Chapter 22

1.1K 96 18
                                    

"Jangan senyum gitu, nanti aku jantungan"







Selamat membaca











Shani Pov

Aku tengah disibukkan untuk menyambut siswi baru, siswi yang sangat ku kenal.
Yaa dia adalah Milen, gadis yang semalam tidur bersamaku. Gadis yang dengan beraninya memintaku untuk menjadikannya yang kedua.
Gadis yang mampu membuatku bertekuk lutut.

Dia sekarang ada di hadapanku, memandangkan dengan senyuman khasnya.
Jelas saja dia disambut meriah disekolah ini, dia murid terbaik dari Belanda. Prestasinya sudah tidak diragukan lagi, sekolah ini pastinya merasa sangat beruntung di datanginya.

Aku sedang berada di ruang OSIS bersama Milen, para guru telah meninggalkan ruang ini sedari tadi, sedangkan anak-anak OSIS lainnya sibuk untuk persiapan penyambutan Milen.

"Kok muka kamu kayak kaget gitu sih Shan?" tanyanya sambil mendekat ke arahku.

"Kok kamu gak bilang aku dulu sih kalo kamu mau sekolah disini?" tanyaku balik dan dia malah tersenyum nakal.

Dia mengalungkan tangannya di leherku lalu mencium bibirku yang membuatku sedikit berjalan mundur.

"Lenn nanti di lihat orang" ucapku takut karena dia bisa seposesif ini sekarang.

Dia tertawa lalu menarik tangannya dari leherku.

"Bilang aja kalo kamu takut ketauan pacar kamu" ucapnya sambil menggenggam tanganku.

"Kalo gandengan gini gapapa kan?" ucapnya lagi sambil tersenyum.

"Jadi berapa lama kalian pacaran?"

"Belum ada setahun kan?" cecarnya dengan berbagai pertanyaan.

"Terus gimana soal pertanyaan aku semalem? Aku serius Shani, aku mau jadi yang kedua"

"Lenn aku ..."

"Shan acara mau dimulai" ucap seseorang yang memotong ucapanku, ternyata itu Kak Ve

"Cepetannn" ucap kak Ve lagi sebelum pergi.

"Ayokk ke lapangan sekarang, orang-orang pasti udah nungguin loe" ucapku berjalan keluar ruangan.

Aku bisa merasa bahwa dia mencoba untuk mensejajarkan jalannya dengan jalanku.

"Gue gerogi" ucapnya sambil menggenggam tanganku, dia tak berbohong karna aku dapat merasakan tangannya yang dingin.

Aku mencoba membuatnya untuk lebih tenang dengan ikut menggenggam tangannya, mengeratkan setiap jari yang kini bertautan.
Aku bisa melihat dengan ekor mataku bahwa dia sedang tersenyum.

Aku berjalan dengannya ketengah lapangan, semua pasang mata menatap ke arahku dan ke arah Milen yang kini saling bergandengan.

Terdengar suara para murid yang sedang membicarakanku dan Milen.

"Jadi itu anak barunya"

"Gilaa cantik banget"

"Double kill"

"Kak Shani sama anak baru itu gilaaaa serasi banget"

My Liltle Unguable ( Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang