•••Hari pertama Eunbi setelah ia resmi pindah dari Univeristas lamanya di London ke Universitas yang baru di Seoul. Dimana sang kakak juga berkuliah ditempat yang sama saat ini dan sekarang sedang berada di semester-semester akhir.
Memang benar rasanya Eunbi tak perlu repot-repot lagi untuk mengurus berkas kepindahannya kekampus yang baru, sebab segala urusan kepindahannya telah diselesaikan oleh sang kakak tanpa ia meminta sedikitpun.
Taekyung itu sangat memanjakan sang adik yang bahkan Eunbi pun selalu menolak bantuan Taekyung jika seandainya ia bisa untuk menyelesaikan dan mengurus masalahnya sendiri. Terkadang Eunbi sedikit kurang senang juga jika sang kakak terlampau memanjakannya. Sebab ia takut jika suatu saat nanti Taekyung telah memiliki pasangan atau kehidupan baru bersama orang lain, ia akan merasa canggung jika sang kakak tak lagi dapat memanjakan atau membantunya. Seperti itu kira-kira pemikiran Eunbi.
"Taekyung-ah, mari kita sarapan dulu. Sekalian ajak adikmu." Nyonya Kim yang baru saja tiba dari dapur mengajak sang putra yang juga baru turun dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi, bersih dan wangi , serta ransel hitam yang telah tersandang di bahu kanannya.
"Eunbi sudah turun, Ma?" Taekyung bertanya saat netranya belum melihat presensi sang adik dimeja makan tersebut.
Nyonya Kim yang tengah menata meja menoleh kearah tangga saat mendengar langkah kaki kecil menuruni undakan tangga.
"Eunbi disini..." terdengar teriakan pelan diiringin langkah kaki Eunbi yang baru saja selesai bersiap-siap berangkat kekampus.
"Eunbi-ya, kenapa dandananmu seperti itu?" kaget Nyonya Kim saat melihat penampilan Eunbi dengan pakaian culun dan kacamata yang mengias diwajah cantiknya.
Eunbi menghembuskan nafasnya kasar, bibir merah mudanya melengkung kebawah dengan hentakan kaki kecil mengiringi langkahnya menuju meja makan, dimana Taekyung sudah lebih dulu tiba dan tersenyum puas kearahnya.
"Tanyakan pada Taekyung Oppa, Ma! Semuanya karena ulahnya, ish!" Eunbi menunjuk Taekyung yang masih tersenyum padanya dengan raut wajah jengkel. Kurang suka dengan permintaan sang kakak yang memintanya tak usah berdandan saat kekampus.
"Itu demi kau juga, Biya." Seru Taekyung memberi alasan pada adik manisnya dengan menyeruput susu rasa vanilla yang telah disediakan sang mama didalam sebuah gelas.
"Memangnya ada apa sih dikampusmu itu? Apa memang tidak boleh berdandan? Kenapa Eunbi jadi seperti orang lain begini?" gadis itu bertanya tanpa jeda pada sang kakak untuk meminta penjelasan tentang dirinya yang dibuat seperti seorang gadis nerd begini.
"Nanti kau akan tahu alasannya... sini sarapan dulu." Taekyung melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. "Kita bisa terlambat dihari pertamamu jika kau mengomel terus, Bi."
Gadis dengan tampang lugu karena penampilannya itupun akhirnya memilih duduk disamping sang kakak yang mengusap puncak kepalanya. Memberikannya segelas susu dan sepotong sandwich diatas piring didepan sang adik.
Eunbi memang diperlakukan seperti seorang tuan putri jika sudah bersama dengan sang kakak.
Ketika dalam perjalanan menuju kampus mereka, rasanya Eunbi belum berniat untuk melepaskan pandangannya dari luar jendela mobil yang ia tumpangi ini.
Sejenak ia kembali teringat disaat dirinya masih sekolah dulu. Ketika setiap pagi—berangkat sekola dan sepulang sekolah, sang ayah-lah yang selalu menyempatkan diri untuk mengantar dan menjemputnya setiap hari. Sebab sekolah Eunbi dan Taekyung dulu memang searah jalan menuju kantor Tuan Kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes Tell
Fanfiction[EBOOK PROJECT] Semua yang Jungkook rasakan masih terasa sangat nyata. Sentuhan halus jemari lentik gadis itu saat menyapa kulit seputih susu miliknya. Lalu arah pandangan onyx gelap milik gadis itu pun yang selalu tertuju padanya. Jungkook fikir...