30

8.9K 639 32
                                    

Hari ini aku mengantar Saka ke sekolah, sekalian juga belanja bulanan. Sepanjang perjalanan Saka bercerita banyak hal tentang teman-teman nya, dan itu membuat ku tersenyum.

"Ma, abang kan punya teman di kelas, dia tuh suka nya menyendiri terus nggak pernah senyum. Padahal dia cantik."

Aku menoleh ke arah Saka sekilas lalu kembali fokus terhadap jalanan. "Kok gitu? Ajak main dong bang biar nggak menyendiri lagi."

"Udah, malahan setiap hari abang ajak tapi dia tetap nggak mau. Malahan abang pernah di lempar tas sama dia," Jawab Saka lesu.

Ku elus kepala Saka pelan. "Berarti itu tugas buat abang."

"Tugas apa ma?"

"Buat teman abang itu mau bermain sama abang dan teman-teman abang yang lain." Jawabku.

Saka mengangguk. "Oke, abang akan coba sampai berhasil,"

Aku tersenyum kembali, lalu mengacak-acak rambut nya. "Pinter anak mama nih,"

******

Usai mengantar Saka, aku langsung menuju kantor Jason. Sengaja aku tidak memberitahu nya terlebih dahulu.

Setelah meminta tolong satpam untuk memarkirkan mobil ku, aku pun berjalan masuk ke dalam kantor Jason. Saat tiba di bagian resepsionis, aku berhenti sebentar dan memberikan dua kotak makanan kepada Sintia dan Pandu.

"Pagi bu Vanya, tumben ke sini sendiri." Sapa Pandu terlebih dahulu, lalu di susul Sintia yang menyapa ku juga.

"Juga, iya saya baru aja ngantar Saka ke sekolah." Jawab ku, dan di angguki oleh mereka.

Saat aku hendak menuju lift, Sintia menahan ku dan menarik ku ke arah sofa yang tersedia. Ya, kami berdua bisa di bilang dekat. Saat pertama kali aku bertemu dengan nya, aku merasa cocok berteman dengan Sintia, karena Sintia orang nya baik dan friendly banget maka dari itu kami berdua bisa berteman seperti saat ini.

"Bu Vanya tau nggak kalau pak Jefri resign terus di ganti sama sekertaris baru?" Ucap nya memulai pembicaraan kami.

Aku bingung, sekertaris baru? Aku tidak mengetahui kalau Jason sudah mendapatkan pengganti Jefri. Waktu itu Jason hanya bercerita bahwa Jefri akan resign dari kantor.

"Kalau masalah Jefri resign aku udah tau. Tapi kalau udah ada pengganti Jefri aku baru tau sekarang,"

Sintia berdecak, lalu ia menatap ku dengan serius. "Mulai dari sekarang bu Vanya harus hati-hati deh. Soalnya banyak yang bilang sekertaris gila itu naksir sama pak Jason. Dan ini berita masih baru banget, kemarin si gila itu buatin kopi buat pak Jason padahal pak Jason nggak minta."

Kepala ku memanas mendengar cerita dari Sintia dan aku merasa kedua tangan ku gatal ingin menjambak rambut dan mencakar wajah nya.

"Jason juga kok mau-maunya merekrut sekertaris modelan begitu," ucap ku sembari berdesis.

"Katanya sekertaris itu rekomendasi dari pak Jefri." Lanjut Sintia.

Aku menggeleng pelan, lalu beranjak dari dudukku. Sebelum pergi aku mengucapkan Terimakasih atas info yang dia beri. Aku pun berjalan menuju lift, di dalam lift aku benar-benar menahan emosiku.

Pintu lift terbuka, aku pun berjalan sedikit tergesa-gesa agar segera sampai di ruangan Jason. Saat sudah sampai di depan pintu, langsung saja ku buka pintu nya sedikit kencang.

My Sweet Husband [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang