Persahabatan harus memiliki rasa saling menghargai.
Meskipun di dasari dengan saling percaya, kita tidak bisa menuntut untuk tau segala hal tentang pribadinya.
Namun, jika ia ingin menceritakannya, maka tidak masalah bagimu untuk mendengarkannya.~Siho & Rfr
-8 November 2020-
Setelah kejadian kemarin, Riri dan Kevin tak lagi bisa menyembunyikan masa lalunya dari sahabat-sahabatnya. Riri dan Kevin menceritakan segalanya, dari awal hingga akhir cerita yang membuat mereka berpisah.SisterHood maupun Genk Refour menghargai sikap yang diambil Riri dan Kevin yang menyembunyikan hubungan dan masa lalunya, mereka tidak bisa menuntut untuk tau segala hal satu sama lain, terutama yang bersifat pribadi. Namun, jika mereka ingin bercerita atau menumpahkan isi hatinya, tentu saja seorang sahabat akan selalu sedia mendengarkan.
Saat ini, SisterHood tengah berada di rooftop. Mereka berbincang-bincang sambil memakan cemilan ringan; Cokelat, dodol, dan permen.
“Makan bisa menghilangkan stres,” ucap Vera sambil mengunyah cokelatnya.
“Seblak gak ada, gak asiik,” saut Vivi.
Bela yang asik dengan ponselnya mulai, kini menatap kedua sahabatnya yang tengah asik membincangkan makanan.
“Gue kasih tebakan nih, kue—kue apa yang asin?” ucap Bela sambil tersenyum.
“Kue nastar!” jawab Vivi.
“Kue upil,” saut Vera pula.
Vivi langsung memukul bahu Vera. “Jorok banget sih, lo!” ucapnya.“Kan gue nebak Vi,”
Bela melipat kedua tangannya. “Ayoo ayo tebak apa? semuanya ikut donk jawab,” ucapnya.
“Kue garam!” Kia menyaut.
“Kue micin!” saut Nana pula.
“Kue dodol!” “Kue kacang!” “Kue gello!”
Bermacam-macam jawaban dilontarkan mereka, namun semuanya mendapat gelengan kepala dari Bela.
“Kueci!”
SisterHood menoleh kearah Riri yang spontan menjawab.
“Top markotop wakrop bolot! anda benar sekali, SELAMAT! anda mendapatkan uang senilai 1 jutaaa,” teriak Bela Heboh.
“Serius Bel dapet duit?” tanya Vera kaget.
“Iyaa donk, duit monopoli!” jawab Bela sambil tertawa.
Sisterhood menggelengkan kepala melihat tingkah Bela.
“Kueci apaan?” tanya Kia.Nana menghembuskan nafasnya pelan, lalu berkata, “Kuaci kii.”
“Oooh!”
Suasana kembali hening setelah pembahasan kuaci. Riri memutar bola matanya seolah memikirkan sesuatu.
“Ehh guys!” panggilnya.“kenapa?” saut SisterHood bersamaan.
“Kabar cewe yang kita ciduk beberapa minggu lalu gimana?”
“Siapa?” tanya Vera dan Vivi bersamaan.
“Ohh yang sama dua cowo itu ya! hem gue udah bilang ke oppa sih, tapi ... gak dikeluarin, cuman dikasih surat peringatan aja,”
“Hm!” SisterHood mengangguk mendengar penuturan Bela.
“Dah lama gak dapet mangsa, cari yuk!” ajak Vera.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sisterhood {SEDANG REVISI}
Jugendliteratur⚠️14+ {BELUM REVISI} ON GOING Tidak open feedback ya :) Jika kalian suka ceritanya silahkan divote, tapi harus baca dulu sebelum vote. saya tidak memaksa untuk Vt+Cm, tapi jika mau melakukannya terimakasih, karna itu membuat saya semangat😊 SISTERHO...