prologue

2 1 0
                                    

Aku terbangun karna bunyi yang terus menerus menggema di telinga ku. Aku mulai menganggkat tangan ku dan menggerakannya ke arah suara itu. Kemudian suara itu menghilang begitu saja.

Aku mulai mengangkat badan ku dengan jiwa yang masih berkeliaran kemana mana. Berusaha mengembalikan semua kesadaran ku sepenuhnya.

"Pagi" kata ku sambil menoleh ke samping ku.

Tapi, aku baru menyadari sesuatu, tidak ada siapapun di samping ku. Aku yg sudah terbiasa mengatakan selamat pagi pada orang lain setiap kali aku bangun, tiba tiba saja tersentak.

Ah... Benar... Dia baru saja pergi... Benak ku

Kemudian rasa sakit mulai muncul kembali di dada ku. Rasa sesak yg tidak berujung dan tidak menghilang apapun yang aku lakukan. Aku mulai menggengam dada ku untuk meredakan rasa sakit itu.

Ah... Benar... Aku melupakannya... Aku tahu kejadian itu sudah sangat lama, tapi aku masih merasakannya sampai sekarang. Aku benar benar lupa akan hal itu, seakan akan tidak terjadi apa apa kemarin.

Aku mulai beranjak dari kasur ku dan kemudian mengambil segelas air di dapur. Aku meminumnya dengan tergesa gesa, lalu duduk di kursi meja makan. Aku menaruh gelas ku di atas meja makan dan kemudian mulai mendesah kembali.

Apa yg telah terjadi saat itu, semua adalah salah ku, itulah yg terpikirkan dibenak ku sekarang.
Aku mulai menyesali semuanya, tapi semuanya sudah terlambat. Aku yg memulai pertengkaran itu, seakan aku benar tentang semuanya. Seakan aku tahu semuanya tentang dia. Seakan aku selalu melakukan yg terbaik untuknya.

Apa yg bisa aku lakukan adalah pasrah. Tapi, apa aku harus menyerah? Aku rasa tidak. Aku masih bisa memperbaiki semua itu. Bukan untuk mendapatkannya kembali, untuk diriku sendiri dan untuk masa depan ku. Aku harus melakukannya.

Aku memang sudah memberikan harta karun ku yg paling berharga. Harta karun untuk menyentuh ku dan menghancurkan mahkota yang seharusnya aku jaga. Aku menyesali perbuatan itu, seperti aku melakukan dosa besar. Memberikan mahkota itu pun sudah termasuk dosa besar.

Walau begitu... Aku masih ingin bersamanya. Aku tidak ingin memberikan mahkota ini kepada orang lain selain dia. Karna dia... Harus jadi yang pertama dan terakhir untuk ku.
Akan tetapi, jika aku memaksanya... Aku akan terlihat egois dan... Aku juga ingin berubah... Untuk diri ku sendiri... Dan untuk dirinya juga.

Pagi ini, memang cukup menyakitkan. Tapi, ini akan menjadi motivasi untukku agar aku selalu ingat dengan kesalahan ku dan tidak mengulangi hal itu lagi.

"Face the fact, and change yourself for good thing, not because of him" gumma ku.
Aku mulai menampar diri ku dan kesadaran ku mulai kembali seperti semula. Lalu, aku beranjak dari kursi ku dan mengepalkan tangan ku dengan keras di depan dada ku untuk memberikan semangat untuk diri ku sendiri.

"Risa, kamu pasti bisa. Pasti bisa berubah. Kamu harus yakin Risa" kata ku yang memanggil diri ku sendiri.

Aku mulai menuju kamar mandi, kemudian membersihkan tubuh ku dengan cepat. Mengganti baju ku, memakai sedikit make up, dan aku siap untuk berkerja sekarang.

"This day, must be better than before" gumma ku lagi setelah memakai sepatu ku.

Aku mulai membuka pintu apartemen ku, hingga cahaya langsung masuk ke dalam. Aku meyakini... Setiap langkah ku... Adalah perubahan yang aku lakukan untuk kedepannya.

TrustworthyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang