Satu bulan tlah berlalu, Raka masih tinggal berdua dengan adiknya Rinda, tanpa kehadiran orang tua disisi mereka dan itu membuat perekonomian mereka semakin mengurang seiring berjalannya waktu. Uang yang terakhir Vina berikan pada Raka untuk bekal semakin menipis saja, kini ia harus melakukan sesuatu agar hidupnya terpenuhi. Apalagi sebentar lagi pasti Rinda membutuhkan uang untuk membayar ujian sekolahnya, sebisa mungkin Raka harus mencoba bekerja paruh waktu.
Meskipun Raka seorang anak laki-laki, tapi Raka pandai sekali membuat kue dan begitu pun adiknya Rinda. Raka berinisiatif untuk mengolah uang yang tersisa menjadi sebuah usaha kecil-kecilan.
"Dek, besok kan hari minggu, gimana kita coba bikin kue lapis yang biasa mamah bikin yuu? Terus kita jual"
"Ahhh tapi kan kita udah lama gak bikin kue Bang. Gimana kalo kue nya gak enak?"
"Dek kita coba aja dulu, kalo emang gak enak yauda gapapa, kan seenggaknya kita udah berusaha"
"Yauda iya besok kita coba yahh Bang"
Hari kian berganti, Rinda dan Raka mencoba membuat kue yang sudah mereka rencanakan kemarin sore.
09.20
"Ahhh akhirnya beres juga yaa"ucap Rinda dengan merentangkan jari jemari yang di lumuri banyak adonan
Raka mengayunkan bola matanya ke arah kue yang di simpan di meja makan"Kamu coba gih Dek"
"Aku dekdekan tau bang, Abang aja dah"
"Yaudah kalo gak mau mah"mendekati meja dan mencoba mengambil kue yang berada di hadapannya
Plakkk
Rinda menggeplak tangan Raka yang hendak mengambil kue. Bagaimana tidak, Raka akan menggambil kue tanpa mencuci tangannya yang penuh dengan adonan itu.
"Awwwww sakit Dek!"
"Sakit-sakit! Liat tu tanggan Abang banyak adonan gitu ihh. Sana cuci tangan dulu"seru Rinda dengan memandang sinis Raka
Sepanjang langkahnya menuju wastapel, Raka malah menggerutu dengan tindakan adiknya barusan. "Dasar adek laknat!"
"Weyyy kalo berani sini deketan ngomongnya!"Teriak seseorang di ruang tamu
"Nguping aja lu boncel"
***
Hari semakin sore. Setelah ada perdebatan tadi, Raka dan Rinda memutuskan untuk pergi berjualan saja. Karena memang kue yang mereka buat terasa sangat enak.Dengan menggunakan motor matic nya Raka, mereka pergi ke arah taman dan berniat untuk berjualan di sekitaran sana. Karena memang di taman itu, lumayan banyak orang yang berlalu lalang.
"Kueee lapiss kuee lapisnyaa nak canteekkk,,,, yooo belii yooo beliii,,, Rasanya mantap beuuhhh,,, kaloo beli dapet foto sama gue yuu yuu dibeli"teriak Rinda yang mencoba menawarkan dagangannya
Raka tertawa mendengar kalimat yang Rinda katakan, jujur saja adiknya itu memang sangat bawel dan sedikit genit
"Dasar adek gak tau malu, emang urat malu kamu tuh udah putus yah dek"ucap Raka yang masih menertawakan Rinda
"Kalo jualan diem gitu kayak patung, kapan lakunya"memajukan bibir bagian bawahnya
Raka mendekatkan wajahnya pada Rinda dan berbisik"Yauda deh, gimana bu bos aja"
"Mas Ganteng!"teriak Rinda pada seorang lelaki yang berada tak jauh dari mereka
"Lah, apa gue di panggil ganteng?"mulai percaya diri"saya mbak?"tangan seseorang itu menunjuk dadanya
"Iya, kamu bep"ucap Rinda dengan cenggengesan
Sontak Raka yang tadinya sedang melayani pembeli, langsung menoleh ke arah adiknya dan ia berpikir siapa orang yang di panggil adiknya barusan
"Dek lu panggil siapa sii?"tanya Raka sembari melayani pembeli
"Gatau dah, gue panggilin aja orang yang lewat supaya beli kue kita"
Kini laki-laki yang Rinda panggil sudah berada di hadapannya. dan memang benar, laki-laki ini memang tampan
"Mbak tadi manggil saya?"
"Hhe iya mas, barangkali mas mau beli kue saya"tersenyum dan mengedipkan sebelah mata
Selesai melayani pembeli, Raka membalikkan badan ke arah orang yang sedang mengobrol dengan adiknya, Rinda.
"Heh! Lu ngapain di sini Iz"tanya Raka yang kebingunggan saat melihat Faiz sedang mengobrol dengan Rinda
"Lahh Elu juga ngapain disini, sama cewek cantik pula"jawab Faiz
"Yaa suka-suka gue lah, orang ini adek gue"
"Hah? Adek lu?"tanya Faiz
"Ini Abang gue mas, kalian saling kenal ya?"sambung Rinda
"Mas Mas Mas! Dia tuh temen Abang, Nda"
"Iya, kita tuh satu sekolah. Kenalin aku Faiz, anak paling kece di sekolah"menyodorkan sebelah tangan ke arah Rinda
Menyalami Faiz"Aku Rinda, adeknya Bang Raka"
Sialan! Faiz dan Rinda malah saling tatap-tatapan dengan tangan yang masih berjabat.
Plakkk
Raka menggeplak tangan yang masih saling berjabat di hadapannya
"Awww"teriak Faiz dan Rinda
"Sayang, kamu gapapa kan?"tanya Faiz dengan memandangi Rinda
Raka semakin geram saja mendengar kalimat yang Faiz lontarkan"Weyyy Moyet!!"teriak Raka
"Paan si Kakak ipar"jawab Faiz
"Lu tuh yaa! Ngeselin banget jadi orang"ingin sekali rasanya menyumpal mulut Faiz dengan kue lapis ini
"Nah kan enak kan? Gue juga ngerasain itu pas lu mesra-mesraan sama Kay di depan gue"
Ditengah perdebatan Faiz dan Raka, kini Rinda malah menertawakan mereka berdua.
Menggeleng-gelengkan kepala"udah kayak musuh bebuyutan yang baru bertemu saja mereka ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Ambyarr
RomanceSebelum baca, ja lupa follow yeee Vote&komen ceritanya. Bukan tentang siapa dan kenapa orang bisa jatuh cinta. tapi, bagaimana dia bisa mempertahankan rasa dan tidak sembarang menaruh rasa. Dan bagaimana rasanya nyaman nyaman tapi hanya sebatas tema...