Chapter 49

429 31 5
                                    

Hari minggu adalah dimana hari untuk melepas penat setelah enam hari kita lalui di sekolah atau bekerja dan bisa juga di sebut weekend.
Minggu pagi yang sejuk, embun pagi menetes dari dedaunan menambah kesejukan minggu pagi ini yang membuat siapapun malas untuk bangun.

Dengan perasaan yang masi sama, Karla bangkit dari tempat tidur nya menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.
Saat dingin nya air menyentuh kulit ari nya, sangat dingin sekali minggu ini.

Karla keluar dari dalam kamar mandi dan langsung ia mencari mukenah yang selalu ia pakai saat menghadap sang pencipta.
Di gelar sajadah nya dan di mulai dari rakaat pertama sampai pada salam akhir.
Setelah selesai sholat, Karla kembali menyimpan mukenah dan sajadah nya rapi di tempat semula.

"Karla kamu sudah bangun? Bantuin bunda nak" ucap Bunda dari arah bawah.

Dengan cepat Karla mengambil ikat rambut dan menguncir rambutnya seperti ekor kuda. "Iya bunda sebentar"

"Loh ngapain bunda? Mau tanam bunga lagi?" Tanyanya

"Iya bunda mau tanam anggrek, sini bantu bunda"

"Abang mana?"Tanya Karla

"Dia joging sama teman nya"

"Loh kapan berangkat?"

"Tadi pagi" jawab bunda

"Kamu ambil pot di samping rumah sana" pinta bunda

Karla berjalan untuk mengambil pot bunga yang berasa di samping rumah nya.

Setelah acara nenanam bunga selesai bunda dan Karla duduk di bangku taman sambil berbincang dan sesekali tertawa.

"Semalam ada tamu?" Tanya Bunda

"Iya bund" muka Karla menjadi lesu, tapi sebisa mungkin ia harus menutupi nya di depan bunda

"Siapa?"

"Temen Karla" jawab Karla

"Ngapain tumben malem-malem, udah gitu sendirian lagi"

"Nganterin dompet Karla yang tertinggal pas di cafe kan Karla pulang buru-buru takut kemalaman" Elak Karla

"Makanya kalau ada apa-apa tuh di liat dulu jangan main pulang-pulang aja, untung di temuin temen kamu, coba kalo sama orang lain gimana? Udah gitu ga ada Ktp nya kan?" Omel bunda

"Iya bunda maaf, lain kali hati-hati kok" ucap Karla

"Ywd mandi sana, bunda juga mau mandi" bunda  berjalan menuju rumah melewati pintu belakang

"Maafin Karla bunda" lirih Karla dan langsung menyusul bunda nya.

Setelah selesai mandi Karla kembali rebahan dan tidak memegang Hp sama sekali karna ia tidak mau laki-laki penghianat itu menelfon nya.

Setelah merasa bosan Karla keluar dari kamar nya untuk kembali menuju taman, karna disitu Karla mendapat ketenangan dan tempat untuk melepas penat.

Setelah bermain dengan ikan-ikan yang ada di kolam yang di buat oleh ayah nya, Karla berjalan menuju ayunan yang berada di bawah pohon rindangan.
Semilir angin menyapu kulit mulusnya, melupakan kenyataan pahit yang harus di alaminya.

"Assalamualaikum" ucap seseorang dari belakang tubuh Karla

"Waalaikumsalam" Karla memutar tubuh nya dan seketika tubuh lelaki yang di belakang  langsung memeluk tubuh nya.

Karla hanya diam tanpa membalas pelukan hangat Adit. "Kenapa gk kangen?"

"Buat apa kangen sama penghianat" ucap Karla dengan nada dingin

"Maksud kamu?"

"Gk usah pura-pura bego, lu gk ngasih kabar gw karna lu sibuk main sama jalang kan disana?" Kata-kata yang keluar dari mulut Karla sangat tajam namun dengan ini ia dapat mengeluarkan segala uneg-uneg yang ia tahan

"Maksud kamu apa si?"

"Udah berapa jalang yang udah lu tidurin hah?" Tanya Karla masi dengan nada yang sama.

"Apasi"

"Kemaren perempuan bernama Siska datang kesini, dia kasih tau ke gw kalo dia hamil anak lu anak Aditia deren putra pewaris perusahaan besar di Australia." Ucap Karla sengit

"Gk ini gk mungkin, dia ngejebak aku jadi kamu jangan percaya sama dia ya"

"Gk percaya gimana? Disitu ada foto yang jelas-jelas foto kamu sama si jalang itu dan di situ juga Siska memberikan hasil tes kehamilan nya bahwa dia itu positif"

"Tapi aku gk pernah melakukan itu"

"Terus? Siska hamil anak siapa? Masa anak kucing"

"Tapi ak..."

"Ga usah di jelasin semuanya sudah jelas, lebih baik anda sekarang pergi dari sini dan anda bertanggungjawab atas perbuatan yang anda alami dan mulai sekarang kita bukan siapa-siapa lagi" ucap Karla lalu pergi meninggalkan Adit

****

Adit memarkirkan mobil nya tepat disamping mobil papah nya dan ia mengambil koper dari bagasi, karna ia belum sempat pulang kerumah ia ingin menemui kekasih nya tapi semua di luar ekspetasi nya, bahkan Karla pun sekarang tidak ingin melihat muka nya lagi

Saat Adit memasuki rumah nya terdapat orang tuanya dan juga abang nya yang sedang menunggu nya.

"Sudah pulanng?" Ucap papah nya Adit dengan senyum manis

"Udah pah"

Plakk

Satu tamparan mendarat mulus di pipi Adit.
Tamparan itu berasal dari seseorang yang tadi menyambutnya hangat.

"Kenapa? Adit salah apa?" Tanya nya

"Siapa yang ngajarin kamu untuk merusak perempuan  hah?" Ucap papah nya Adit dengn wajah yang memerah karna menahan emosi yang sudah ia bendung sejak tadi

"Jawab!" Lanjut nya

"Kamu bayangin, kalau mamah kamu di perlakukan seperti itu apakah kamu terima?!" Ucap nya lagi

"Besok temui jalang yang sudah kamu hamili dan bawa sini kalian papah nikahkan sebelum berita ini terdengar oleh banyak orang"

Adit berjalan menuju kamar nya dengan rasa bersalah.
Baru saja ia menghancurkan hati Karla dan ia menghancurkan hati kedua orang tuanya, pengecut macam apa dia ini.

Adit membanting sprei menjambak rambutnya frustasi, kenapa dia bisa sebodoh ini.
Ia bakal nikah sama orang yang jelas-jelas ia tak kenal dan ia harus meninggalkan Karla.
Mungkin Karla akan membenci dirinya







Apakah Adit jadi nikah?
Atau semuanya terbongkar?
Atau Karla akan pergi?

Next..

Tomboy girl vs Cool boy  [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang