02

443 75 91
                                    

PERINGATAN!!!

Cerita ini mengandung muatan dewasa dan berat seperti kekerasan, bullying, kata - kata kasar, dll. serta mengambil latar di Korea Selatan dan memuat tokoh dengan nama idol dan nama - nama orang korea, namun bukan maksud penulis untuk membuat citra buruk negara terkait di mata para pembaca.

Bagi pembaca yang belum cukup umur atau tidak nyaman dengan konten tersebut,
TIDAK DIANJURKAN UNTUK MEMBACANYA

Jadilah pembaca yang bijak dalam memilih









[Main cast POV]

Hari ini adalah hari sabtu. Hari di mana biasanya remaja seusiaku akan menghabiskan weekend bersama dengan keluarga, teman atau pacar mereka. Tetapi tidak denganku. Aku saat weekend akan bekerja paruh waktu menjadi kurir pengantar makanan menggunakan sepeda yang disediakan oleh pihak rumah makan.

Saat mengantarkan makanan, wajahku harus tertutup topi dan masker agar tidak dilihat oleh orang lain. Bukan, bukan karena wajahku yang mirip seperti bintang idol namun karena suatu ketika pernah ada seorang pelanggan yang tidak mau membayar dan malah melakukan protes kepada pihak restoran tempatku bekerja karena ia sudah terlanjur tidak selera makan karena melihat wajahku dan berujung aku yang dipecat. Di samping itu, aku juga tidak mau sampai ibu mengetahui jika aku bekerja menjadi kurir antar makanan.

Aku mulai bekerja pada jam 09.00 dan ini masih jam 06.00. Artinya aku masih memiliki waktu untuk mewujudkan impianku dengan melakukan olahraga pagi. Aku mulai dengan melakukan lari berkeliling lingkungan tempat tinggalku dan pergi ke arah bukit di dekat sana.

Sesampainya di atas bukit, rasanya aku sudah hampir menuju surga karena nafasku yang memburu dan kakiku yang sudah ingin lepas. Tekadku sudah mulai goyah, tapi aku sangat ingin berubah jika dengan perubahan itu aku mendapatkan kebahagiaan. 











Dan sekarang,

Hari yang berat dimulai lagi...
Dan sialnya hari ini ada pelajaran olahraga yang tentunya akan menghabisi fisikku mati - matian. Bukan gurunya, melainkan Chul Mo dan para anteknya. Baru saja aku memasuki halaman sekolah namun suara itu sudah menginterupsiku.

"Babi~"

"Babi~"

Apa dosa aku lakukan sepagi ini hingga aku sudah menemui malaikat pencabut nyawa berwujub siluman babi manusia ini.

"Berubahlah menjadi mode babi dan datanglah kemari"

Walaupun tidak terlihat, tapi aku tau dimana Chul Mo itu berada. Tempat pembakaran sampah. Yaahhh tempat itu menjadi tempat favorit untuk para siswa merokok dan berbuat ulah yang lainnya selain di kamar mandi lantai tiga.

"5.... 4.... 3.... 2.... 1... Babi pintar. Makanya kuruskan badanmu. Apa kau semiskin itu hingga tak mampu membeli cermin ha?"

Setelah berlari dengan mengeluarkan suara seperti babi dan mempermalukan diriku lagi di hadapan para siswa yang sedang berangkat sekolah, sekarang iblis ini malah menghina perekonomian keluargaku. Berkacalah terlebih dahulu sebelum mencerca orang lain. Lihatlah badanmu yang besarnya melebihi gajah Afrika itu. Dasar kau hanya menang kuat saja Chul Mo sialan!

Tap

Ia merangkul badanku.

"Kelas pertama nanti olahraga kan?" tanyanya

"I-iya"

"Siapkan" titahnya

"Baik, nanti akan aku siapkan di atas mejamu"

The UndergroundWhere stories live. Discover now