-kapan takdir mempertemukan kami ?-
______
Saat matanya terpejam, Sohyun melihat sebuah kursi besi yang tersusun rapi dengan pemandangan tak lagi asing disekitarnya. Ia bahkan bisa merasakan udara dingin yang melewati tengkuknya, sama seperti awal musim gugur empat tahun yang lalu.
Dirinya ingat tempat itu, lebih jelas daripada setiap seluruh sisi taman di kota Sydney dulu. Bukan tempat terbaik memang, tapi disanalah ia pertamakali merasakan perasaan suka pada kaum lawan jenisnya. Yang sudah baik hati menolongnya yang ingin dipalak anak-anak lelaki berandalan, namun sayang ia tidak bisa melihat utuh wajah lelaki yang hampir separuh, hanya menyisakan mata karena masker yang digunakannya.
Menyisakan sesal, karena sampai Sohyun pergi dari kota itu,tidak pernah ada kesempatan untuk bertemu lagi. Meski hanya untuk melihat utuh wajahnya, mengenal dan mengucapkan terimakasih. Sial lagi ! Perasaannya terus berkembang tanpa tujuan.
_____
Terlihat damai dan nyaman itu yang dia lihat. Sehingga tidak enak rasanya jika ia harus membangunkan wanita yang tengah menyandar padanya. Hampir tiga puluh menit setelah ia merelakan bahunya untuk wanita yang sedang terlihat tak baik-baik saja itu . Sedikit bergerak hanya untuk mencari posisi yang lebih enak.
"Ah...., bahu lebar mu nyaman sekali." Sohyun hanya membenarkan posisi sambil berguman masih dengan mata terpejam. Ketika Seokjin hampir saja beranjak dari kursi taman megira ia akan segera bangun. Membuatnya mendengus kesal karena jujur ia sudah pegal." Lima- ah tidak,lima belas menit lagi." Mendengar lagi wanita itu mengguman sendiri setelah membenarkan posisi nya ke lebih nyaman.
Untuk apa ? Tentu saja memejamkan mata kembali. Menikmati kenyamanan yang lama tidak dia rasakan. Hingga pemandangan itu datang lagi,kali ini dengan suara yang lebih jelas. Sohyun merasa dirinya ditarik mesin waktu karena ia merasa tengah berada ditempat itu dengan kilasan visualisasi yang lebih jelas. Untuk beberapa hal yang ingin dia lihat kembali.
Walau tidak yakin dengan wajah dan suaranya kini, tapi dia bisa melihat sosok lelaki berjaket denim itu dengan topi dikepala dan masker senada warna hitam, yang menutupi hampir seluruh wajah menyisakan mata monolid tajam yang sempat meliriknya sebelum benar-benar pergi. Setelah sebelumnya sempat menghajar beberapa berandal. Sosok yang telah mencuri hatinya empat tahun lalu, yang sangat ia harap mereka akan dipertemukan lagi.
Sohyun sudah jatuh kedalam mimpi membuat Seokjin hanya berpasrah saja menahan rasa pegal. Batinnya wanita ini suka sekali membuat dia menderita secara fisik. Meski baru mengenal beberapa jam saja. Hingga sebuah suara yang memanggil nama wanita itu akhirnya dia bisa merasakan bahunya terbebas.
"Nona Lee Sohyun !"
Dahi wanita itu mengerut, saat merasa terganggu dengan suara panggilan itu. Membuat Seokjin tidak bisa menyembunyikan tawa kecilnya, saat menebak jika mimpi indah wanita itu sudah terganggu.
"NONA LEE SOHYUN!"
Kali ini lebih keras, dan lebih menyebalkan. Sohyun membuka mata. Mengangkat kepala dengan tatapan sebal ketika tahu yang memanggilnya adalah Mingyu dengan wajah yang tak kalah sebal."Apa ?" Pertanyaan ketus melucur dari mulutnya. Meski sebenarnya Sohyun tahu lelaki itu pasti hanya ingin mengomelinya karena insiden kabur-kaburan tak jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not one's cup of tea -End- Seokjin💜Sohyun
Fanfictionitu kalimat frasa bisa kau gunakan untuk hal yang tak kau sukai. Misal seperti aku tak suka ada wanita lain diantara hubungan kita-Sohyun- Start : 21 oktober 2020 End : 10 agustus 2021