22. RED! : Final

1.1K 231 87
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Ini malam minggu, Sara udah nunggu di salah satu tempat makan yang jadi tempat perjanjian dia dan dua temannya. Cila bilang dia sedikit telat soalnya dia beli sesuatu terlebih dahulu. Kalau Lena, udah pasti telat. Gak usah ditunggu.

Tepat ketika Sara berniat menghubungi keduanya, Cila dan Lena muncul sambil tersenyum. "Sorry, Ra."

Sara menghela nafasnya, "Ya udah, mau pesan dulu?"

Lena mengangguk, "Haus banget gue. Ini yang bayarin si Cila kan?"

Cila terpaksa mengangguk, karna memang sudah begitu perjanjiannya. Cila yang membayar makan sementara Lena akan membayar biaya karaoke. Iya, malam ini mereka mau bersenang-senang supaya menghilangkan stress akibat di kejar-kejar oleh penguasa Negara.

Selesai memesan, mereka bertiga terdiam. Selain untuk bersenang-senang, ada alasan lain kenapa mereka bertemu. Tentu saja, berhubungan juga dengan penguasa Negara.

"Kita mesti nemuin cara kabur dari mereka." Sara terdengar frustasi, menjadi tukang pijit pribadi Kak Raja bukanlah hal menyenangkan. Apalagi dia selalu diomelin tiap tidak sengaja menarik bulu kaki laki-lak itu. Lagipula, siapa yang nyuruh jadi manusia rimbun banget?

"Gimana? Kemarin Kak Kala bilang kalau kita gak akan bisa kabur."

Lena mendengus mendengar perkataan Cila barusan, "Jangan percaya Kak Kala."

"Kenapa?" Tanya Cila penasaran.

"Karna dia bukan Tuhan."

Sara dan Cila kompak mendelik karna merasa sia-sia sudah penasaran dengan perkataan Lena. "Tapi, kita mau kabur gimana lagi? Waktu pertama kita kabur eh ketemu di warung terus kedua kalinya kita kabur malah dibawa ke markas mereka." Cila menjabarkan dua kesialan yang menimpa mereka saat akan kabur.

"Mungkin karna kita selalu kabur ke lokasi yang bisa mereka jangkau." Ucap Lena.

"Terus? Kita mesti kabur kemana? Ke langit?" Tanya Sara karna merasa Lena tidak memberikan saran sama sekali.

"Kalau bakalan bisa, gue udah kabur duluan ninggalin kalian." Lena tersenyum manis membuat Cila dan Sara mendengus. "Lo emang gak setia kawan, Na!"

"Ngapain setia kalau gue ikutan dalam bahaya?"

Cila mengangguk, "Benar juga." Gadis itu melirik ke arah Sara. "Mending lo nyerahin diri ajalah Ra, kan jadinya kita gak perlu kabur-kaburan lagi."

"Pengkhianat kalian!" Maki Sara yang malah membuat dua temannya itu tertawa, "Kalian berdua kan yang maksa gue untuk bawa dalaman merah itu?"

"Tapi, gue kan gak maksa supaya lo mau." Jawab Lena santai.

"Gue juga gak bilang kalau percaya soal rumor itu." Tambah Cila yang membuat Sara jadi seperti pelaku tunggal. "Enak aja kalian, pokoknya kita bertiga yang salah. Gue gak mau tau!"

Draft (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang