"Apapun yang berhasil kau lakukan hari ini akan ada akibatnya di suatu hari. Ayah jangan pergi, aku masih di sini."
Gelas beker menjadi pemandangan memuaskan begitu larutan tepat di angka yang ia inginkan, sesuai perhitungan berbagai nyawa teracik dan disatukan. Warna putih, hasil pencampuran segala warna berhasil membuat pria itu tersenyum puas. Hanya dia yang sibuk di ruangan khusus. Doktor Zey Gema Rodra, tulisan yang ada di name tagnya.Kemeja putih yang dibalut rompi mewah menjadi pakaian favorit yang memang pas di tubuhnya. Sepatu hitam mengkilat berbaur dengan ruangan penuh larutan dan bau-bau asam yang menguar. Rambut hitam lurus sepanjang leher. Begitu menawan saat dilihat dari celah gelembung-gelembung larutan yang ada.
Usai memasukkan larutan ke suntikan ia membuka pintu, beralih ke rekan-rekannya. Sekitar enam orang berpakaian serba putih dengan peralatan lengkap bak dokter. Outfit ilmuwan yang tak bosannya dipajang, meski hanya setelan baju dan celana putih tak lupa penutup kepala dan sarung tangan biru.
Dua orang mengawasi monitor, yang lainnya menunggu kedatangan Doktor Zey yang masih memakai jas putih dan sarung tangan. Seorang pria terbaring di bangkar dengan dan kaki yang terpasung. Tanda tangan di atas kertas membuat pria itu pasrah diperlakukan seperti apapun, meski mengancam keselamatan.
Rekan-rekan Doktor Zey menatapnya penuh harap, lalu mengangguk untuk meyakinkan jika semua persiapan sudah selesai. Doktor Zey menghela napas, lalu mendekati pria yang menjadi bahan percobaannya. Seorang ilmuwan tak boleh merasa iba, ia menyuntikkan itu dan mengubah segalanya.
Dalam kurun waktu singkat sel-sel manusia itu bereaksi. Wajah mereka terlihat tegang, melihat bahan percobaannya meronta karena kesakitan. Namun, perlahan tubuh menghilang membuat mereka saling bersitatap, sekaligus menegang. Debar jantung tak karuan, selain bertanggung jawab kepada nyawa seseorang mereka ikut membayangkan betapa sakitnya sel-sel itu pecah dan bergabung dengan serum itu.
Tak lama kemudian wajah-wajah itu terlonjak bahagia, saat manusia di hadapannya berhasil diubah menjadi transparan. Mereka menantikan organ terakhir, yaitu jantung tak terlihat. Seakan berdetak lebih kencang karena ketakutan, organ itu membuat para ilmuwan ikut khawatir. Namun, usai berdetak sendirian dalam kenyataan ia pun lenyap secara perlahan dari penglihatan.
"Ya!" seru Doktor Zey sembari memukul udara dengan kepalan tangannya. Rekan-rekannya bertepuk tangan dan saling berbalas senyum. Namun, mereka masih harus menuang lilin cair ke tubuh pria itu agar membentuk tubuhnya yang sempurna dan tidak menjadi masalah besar nantinya.
Usai lilin sempurna membalut tubuh mereka memakaikan baju. Semua selesai dan waktunya untuk beristirahat. Dua ilmuwan yang sedari tadi di depan monitor meraih kursi dan tetap tidur di depan layar komputer untuk memantau kondisi pria yang menjadi bahan percobaan.
Doktor Leya dan Leo yang kelelahan menatap layar monitor memilih tidur usai memastikan kondisi pria itu normal. Lagipula rekan yang lain sudah pulang dan tidur dengan nyenyak, meski Doktor Zey masih di dalam ruangannya.
Manusia transparan itu tak tinggal diam, dipasung di bangkar membuatnya ingin balas dendam. Ia mencoba menekan tombol di samping bangkar yang otomatis membuka pasungan besi itu. Tak sia-sia usahanya, ia bebas dan langsung melepas pakaiannya, lalu menggunting lilin yang melekat di tubuhnya.
"Memuakkan," decihnya. Doktor Leya, ilmuwan muda berambut pirang yang membuatnya jatuh cinta dan menandatangani surat perjanjian menjadi bahan percobaan itu menjadi sasaran utama. Alis lentik yang semakin indah saat tertiup angin sakral membuatnya tersenyum.
Doktor Leya melenguh, lalu tersenyum saat merasakan kehangatan menyapu wajah. Jarak yang begitu dekat antara wajah keduanya, lantas manusia transparan itu membelai rambut pirang yang menghalangi mata dan leher gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent [TAMAT]
Ciencia Ficción/evanes·cent/ (adj) Arti:lekas menghilang dan hanya bertahan dalam kurun waktu singkat. Oradour San, Prancis menjadi laboratorium seorang peneliti terkenal yang berhasil membuat organ manusia transparan. Namun, seseorang juga harus menjadi bahan uji...