PROLOG

600 39 0
                                    

Senja merangkak perlahan, menyelimuti taman dengan cahaya lembut yang keemasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senja merangkak perlahan, menyelimuti taman dengan cahaya lembut yang keemasan. Di antara aroma bunga-bunga musim panas yang samar tercium dan gemerisik daun yang tertiup angin, seorang gadis berambut panjang duduk sendiri di sebuah bangku kayu tua. Ia tampak seolah terlahir untuk berada di sana, bagaikan melati putih yang mekar di tengah taman. Gaun putih polosnya melambai halus tertiup angin, berpadu sempurna dengan mahkota bunga yang bertengger anggun di atas kepalanya. Mahkota itu tersusun dari kelopak-kelopak bunga mungil berwarna senada, menyatu dengan lembut di antara helai rambut hitamnya yang jatuh indah di bahunya.

Ishana. Begitu nama gadis itu, yang kini duduk dalam kesunyian penuh makna. Tangannya yang halus tengah memegang sebuah foto, mungil namun penuh kenangan, berukuran 4R. Foto itu memuat dunia yang dulu lengkap, sebuah keluarga yang tersenyum di bawah sinar mentari, seakan tak pernah mengenal badai atau perpisahan. Ada ayahnya, berdiri gagah di sisi sang bunda yang tersenyum lembut dengan tatapan penuh kasih. Di samping mereka, berdiri dua sosok kakak yang penuh perhatian: kakak laki-laki yang selalu melindunginya dan kakak perempuan yang penuh cinta.

Ishana menatap foto itu dengan senyum yang begitu tenang, namun dalamnya menyimpan berjuta rasa yang tak terucapkan. Senyum yang tersirat pada bibirnya seperti lembaran tipis kenangan—manis, namun tak pernah utuh. Di dalam pandangannya, keluarga itu seolah masih nyata, seolah masih bisa ia sentuh. Namun, di balik senyumnya, ada kilasan rasa kehilangan yang samar, sebuah perasaan yang hanya ia sendiri yang tahu.

Sejenak, ia merasakan desiran angin yang lembut menyapu wajahnya, seakan membawa bisikan suara yang dulu ia kenal. Suara yang kini hanya tersisa sebagai gema di hatinya, menyelinap pelan dalam keheningan sore. Baginya, foto ini adalah satu-satunya sisa dunia yang pernah melengkapinya, dunia yang kini terasa semakin jauh dan asing. Apa yang terjadi pada keluarga itu? Mengapa Ishana terlihat begitu tenang, namun juga penuh dengan kerinduan yang tak tertahankan?

Matahari senja kian tenggelam di balik pepohonan, meninggalkan kilauan terakhir yang menyinari foto itu. Ishana menutup matanya sejenak, membiarkan bayangan masa lalu mengalir, tanpa tahu sampai kapan ia harus menunggu untuk merasakan kehangatan seperti dulu lagi.

.

.

.

.

.


#Cast

Ishana Fiorella Belvira

Ishana Fiorella Belvira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1]. DIFFERENT (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang