2

27 3 0
                                    

Suasana kuliah hari ini sangatlah tegang. Bagaimana tidak dosen tiba-tiba mengumumkan bahwa hari ini ada ujian harian, sungguh terlalu.

"Div kemarin lo berangkat bareng Rey?" Tanya Airin acuh.

"Iya." Jawab Diva. "Pasti lo yang nyuruh kan?" Selidik Diva.

Airin menggeleng.

"Yang ngasih nomer Diva ke Rey siapa?"

Airin menggeleng lagi.

"Ihh Ayyy lo ngaku ajaaaa." Ucap Diva jengkel.

"Ihhh Divaaa gue gak ngasih nomer lo ke Rey, Rey sendiri yang minta." Airin jujur, memang benar kan Rey yang minta?

"Boongkan lo?" Diva tidak percaya, untuk apa Rey meminta nomernya, sampai follow ig sama id linenya.

"Gue gak boong Div, lagian wajar juga kalo Rey minta nomer lo."

"Wajar gimana?" Ucap Diva kepo.

"Diva, lo kan sekretaris umum di BEM. Wajarkan kalo Ketuanya ngesave nomer sekumnya. Biar gampang nanti ngehubunginnya, ngerti gak sih?" Ucap Airin jengkel.

"Iya juga sih hehe" Jawab Diva sambil terkekeh. "EH TAPI KAN ADA GRUP BEM ANJIR NGAPAIN MINTA SAMA LOO."

"Tau dah pusing gue. Tapi sekarang cuman ada satu matkul kan?" Tanya Airin. "Kalo iya pulang sekarang aja yu, biar jalan-jalan dulu. Hayu ih."

"Bentar Ay, anterin dulu Diva ke ruang BEM yahhhh."

"Mau ngapain sih Div, so sibuk banget deh."

"Lonya aja yang nganggur."

"Yeee sekate-kate mulut lo."

"Lagian salah Rey, harusnya ini tuh dia yang bawa bukan Diva. Berat tauu." Ucap Diva sambil memperlihatkan tas besar.

Airin merasa jengah, "Yaudah iya hayu."

Airin menarik Diva menuju parkiran dan menaiki motornya.
***

"DIVAAA KITA MAU JALAN-JALAN KEMANAAA." Teriak Airin yang sangat keras.

Diva menoyor kepala Airin.
"LO SANTAI AJA ANJIM JANGAN TERIAK, LO KIRA GUE BUDEG APA HAH." Teriak Diva tidak mau kalah.

"GUEKAN TAKUT LO CONGEAN DIVA."

"Jangan ngadi-ngadi lo."

"Div lo mundur anjir, mepet bener lo kek ke doi." Protes Airin.

"Gue gak pernah boncengan sama yang namanya doi yah anjir."

"Dahlah ini kita ke cafe aja yah, nongkrong-nongkrong cantik gitu. Gimana?" Tanya Airin.

"Serah lah, lo atur-atur aja. Diva mah ngikot."

"HAH? ANGKOT? NGAPAIN KE ANGKOT."

"Yee syaiton." Ucap Diva sambil menoyor helm yang dipake Airin.

.
.
.
.

Diva dan Airin memasuki cafe ternama di Purwokerto. Pengunjung cafe hari ini sangat ramai, banyak sekali anak muda yang keluar masuk cafe ini. Terlebih tempatnya yang nyaman dan makanannya yang murahable.

"Div duduk deket jendela Div, buruan cepet." Airin menarik Diva ke arah meja dekat jendela.

"Mba." Airin memanggil pelayan cafe dan memesan apa yang dia inginkan.

"Div mau pesen apa?"

"Diva pengen pentol sama es teh."

"Div lo malu-maluin anjir, mana ada pentol di cafe." Airin selalu saja protes. "Mba emang ada pentol disini?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Presma's Love JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang