❝Don't you know you can't escape me? Darling, 'cause you'll always be my baby..❞
ATMOSFER di dalam pesawat menuju Dubai sedikit canggung. Karena Jaehyun adalah seorang CEO, ia tentu menduduki kursi VVIP yang begitu sepi dan nyaman, tidak ada gangguan dari siapapun, Jaehyun bisa bekerja dengan tenang.
Sebagai sekertaris Jaehyun, tentu saja Taeyong juga menempati kursi VVIP, duduk di seberang si lelaki bermarga Jung karena hanya ada satu kursi untuk satu penumpangㅡkursi kulit berwarna hitam yang cukup mewah.
Iris hitam Taeyong menatap keluar jendela pesawat, mengamati gumpalan awan putih yang terlihat begitu lembut. Namun sayangnya Taeyong tidak bisa menyentuh awan, benda itu terbuat dari airㅡwalapun di matanya, itu terlihat seperti kapas. Ia mencoba mengingat tentang berkas yang sudah ia siapkan untuk meeting Jaehyun nanti, Taeyong takut jika ada sesuatu yang kurang.
"Kau ingin yoghurt?"
Taeyong menoleh, menatap Jaehyun yang kini tengah menatap ke lurus ke arahnya dengan iris cokelat tua yang begitu memikat. Otomatis Taeyong menganggukan kepala, tidak berniat menolak bila memang Jaehyun bisa memberikannya yoghurtㅡminuman kesukaan Taeyong.
Jaehyun mengalihkan pandangan, memanggil satu pramugari yang siap siaga di kabin VVIP lalu mengatakan pesanannya, ia juga memesan americano untuk dirinya sendiri. Jaehyun perlu mengingat bahan yang akan ia presentasikan nanti, jadi ia tidak boleh tidur meskipun matanya sudah sangat merah; menahan kantuk.
Sebelah alis Taeyong terangkat. "Bukankah Jung Sajangnim perlu beristirahat?" ujarnya, ia mendengar bila tadi Jaehyun memesan hot americano, "jadwal presentasimu lusa, masih adaㅡ"
"Aku hanya perlu mengalihkan pikiran agar tidak memikirkan sesuatu yang sangat menganggu." potong Jaehyun cepat, ia memfokuskan pandangan pada layar macbook di hadapannya, "aku juga memesan Kalguksu, bila kau lapar."
Taeyong menghela napas panjang lalu mengangguk. Kalguksu? Oh, sebenarnya Taeyong memang sedikit lapar dan sedang ingin mengkonsumsi mie dengan pangsitㅡ
"Aku juga menambahkan pangsit."
ㅡoke, bagus.
"Terima kasih Sajangnim." balas Taeyong sopan, ia tersenyum kecil lalu kembali menatap jendela pesawat yang berada di sampingnya. Jantung Taeyong berdegup kencang dengan pipi yang merona merah.
Sementara Jaehyun hanya berdehem, ia memakai kaca mata baca miliknya dan mulai memahami tentang apa yang perlu ia presentasikan nanti. Jaehyun tidak boleh membuat kesalahan, ia sangat beruntung karena di undang oleh perusahaan paling besar nomor satu di Dubai, jika Jaehyun bisa menarik minat para pemegang saham di sana, maka usahanya juga bisa berkembang.
Walaupun sebenarnya perusahaan Jaehyun sudah cukup berkembang dan sangat besar, namun rasanya itu masih tidak cukup. Everything he did was never enough, karena ia pernah di tinggalkan akibat kekurangannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be My Baby《Jaeyong》✔
Fanfiction[Sad Romance] [M] Jaehyun menutup hatinya, mengabdikan dirinya sendiri hanya untuk mengurus anak semata wayangㅡJung Minhyung yang sangat ia sayangi. Jaehyun tidak memiliki keinginan untuk menikah lagi, karena jatuh cinta itu terasa sangat menyaki...