Wellcome to my story
Jangan lupa follow, vote dan comen ya....
Happy reading
****
Pov Abiyan
Hari ini aku ditugaskan oleh Papa untuk mendatangi rapat dewan kerja digedung AG Central.
Aku sedang berjalan dengan handpone ditanganku, mungkin karna aku terlalu fokus dengan draf yang kubaca Aku menabrak seorang petugas kebersihan dan sialnya air pelan itu membasahi celanaku.
"Kau mengotori celanaku!"ucapku dengan nada dingin.
Aku hanya melihat dia menunduk takut, tapi aku tidak peduli karna ini semua salahnya.
"Maaf tuan saya tidak sengaja." Ucapnya lalu menunduk kembali.
Deg
Dia kembali, aku terkejut tapi dengan cepat aku mengganti raut wajahku dengan ekspresi datar.
"Apakah maafmu bisa membuat celanaku kering?!"makiku.
Dia hanya menunduk, tak lama datang seseorang yang kurasa dia ketua kebersihan disini. Perempuan itu meminta maaf atas kecerobohan wanita kecilku. Apa? Wanita kecilku ayolah Abiyan dia hanya mainanmu dulu.
"Tuan Abiyan saya minta maaf, atas kecerobohannya yang membuat anda tidak nyaman."
Aku melihat Dia diseret oleh wanita tadi menuju ruangan kebersiahan. Aku mengikutinya. Aku menghubungi sekertarisku, entah kenapa aku mengikuti Azelia rasa penasaranku begitu tinggi. Tidak salahkan ini hanya penasaran.
"Andri batalkan semua rapat hari ini."ucapku. Tanpa menunggu jawaban dari Andri segera aku putuskan sambungan telponnya.
Aku mengikutinya dapat aku lihat Dia dimarahi, sayup sayup aku dapat mendengan percakapan mereka. Setelah dari ruangan itu dia mengambil alat pennya kembali.
Tidak lama aku melihat seorang pria mendekatinya, mereka terlihat dekat. Entah kenapa Aku ingin marah ketika Azelia dekat dengan pria lain.
Ayolah Abian dia hanya mainanmu.
Kalimat itu yang selalu aku ucapakan pada hatiku, tapi hatiku selalu menolak. Hatiku sakit saat Dia dekat dengan pria lain. Dia hanya milikku sampai kapan pun.
Setelah pria itu pergi aku menghampiri Azelia, aku tepuk pundaknya seperti pria itu lakukan.
"Ken pergilah, Aku tetap pada keputusanku."ucapnya tanpa menoleh kebelakang.
"Jadi namanya Ken?"ucapku dengan dingin.
Dapat aku liat dia sedikit menegang, dengan cepat membalik badan.
"Ah maaf tuan, saya pikir anda teman saya?"ucapnya. Aku tau dia berpura-pura tak mengenalku.
"Jangan berpura-pura Azel, kau tau benar dengan siapa kau bicara."ucapku dingin. Aku benci dengan sikapnya sekarang.
"Pergilah Abiyan, Aku tidak ada urusan denganmu."ucapnya dengan nada dingin.
"Kau--tanpa melanjutkan ucapanku Aku pergi begitu saja dari hadapannya, karna jika tidak aku bisa meluapkan amarahku padanya.
Aku segera pergi keruanganku, melihat keramaian kota dari jendela kaca yang menghadap langsung kejalanan, ini cukup membuat reda amarahku.
Cukup lama aku melihat pemandangan kota dengan jalanan yang padat, suara klakson dari kendaraan satu dengan lainnya.
Hingga pemandangan yang membuatku marah.Aku segera keluara ruangan menuju lobi.
"Andri cepat siapkan mobil."ucapku kepada Andri yang sedang bekerja dimejanya.
Sesampainya dilobi aku segera masuk mobil yang sudah disiapkan Andri.
"Biar saya yang menyetir tuan."tawar Andri, tapi aku menolaknya.
Aku mengikuti mobil berwarna silver, yang mana ada Azel didalamnya. Aku mengikuti hingga berhenti dipekarangan rumah.
Azel turun dari mobil itu disusul pria yang menemui Azel tadi siang, mereka masuk kerumah dan tidak lama mereka keluar dengan anak kecil digendongan Azel.
Siapa anak kecil itu? Atau itu anak dan suami Azel?
Aku masih melihat mereka, adapat aku tebak jika pria itu sangat dekat dengan anak perempuan yang ada digendongan Azel.
Mereka melajukan mobilnya menuju sebuah apartemen. Mereka turun tapi hanya Azel dan Anak itu yang turun.
Apa anak itu anakku? Kenapa Azel memisahkanku dengan anakku?
Rasa marah semakin memuncak, setelah mobil silver itu pergi, aku ingin segera turun tapi aku urangkan hampir 2 jam aku menunggu menatap gedung apartemen yang sangat kecil, karna tidak tahan lagi aku memutuskan turun Aku akan menemuinya sekarang. Apartemen itu sungguh tidak layak, 3 atau 4 tahun lagi mungkin bangunan ini akan rata dengan tanah.
Aku menaiki tangga, mencari Azel dan aku dapati Azel ada didepan pintu dengan kunci ditangannya.
Apa ini? Dia mau pergi meninggalkan anaknya dirumah? Apa dia tidak punya akal meninggalkan anaknya dimalam hari begini?
"Berhenti disana Azel!"ucapku
Azel berhenti tapi tidak membalik badan, aku cepatkan langkah kakiku.
Aku balikan badannya dengan kasar lalu aku benturkan dengan tembok disebelah pintu. Aku mengurung Azel dengan kedua tanganku. Dia mencoba mendorongku tapi kekuatannya kalah jauh denganku."Lepaskan tuan."ucapnya
Apa dia bilang tuan, ayolah Azel aku tau kau mengenalku.
"Seorang pelacur tetaplah pelacur. Kau begitu mudahnya pergi dengan pria, dan sekarang dengan pakaian seperti ini dimalam hari meninggalakan anakmu dirumah sendirian?."ucapku menelisik pakaian yang Azel kenakan.
Aku menelusuri wajahnya, mata itu yang dulu memancarkan sinar memuja saat melihatku, hidung mancung yang selalu menyukai aroma tubuhku, bibir yang ranum yang selalu menggoda untuk dikecup.
Aku memegang bibirnya, rasa marah menggelegar saat membayangkan bibir ini dinikmati oleh pria lain selain aku."Lepaskan tuan! Apa kedatanganmu kesini untuk menyewa jasa Pelacur sepertiku!"ucapnya lantang. Kurang ajar beraninya dia membentakku. Aku mencengkram rahangnya.
"Cih Kau terlalu murahan untuk aku sewa AZELIA ANATASYA GERLS."ucapku dengan penekanan diakhir sembari melepaskan cengkraman dirahangnya. Lalu aku pergi dengan api kemarahan yang membara. Sial dia membuatku marah.
"Andri cari tau tentang Azelia Anatasya Gerls segera aku menginginkan datanya ada padaku malam ini juga." Tanpa menunggu balasan dari sebrang sana aku memutuskan sambungan telpon secara sepihak.
Aku melaju dengan kecepatan tinggi,
"SHIT!"umpatku sambil memukul stir.Sesampainya diapartemen aku sudah mendapatkan data yang aku minta, segera aku print untuk mudah dibaca.
Adelia Shirly Grels, anak kandung Azelia Anatasya Grels. Lahir Lampung, 2 Desember 2015. Dirumah sakit Sakti Agung dengan kelahiran normal.
Pada tahun 2019 Azelia Anatasya Grels, membawa anaknya Adelia Shirly Gerls ke Yogyakarta dan tinggal di Apartemen Estor.
Azelia Anatasya Grels beberapa kali melayani pria untuk menghidupi Anaknya. Dia sempat bekerja di DA CLAB dan berhenti.
Brak
Aku memukul meja dengan keras, berani-beraninya menghidupi anakku dengan uang haram.
"AGGHH DASAR WANITA MURAHAN!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Azelia
Romance"Kak, Aku hamil."ucapnya dengan sendu. "Jangan gila! Aku tidak menginginkan bayi itu!" "Kau harus bertanggung jawab, Aku hamil anakmu. Dia darah dagingmu."ucapnya sembari menangis "Aku tidak akan bertanggung jawab, aku tidak menginginkannya,"ucap le...