***
T
Taman, ya disinilah mereka berdua berada.
Hening, dan canggung.
Begitulah suasana saat ini yang dirasakan oleh mereka berdua.
"Maaf," lagi lagi Fani memecah keheningan yang mereka buat.
"Hahaha.. Gak papa Ni, tadi gue kaget aja lo tiba tiba teriak trus meluk gue, untung sepi jalanan." ucap Aldy sambil mengacak rambut Fani, lagi.
"Tapi ucapan gue yang tadi serius Dy, lo gak boleh balikan sama mantan lo lagi," ucap Fani dengan nada rendah.
"Iya Fani, lo tenang aja." ucap Aldy menenangkan Fani yang tengah menunduk sedih.
"Oke gue percaya, gue ngelarang lo juga ada alasan Dy.."
"Iya Stefaniiii... Udah yuk pulang udah malem, gue capek banget."
Fani tak menjawab, ia hanya mengangguk dan berjalan lebih dulu, entah mengapa perasaan Fani saat ini tiba tiba menjadi kurang baik setelah membahas Ara mantan Aldy.
Sesampainya di kamar pun Fani masih tetap murung, lo kenapa sih Fan? Udah deh gak usah mikir macem macem percaya aja sama Aldy! Batin Fani berusaha meyakinkan diri sendiri.
"Ah bodoamat deh, mending gue tidur." ucap Fani kemudian larut dalam tidurnya.
***
"Fani!!! Ayo nak bangun udah jam tujuh kurang lima belas menit sayang," ucap Santi sambil mengetuk pintu putrinya itu.
Fani yang mendengarnya refleks membangunkan tubuhnya, dan pusing langsung menghantam kepalanya, sebab masih asyik tidur dikagetkan dengan perkataan ibunya. Fani lantas melihat jam di hpnya, ternyata benar waktu sudah menunjukkan pukul tujuh. "Haduh beneran gue talaaatt!!" Fani meracau.
"Ibuuuuuuuu.... Fani telat aaahhh," teriak Fani tanpa membuka pintu kamarnya.
"Yaudah cepat sana mandi, udah ada Aldy juga di ruang tamu, ibu mau siapin sarapan dulu, cepet Fan!!" teriak Ibu lalu meninggalkan kamar putrinya.
"Oke bu,"
Tanpa berlama lama, Fani berlari menuju kamar mandi, tak ada waktu jika ia mandi. Maka untuk hari ini saja ia hanya membasuh muka dan menyikat giginya.
"Ah bodoamat gue kemaren sore kan mandi lama banget tuh sekarang humm.. Masih wangi ketek sama badan gue," ucap Fani dengan PDnya mencium ketek dan badannya, lalu bergegas memakai seragam sekolahnya dan tak lupa memakai parfum agar bau badannya tidak terlalu tercium.
Akhirnya Fani keluar dari kamarnya dengan sedikit tergesa, karena terlalu sibu memasukkan buku kedalam tasnya, Fani tak melihat jalan dan berakhir tersandung karpet ruang tamunya.
Dug!
"Aduh!!"
"Hahahahaha rasain!!" Aldy yang sedari tadi memperhatikan setiap gerakan Fani dari awal dia keluar dari kamarnya tak bisa menahan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD MEMORIES
Teen FictionMemiliki kenangan buruk memang sangatlah tidak mudah untuk dilupakan, ya itulah yang dirasakan oleh Aldy sahabat Stefani. Stefani paham betul gimana rasanya menjadi Aldy yang terus dihantui dengan perasaan bersalah. Maka dari itu, Fani mencoba untuk...