Penguntit

4 0 0
                                    

Aku masih duduk dalam mobilku ini . tak henti hentinya aku memainkan kaca mobilku ini dengan menaikkan lalu menurunkan kaca jendela .
Kemudian kulihat lagi jam tangan yang ada di tangan kiri untuk kesekian kalinya ...

12:42 adalah angka yang tertera pada jam tangan digital warna putih ku ini , jadi aku sudah menunggu lebih dari setengah jam dan ia masih di dalam mushollah itu .
Memang bukan salahnya jika membuatku menunggu begini , karena dia sendiri tidak tahu jika aku sedang menunggunya dan tentu tidak ada alasan untuk aku mengeluh saat menunggunya .
Kuturunkan sekali lagi kaca mobilku , dari dalam mobil ini yang kuparkir di seberang jalan mushollah itu aku melihat dengan jelas kalau dirinya masih berdoa .

Tidak lama kemudian , kulihat dia mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya tanda ia telah selesai berdoa .
Kulihat saat dia keluar , ada seorang pak tua yang menghampirinya dan tampak ia mengobrol dengan pak tua itu .

Pak tua yang agak bungkuk itu memakai baju kokoh berwarna putih dengan sarung berwarna merah menunjuk kearah ku
lantas seorang yang aku tunggu itu juga melihat kearah ku , dengan cepat ku tekan tombol untuk menaikkan kaca jendela mobilku .

"ouhh...dia melihat kemari"

Saat ia melihat kearahku , rasanya wajahku memanas tiba tiba dan aku juga merasa bergetar...

Kulanjutkan untuk melihat dua orang tadi , kulihat keduanya sedang tertawa kemudian pak tua tadi tampak menepuk pundak seorang yang aku tunggu itu .
Kemudian pak tua itu sedang mengatakan sesuatu lagi dan tampak wajah seorang yang kutunggu itu tersenyum lebar sampai giginya terlihat , kemudian pak tua itupun pergi ...

Aku melihat seorang yang kutunggu itu kemudian melambaikan tangannya padaku di seberang jalan sana . aku tersenyum dari dalam mobil ini saat dia melambaikan tangannya padaku . senyum karena malu karena ketahuan menguntitnya...

"aku harus bilang apa padanya?
apa saja lah" (he..he..)

Secepatnya kunyalakan mesin mobil dengan sedikit cepat menuju belokan di depan .

Setelah berbelok , tinggal menuju padanya .
Semakin mendekat semakin gugup rasanya...

"tenang natasha... Jangan kaku !"
Aku hanya bisa berusaha menenangkan diri saat makin dekat padanya...

" Assalamu alaikum... Nat..."
Ucapnya salam padaku saat aku menurunkan kaca jendela mobil... serta senyuman ramahnya padaku...

"wa...walaikum salam..." (huff tenang natasha)
Aku menjawab salamnya dengan gugup , ahh...untuk apa tadi mensugesti diri agar tenang... aku yakin dia heran dengan seorang sepertiku yang menjawab salam layaknya orang terlatah latah...

"ehh...maaf ya buat kamu kesini "

"eh..tidak apa apa dam... kebetulan aku disana tadi parkir mobil , menunggu teman he..he..

"ehh...siapa?"

"aduhh...aku bohong , dia malah makin penasaran lagi!"

"i..itu temanku di kampus loh...cuma kamu pasti belum kenal orangnya....!"

"ehh... Iya mungkin tidak sih (ehe..he..)

Kulihat dia tertawa sambil menggaruk bagian belakang kepalanya , suatu kebiasaan yang tak lazim kudapati di semua orang yang pernah kutemui...
kemudian menatapku lagi dengan pandangan agak serius , aku yakin dia pasti akan bertanya lagi..!

"namanya siapa ya? (he..he..)"
tanyanya lagi dengan senyuman yang hiasi wajahnya .

Sudah kuduga pasti ia akan bertanya lagi , aku mulai hapal jika ia terkadang penasaran yang kuanggap tidak perlu bagiku , tapi memang begitulah dia .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pohon Cinta AdamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang