Semesta sedang bercanda

4 0 0
                                    


Hai semesta, gimana? Sudah kah?
Puas telah mencabik-cabik semua
Puas memberiku derita digilis tawa
Haha sekarang biarlah mati rasa.

Kenapa sih? Mencintai harus serumit ini
Kenapa semesta? Kau mengundang orang yang sebenarnya tidak berkepentingan. Lalu mengambilnya tanpa alasan diatas sejuta pertanyaan.

Hatiku ingin dia
Tapi otakku berkata beda
Tanganku ingin memeluknya
Tapi kakiku melangkah tidak searah

Aku letih, disuguhkan kopi setiap hari.
Tanpa gula, tanpa rasa.
Bosan, disajikan senyuman
Yang bahkan semua orang mendapatkan

Jika perannya bukan untuk lawan mainku
Tolong, sobek saja surat kontraknya
Biar aku menjalani peran tanpa dia
Jangan biarkan kita memakai satu panggung yang sama.

Sudah, aku ingin berlagak menjadi diriku sendiri.
Bukan bergaya dengan bayang-bayang dirinya yang sebenarnya ingin pergi..

Awalnya semua berjalan sesuai rencana
Hingga kebisuan tuk mengungkapkan lebih menang diatas rasa kita.

Kita adalah dua insan pengecut
Tidak mau jujur dan nyali terlajur menciut

Kita saling menunggu, salah satu pengungapkan rasa dulu. Hahah, keburu telat sayang.

Apakah aku salah?
Jawab semesta!
Aku salah ya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Puisi dalam Imajinasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang