Hellirynaa?

74 12 0
                                    

Cerita kehaluan ini murni karya RynaaLestrange
Yang tiru tiru Ryn santet lhooo hihihi.
Mohon maaf kalau halu dan narsisnya kelewatan ;D

"Mum! Apa aku tak bisa sekolah di rumah saja?" rengek seorang anak perempuan pada ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mum! Apa aku tak bisa sekolah di rumah saja?" rengek seorang anak perempuan pada ibunya.

  Dia Hellirynaa. Tak mau dipanggil dengan namanya itu dan lebih nyaman dipanggil Rynaa. Barusan ia menerima surat pertamanya, dan bisa dilihat ia enggan pergi. 

  "Apa apaan pertanyaanmu? Kau harus sekolah sayang. Dan Hogwart's akan menyenangkan dibanding rumah ini kau tau? Aku akan tunggu kau merengek tak mau pulang setelah ini" kata Mrs Lestrange. Bukan, bukan Bellatrix! Sifatnya saja bertolak belakang. Sekilas info menantu Rabastan Lestrange. 

  "Tapi Mum–"

  "Tidak ada tapi-tapi sayang. Besok kita ke Diagon Alley untuk membeli keperluan sekolahmu" sela Mrs Lestrange sebelum Rynaa membantah.

  "Berapa lama tepatnya aku akan mendekam di sana?"

  "Hey jangan bilang seperti itu! Kau bukan akan pergi ke Azkaban" sahut Mr Lestrange yang sepertinya baru keluar dari kamar mandi.

  "Terserah lah! Kapan aku bisa pulang lagi?" gadis itu bertanya lagi.

  "Liburan musim panas" sahut Eloise. Kakak sepupuku yang entah datang dari mana. Tahun keempat tahun ini, Gryffindor kalau tidak salah ingat. Tempat untuk orang orang yang jenius, kreatif, dan bijaksana. 

  "Sejak kapan ke sini? Ngapain?" Rynaa langsung judes.

  "Memangnya tak boleh? Aku ini keponakan Aunty Natalie!" Eloise tak kalah mau judes.

  "Aku anaknya!"

  "Aku lebih tua darimu!"

  "Aku lebih pintar!"

  "Sejak kapan?! Kau saja belum mulai belajar!"

  "Mummy, pinjam tongkatmu sebentar" Rynaa mengambil tongkat Mrs Lestrange di atas meja. Dengan konsentrasi penuh ia acungkan tongkat itu dan melafal "aguamenti!" 

  Rynaa kembali menatap kakak sepupunya sambil membusungkan dada. Eloise hanya menatap dan berusaha untuk tidak menunjukkan kekagumannya pada Rynaa. 

  "Aku juga bisa kalau itu! Lagi pula itu kan–"

  "Bukan tingkat dasar. Maaf Eloise Septimus Turpin, tapi aku lebih pintar dari yang kau kira. Apa dengan alasan aku belum mulai sekolah berarti aku bodoh?" Tanya Rynaa dengan nada yang menyebalkan.

  "Dan mohon maaf Hellirynaa, tapi setelah kau melakukan sihir tadi tak ada alasan lagi untuk menolak pergi ke Hogwart's" Mrs Lestrange menyahut setelah mengobrol dengan Bibi Liana.

  "Mummy! Bukankah itu artinya aku bisa belajar di rumah saja?"

  "Tak ada alasan adik kecil. Sampai bertemu di sekolah dua hari lagi haha"

  Salam perpisahan sebelum Eloise akhirnya menghilang ditelan api hijau.

  "Yah ujungnya aku harus pergi kan" monolog Rynaa. Ia akan rindu sang ibu saat menggulingkannya dari kasur saat ia susah bangun pagi. Ia juga akan rindu Piggy, anjing kesayangannya yang sering mengeong. Eh menggonggong maksudku.


🦍💨

 
  "Hey Rynaa.. sayang ayo bangun! Kita harus ke Diagon Alley hari ini" Mrs Lestrange smencoba membangunkan Rynaa. Seperti biasa dengan jiwa kebo, Rynaa susah dibangunkan. "Bangun atau kau tak akan mendapat uang jajan selama di Hogwart's nanti" tambah sang ibu.

  "Heh jangan ngadi ngadi! Aku wajib dapat uang jajan!"

  "Mandi!" titah sang ibu.

  "Siap 87!"

  Dengan kecepatan kilat Rynaa meluncur ke kamar mandi tanpa takut terpeleset. Dan gubrak! Tapi bohong. Dengan keberuntungan tingkat Merlin, sempatnya Rynaa pegang knop pintu dan hidup bahagia selamanya. Aku hanya bercanda hehe(jayus).

🦍💨

  Hellirynaa pov..

  Yah ujungnya aku tak bisa membantah Mum. Aku di Diagon Alley sekarang. Membeli barang barang sekolahku, juga ambil uang jajanku nanti. Tapi kata Eloise,  "kau tak butuh uang jajan. Memang anak tahun pertama diizinkan pergi ke Hogsmade?" begitu katanya.

  "Rynaa, sana jalan jalan dan beli permen! Jangan jauh jauh tapi! Mummy mau beli buku sekolahmu sebentar"

  "Siap Mum!"

  Dibebaskan aku akhirnya. Karena aku bebas, berarti aku bisa beli ala yang aku inginkan dong.

  Dengan cepat aku menuju salah satu toko permen di sana. Weasley's Wizard Wheezes.

  Aku masuk. Sungguh ajaib dibanding yang ku kira. Toko itu penuh dengan pengunjung. Ada banyak permen aneh yang bisa membuatmu muntah, mimisan, atau tumbuh bisul dalam waktu singkat. Ada pula barang lelucon di jual di sana. Seperti kembang api Weasley salah satunya.

  Omong omong.. aku familiar dengan kata Weasley ini. Entah pernah ku baca atau ku dengar, tapi aku tak ingat.

  "Cari sesuatu?" Aku terkejut saat pria berambut merah menyala tiba tiba berdiri di depanku. Aku masih diam saja, tak tau harus bicara apa. Padahal aku bisa bilang kalau aku sedang melihat lihat saja. Bibirku ini tak bisa menurut.

Lestrange[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang