Chapter 21.

523 73 4
                                    

Saddam langsung tersenyum mendengarkan jawaban Minara. "Kerja yang bagus, Min."

"Jangan ganggu gue lagi!"

"Asalkan Lo jangan bohong, Lo tau kan konsekuensinya apa? Gue bisa hancurin orang disekeling Lo." Saddam pergi meninggalkan Minara.

Minara hanya bisa mengacak rambutnya, Arkan langsung mendatanginya.

"Puas Lo berdua ngehancurin gue hah?!" Minara berteriak.

"Lo emang udah hancur dari dulu." Arkan menepuk pundaknya, kemudian juga ikut pergi meninggalkan.

Dengan langkah gontai, Minara kembali berjalan menuju kelasnya yang sangat ribut. Matanya terpaku melihat El sedang dikerjain. Pelakunya adalah Neera dan Eva.

Ziva yang sedari tadi ingin membela, hanya bisa terdiam. Tidak ingin ikut campur.

El kini sangat menyedihkan, ia sepertinya sedang mengejar kan tugas milik Neera akan tetapi selaku diganggu.

"Lo itu nggak cocok jadi adiknya Arkan!"

"Hah? Dia adiknya Arkan?"

Neera langsung merampas kacamata milik El, kemudian membuangnya.

"Berdiri bodoh!" Neera menarik kerah seragam El, kemudian mendorongnya ke arah sudut kelas.

"Cowok itu harus tegas! Lo lemah banget, bego!" Neera menampar El.

Minara terkejut, ia ikut merasakan apa yang El rasakan. El pasti sangat terluka.

"Nggak semua cowok harus tegas, Neera." Minara duduk di bangkunya, sedangkan Neera kini menatap kearahnya.

"Ah, jadi lo mau bela sahabat Lo ini?" Neera menghampirinya. "Berdiri!"

"Apa Lo?" Minara menepuk keras meja.

Neera sedikit menciut, tapi ia langsung menyuruh Eva dan yang lainnya untuk menarik Minara ke sudut kelas.

"Lepasin gue!"

Minara terduduk, dengan kedua tangan sedang dipegangi. Neera berjongkok, mensejajarkan tubuhnya, ia menunjuk pipi Minara.

"Sekarang Lo bukan penguasa ini semua."

Neera mengambil pecahan kacamata El yang ia injak, kemudian ia menggoreskannya di lengan Minara.

Minara meringis nyeri, darahnya tercecer kesana kemari.

"Rasain apa yang kami rasakan, Min." Eva menendang betisnya.

"Gue nggak pernah nyakitin badan kalian!"

Eva menatapnya tajam, beralih menjambak rambut Minara.

"Min!" El berteriak, namun tidak bisa mendekati Minara karena dia juga sedang di bully.

Minara hanya bisa pasrah, kejadian tiga tahun yang lalu terputar jelas di otaknya.

Bagaimana di bully dengan cara yang sangat kejam, bahkan sekarang mungkin mereka berniat membunuhnya.

"Astaga! Minara!" Bu Arni langsung berteriak histeris.

Neera dan Eva langsung berdiri menjauh.

Di belakang Bu Arni ada Saddam yang langsung menggendong Minara menuju unit kesehatan.

"Lo yang manggil Bu Arni?"

"Gue muak lihat semuanya, Min. Lo kenapa nggak ngelawan cuman gara-gara jadi bawahan Arkan?"

"Kalau lo lupa, ini semua gara-gara Lo Saddam."

"Turunin gue sekarang juga!"

Saddam langsung menurunkannya. "Seharusnya Lo terima kasih sama gue!"

(Vote+comen jangan lupa)

Minara [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang