23

188 19 6
                                    

"Gw mau put-"

"Gak gak gak ada"ucap putra mengeleng mantap

Nayya menatap putra tak percaya, sangat keras kepala.
Ia menjatuhkan air matanya kembali, melihat itu membuat hati putra perih.

"Kalo lu gak mau putus kenapa lu selingkuh? Kalo gak mau gw pergi kenapa selingkuh? Kalo mau gw bertahan kenapa lu sama salma? Ya gw tau kok dia lebih cantik dari gw"Nayya tersenyum sambil menangis. Membuat putra meringis

"Gw sayang lu put, banget malahan. Tapi lu kenapa malah gini? Gw ada salah? Kalo ada bilang jangan malah selingkuh"

"Nay lu gak paham"ucap putra memegang pipi nayya lembut

Nayya menghempas tangan putra kasar, membuat putra kaget. Ia berusaha memegang pipi nayya kembali, "Stop jangan kaya gini oke"ucap putra lembut

"Lu bosen sama gw"Nayya menatap dalam putra, putra tersenyum lalu mengeleng.

"Gw punya salah?"

"Gak"

"Lu mau pergi?"

"Gak?"

"Kenapa selingkuh?"

"Karna ada sesuatu"ucap putra santai lalu mencium kening nayya

"Kalo salma tau gimana?"

"Tau apa?"binggung putra

"Lu cium gw tadi"ucap nayya pelan

"Gak"santai putra

Nayya menunduk, membiarkan air mantanya membasahi pipinya, "Gw sakit put, gw sendirian, gw kesepian, gw jatuh, gw cengeng, gw jelek, gw gak secantik salma, tapi gw sayang lu, tapi gw gak bisa maksa lu lagi, gw rela kok kalo lu lepasin gw. Gw rela kok kalo lu mau putusin gw. Atau lu selalu kegangu sama kehadiran gw selama ini ya? Gw kurang asik ya? Gw terlalu manja ya?"

"Gw suka sama lu apa adanya sayang"

"Tapi lu kenapa selingkuh, hiks"

"Jahat"

Putra menahan tawanya, ia tau nayya selalu meluangkan isi hatinya. Ia selalu terbuka untuknya. Bahkan sering kali mengucapkan kata kata yang tak mengenakan. Itu yang membuat putra bertahan selama ini.

Dia yang perhatian,pengertian,manja,mandiri, selalu berlaku adil. Memang sangat sangat pas untuknya. Ia mencintai nayya bukan karna kecantikannya tapi dengan hati yang selalu untuknya. Walaupun putra cuek ataupun apa tapi nayya selalu sabar menghadapinya.

Ia yang selalu membuat hari hari putra berwarna. Ia melihat jam tanganya  Putra mencium bibir nayya sekilas. Membuat nayya mematung di tempatnya.

"Gw harus gimana?"gumam nayya binggung

Ia menghapus air matanya dan menatap langit-langit kamarnya. Ia binggung sekarang, ia harus menemui putra atau tidak? Tapi putra membutuhkan nayya. Tapi ia benci dengan putra setelah mengambil ciuman pertamanya kenapa ia harus bilang kalo dia sayang sama salma? Apa kurang selama ini?.

"Nayya binggung YaAllah"

"Huft. Temuin aja deh"ucapnya berdiri lalu melangkah keluar kamar tamu menuju kamar dirinya.

Kembalilah!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang