai dan ada beberapa yang sedang 'bertengkar'. Renjun hanya menggeleng gelengkan kepalanya saja.

"Loh Hyung? Katanya tadi ada urusan sama dosen kok kesini?" Tanya salah satu diantara mereka yang menyadari kehadiran Renjun.

"Saat perjalanan kesini, dosennya bilang besok saat kelas beliau" ujar Renjun sambil duduk di sebelah temannya itu.

"Ah begitu" timpal pria tersebut.

"Jisung, ini pada ngumpul semua apa? Berisik banget" tanya Renjun yang jengah dengan kebisingan di ruangan ini.

"Enggak Hyung, Chenle dan Mark Hyung ada kelas pagi" jawab Jisung.

Renjun mengangguk nganggukkan kepalanya.

Dilain sisi y/n duduk di taman belakang kampus, disana tidak ada siapa pun selain dirinya. Udara yang sejuk membuat y/n sangat betah berlama lama disana.

"Semoga taman ini tidak ada yang tau sampai aku lulus kuliah nanti" gumam y/n berdoa kepada Tuhan.

"Hai" sapa seorang perempuan yang duduk di samping y/n.

Y/n tak menjawab, ia hanya diam dan memandang lurus ke arah depan. Perempuan itu terus menerus menyapa y/n dengan nada yang konstan. Hal itu membuat y/n jengah dan habislah kesabarannya.

"Aku tau kamu bukan manusia, jadi jangan ganggu aku. Pergi sana" usir y/n dengan nada ketusnya.

"Aku itu mau kenalan sama kamu, kamunya aja yang enggak pernah nganggepin aku" ujar perempuan itu.

"Kalau aku nganggepin kamu, ujung ujungnya kamu mau minta tolong ke aku buat balas dendam kan? Basi tau" ujar y/n dengan nada yang sangat ketus dan dingin.

"Aku enggak kayak gitu kok, aku tulus mau kenalan aja" ujar perempuan itu lagi.

"Aku pergi, jangan ikutin aku. Sampai aku liat kami lagi awas aja" ujar y/n langsung pergi dari tempat duduknya.

Sedang sosok itu kembali lagi kewujud aslinya yang sangat menyeramkan. Yah mau bagaimana pun wujudnya, pasti ada cerita dibaliknya.

Skip

Renjun sudah menyelesaikan kelasnya dengan Haechan, Jeno, dan Jisung. Keempatnya berjalan menuju parkiran sambil berbicara.

Keempatnya menjadi pusat perhatian karena ketampanan mereka. Banyak mahasiswi yang mengidolakan keempatnya, atau lebih tepatnya mengidolakan geng mereka.

"Jen, enggak pegel apa senyum terus?" Tanya Haechan.

"Senyum itu sedekah, jadi harus banyak senyum" jawab Jeno.

L.O.V.E ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang