***
Song
SE O - I Will-*-
Keadaan kamarnya dulu masih sama. Ia melihat bayangan ruangan di seberang sana adalah kamar orang itu. Ia membuka laci meja belajarnya dan kemudian membuka album foto masa kecilnya dengan sesenggukan menahan tangisnya dan benar saja wajah cinta pertamanya itu sama dengan wajah di foto wallpaper Sehun hingga foto di ruang kerja appa Sehun.
Sinb menangis sambil memeluk lututnya, Sinb merasa kehilangan sehun, Ia sadar bahwa selama ini ia mencintainya. Ada ketertarikan pada hatinya selama ia bertemu kembali dengan Sehun. Seperti cinta sejati meskipun mereka dipisahkan cintanya akan jujur pada sosok yang asli.
Sinb pulang dan ia tau kalau Sehun juga belum pulang. Sejam kemudian baru terlihat tanda-tanda Sehun pulang, Sinb dapat melihat dari dinding kaca kamarnya. Tapi ia melihat Sehun dipapah keluar oleh aistennya. Seketika itu Sinb panik dan turun untuk menemuinya.
Sehun terlihat semakin pucat dan terdapat luka di sudut bibirnya.
Sinb menghampirinya dan langsung memapah di sampingnya. Sehun lalu memberi kode pada asistennya untuk melepaskannya niatnya biar hanya Sinb saja yang membantunya.Sinb memapah Sehun hingga ke kamarnya dan menidurkan Sehun di ranjangnya. Lalu ia melepaskan sepatu dan jas Sehun, beberapa saat kemudian bibi' membawakan air dan handuk pada Sinb.
Sinb terlihat sangat berhati-hati ia takut membangunkan Sehun. Ia tadi sempat mengambil obat yang dititipkan appa Sehun padanya. Tapi ia juga tidak bisa membangunkan Sehun. Namun beberapa saat kemudian mata Sehun terbuka ia menahan tangan Sinb yang akan beranjak. Sehun melihat ekspresi Sinb
"Kenapa matamu sembab?" Sinb mengalihkan pandangannya.
"Bukan apa-apa" jawab Sinb
"Lalu kenapa denganmu? Kamu habis berantem? Kalau sakit jangan berantem nanti malah tambah parah" ucap Sinb dan Sehun mulai bangun dan duduk bersandar.
"Kamu menghawatirkan ku?" Tak dijawab oleh Sinb
'masih sempat sempatnya dia membuatku kesal' batin Sinb
"Aku tak apa apa, jangan khawatirkan aku" lanjutnya.
"Apa itu karena Irene?" Sehun hanya menggeleng
Sinb menoleh kearah yang lain, ia kesal pada Sehun yang masih tidak jujur padanya. Seperti selingkuh yang ketahuan tapi tak mau mengakui. Ia menoleh pada meja ingat akan amanah yang diberikan padanya."Tolong minumlah obat ini" pinta Sinb menyodorkan obat dan air minum.
"Apa ini dari appa?" Tanya Sehun
"Minum aja"
"Apa appa cerita sesuatu padamu?"
"Cerita apa? Tak ada yang diceritakan. Sekarang minum saja obat ini dan tidurlah"
"Benarkah?" tanya Sehun memastikan.
"Mau kemana?" Sehun menahan tangan Sinb.
"Mau balik"
"Tidur disini bersamaku, aku tau kamu tak bisa tidur sendirian"
"Kata siapa, jangan sok tau"
"Jika kamu mau, akan ku minum obat ini"
"Kamu mengancanku? Yaudah gak usah diminum" Sinb menarik tangannya beranjak pergi namun sebelumnya ia sedikit melirik sehun, dan yang benar saja, Sehun meletakkan obat itu kembali.
Sinb tambah kesal, rasa khawatirnya amat besar tapi Sehun dengan seenaknya meminta syarat padanya. Sinb tak tau kalau saat ini Sinb masih kepikiran dengan kebenaran Sehun sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival Is My First Love ✓
Romance'tekadku untuk menjadi yang terbaik' 'gue ngak bisa di kalahin, awas aja' 'kok bisa gini sih hidup gue'