Prolog 🐎💔🦋

977 174 25
                                    

Happy Reading ❤

"Kami ... dua manusia berbeda yang saling menempel. Supaya akrab, panggil kami Marposha"

🐎💔🦋

_Marposha_

"Nggak mauuu .... Rila mau jajan di warung! Rila hauuus! Rila hauuus!" seru Marila yang berbando tosca, kembali menghisap permen lolipop untuk mencegah rasa haus.

Riposha yang berbando pink itu tidak setuju. Dia melingkarkan tangan kanannya ke pinggang Marila. "Tapi, Sasha mau ke toilet ... Sasha mau pipiiiis."

"Sasha ikut Rila ke warung dulu beli minum, baru kita ke toileeeet." Marila dengan sekuat tenaga menyeret tubuh adiknya yang menempel di belakangnya untuk berbalik arah.

Rasanya ingin menggunting kulit pinggang mereka supaya dapat terpisah, dan dapat pergi ke tempat yang ingin dituju masing-masing.

"NGGAK MAUUU!! Sasha mau pipis Sasha mau pipis!" rengek Riposha. "Nanti kalau Sasha ngompol gimana?"

"Rila haus! Rila haus! Nanti Rila bisa jadi malaikat kehausan," balas Marila, tidak mau mengalah. Kedua pipi dia kembungkan.

"Rila kan kakak. Rila harus ngalah sama Sasha!" balas Riposha, ikut mengembungkan kedua pipi. Anak kecil itu berusaha untuk membalikkan tubuh mereka ke arah toilet.

Marila membuang tangkai lolipop yang sudah habis dihisap ke lantai, kemudian menginjaknya sembari menatap ke arah samping belakang--arah Riposha. Riposha yang tengah menyedot jempolnya dengan kedua kaki gemetar, memalingkan wajahnya ke arah lain sebagai tanda marahnya dengan pipi yang masih setia dikembungkan.

"Yaudah deh ke toilet dulu." Akhirnya Marila mengalah.

Riposha mengangguk senang segera. Kedua kembar melangkah bersamaan untuk ke toilet.

"KYA!!" Teriak Riposha tiba-tiba.

"Ke--kenapa?" tanya Marila panik. Langkah kaki mereka terhenti.

"Sa--Sasha ... ke--keinjak sesuatu." Telunjuk Riposha mengarah ke bawah, menutup kedua matanya dengan erat.

Marila mengendus-endus untuk memastikan adiknya tidak menginjak kotoran di pagi hari. Dia bernapas lega setelah tidak ada aroma khusus yang menusuk hidungnya. Kini mata Marila mengikuti arah telunjuk Riposha ke bawah. "AAA!! Ka--kasihan meongnya!"

"Aa--apa?" Riposha membuka matanya untuk melihat apa yang dia injak.

"Meongnya meongnya ...." Suara Riposha bergetar menatap mayat kucing yang berlumuran darah. Kaki tangan si kucing hilang entah kemana.

Kedua kembar saling menatap, memutuskan untuk berjongkok, mengamati nasib naas dari si kucing berwarna putih itu.

Seketika halaman sekolah yang semula sepi, menjadi heboh. Mereka mengerumuni si kembar, Marposha.

"Woiii tim Guardian!!! Serang mereka! Look? Mereka pembunuh koceeeng!! Mereka udah mengacaukan dunia perkocengan! Nanti spesies koceng jadi nggak ada tangan kakinya semua, kalau pembunuh dibiarkan berkeliaran," seru Gerald dengan gaya ancang-ancang.

"Marposha tega banget! Sama aja kayak papanya, pembunuh pembunuh!" tuduh salah seorang laki-laki di tim Guardian.

"Marposha pembunuh koceng kesayangan kami!" lanjut anak perempuan yang berkepang dua.

"NGGAK! Marposha nggak bunuh meong!" balas Marila demi membela diri.

"Keluarkan senjata kalian tim Guardian!" Gerald memberi aba-aba, mengeluarkan sebuah pistol air mainan seperti teman-temannya.

Phew Phew Phew!

Seketika seragam baru Marposha basah akan air. Padahal seragam ini spesial dibuat oleh keluarganya demi si kembar yang kulit pinggangnya saling menempel. Ini hari pertama Marposha duduk di bangku SD, akan tetapi sudah mendapat perlakuan buruk.

"Ini seragam baru kami. Gerald jahat! Nanti Sasha laporin om Adit!" seru Riposha kesal.

Gerald tidak peduli, masih dengan gaya James Bond, membidik si kembar dengan pistol air mainannya. Anak laki-laki itu tampak menikmati permainan gratis ini.

"He--hentikan! Hentikan!" Marila mendekap tubuh Riposha supaya tubuh adiknya tidak kebasahan. Rasanya ingin sekali memberi perlawanan, tapi percuma. Tubuh mereka menyatu, sulit untuk bergerak sesuai keinginan.

"Sasha bukan pembunuh kucing. Sasha bukan ...!" seru Riposha sambil memejamkan mata, tiba-tiba suara serak seorang pria terdengar.

Stefanny ...? Kalian kuat seperti mamamu. Papa tau kalian bukan pembunuh. Cepat minta mamamu pulang untuk lindungi kalian.

🐎💔🦋

TBC

Gimana dengan prolognya, guys?

Untuk pembaca baru, tolong baca karyaku yang berjudul Sebatas Kekangan dulu ya, karena ini lanjutan dari Sebatas Kekangan supaya tidak kebingungan.

Next part 👉👉

Marila dan RiposhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang