NAMJOON menghela napas, menengadahkan kepalanya melihat indahnya langit sore di hari Sabtu ini. Ini adalah bulan dimana ia dilahirkan, maka di bulan ini juga musim kesukaannya mulai berlangsung. September dan musim gugur dengan cuaca hangat, sangat menyenangkan untuk berjalan-jalan apalagi matahari telah berada di ufuk barat. Namjoon sangat menyukai kondisi seperti ini.
Melepas penat dan beban pekerjaan dengan keluar melihat pepohonan dengan daun yang berguguran telah menjadi kebiasaan nya sejak remaja. Entahlah, dirinya menurut saja pada kakinya yang mengajaknya berjalan tak tentu arah, mencari tempat sunyi untuk diduduki dan merenung disana. Merenungkan segala hal di hidupnya yang rasanya begitu-begitu saja. Namjoon melirik kesana kemari, mencari jalan pintas terdekat dengan rumahnya.
Matanya bergulir perlahan, mengamati pepohonan rindang disekitarnya. Ia tersenyum, rasanya sangat menenangkan, apalagi aroma dedaunan yang segar membuat Namjoon seketika lupa akan semua pekerjaan nya. Namjoon berjalan, menembus pepohonan untuk melihat-lihat dan akan kembali jika dirinya telah puas memandang panorama indah di depannya.
"Ada rel kereta?" Berjongkok hanya untuk mengamati rel kereta berkarat yang ia temukan, Namjoon mengernyit, lantas berdiri dan mengikuti kemana arah rel tersebut menuju. Ia bertanya-tanya, apa ada stasiun di dekat sini? Semakin jauh langkahnya semakin nampak jelas rel kereta berkarat yang terlihat sangat tua dan telah dimakan usia.
Rupanya dugaan Namjoon benar, dirinya mengerjapkan mata, tak percaya dengan pemandangan indah dihadapannya. Tak lupa mengambil potret yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Di depannya ada sebuah stasiun tua, penuh dengan debu dan lumut, terlihat sekali jika stasiun itu sudah lama ditinggalkan dan terabaikan. Namun bukan lumut dan tumbuhan liar disana yang membuatnya tertarik, akan tetapi kelakuan lucu seekor kelinci lah yang membuatnya antusias untuk membawanya pulang.
Namjoon beranjak dari tempatnya, menghampiri kelinci yang kini mengkerut takut dan memandang Namjoon dengan mata bulatnya yang berkaca-kaca, sangat menggemaskan jika Namjoon mampu berkomentar sekarang. "Hei, jangan takut. Kemari, aku bukan orang jahat."
Mengulurkan tangannya, Namjoon menunduk 90°, ia menyentuh bulu halus di dahi kelinci tersebut. Mengusap-usap lalu berlutut, mengambil kelinci yang sekarang menikmati sapuan tangan hangatnya. Namjoon terkekeh, mengamati pergerakan sang kelinci yang mendusalkan diri di dadanya, apa dia lapar? Pertanyaan yang berbeda tetapi tetap tak terucap dengan kata.
Hingga dirinya pun memutuskan untuk menurunkan kelinci yang ditemukannya, membuat sarang dengan dedaunan yang ditumpuk di dalam kotak besi berkarat yang ia temukan. Namjoon menepuk pantat berbulu milik sang kelinci lembut, "Kau disini dulu, aku akan kembali sebelum matahari terbenam dan membawakan mu makan. Setelah itu kau ikut aku pulang. Arraseo?" Setelah mengatakan hal yang tak terjawab, Namjoon berdiri dan berjalan pergi mencari kedai kecil yang mungkin menjual sayuran untuk dimakan kelinci.
Sebenarnya ini sudah jam 7 tetapi matahari masih betah menampakkan wujudnya, mungkin bawaan dari musim panas sebelumnya dan beruntung bagi Namjoon ia masih ada waktu untuk membawa kelinci lucu kerumahnya. Senyum Namjoon mengembang, melihat kedai kecil yang dikelilingi semerbak harum masakan didalamnya.
Ia berjalan masuk, melihat-lihat menu masakan yang terdapat disana dan memilih sup wortel untuk kelinci yang ditemukannya juga ayam goreng untuk dirinya sendiri. Namjoon memanggil salah satu pelayan, menyebutkan pesanannya dan langsung membayar biaya yang harus dirinya keluarkan.
"Permisi, ini tuan pesanan anda." Pegawai pria di samping meja nya mengulurkan tangan, memberikan kantung yang berisi makanan yang ia pesan dan Namjoon tanpa basa-basi mengambil kantungnya, "Terimakasih. Semoga usahanya lancar." Memberikan senyum kemudian berjalan pergi, Namjoon mengintip paper bag yang ia jinjing, lalu kembali terkekeh kecil membayangkan seekor kelinci memakan sup. "Kau konyol Namjoon, mungkin aku harus membuang kuahnya agar dia bisa memakannya." Bermonolog, Namjoon sama sekali tak menghiraukan tatapan bingung orang-orang disekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
«| "HE IS SO ADORABLE" |» [Namjin]✓
FantasyKehangatan ini sangat menyenangkan. Terlebih lagi, kehadiran mu disisiku membawa warna baru di hatiku. ©Written by goldchizy Don't copy my works Plagiat dilarang mendekat