AKU MONIKA [2]

58 31 0
                                    

Hai....
Gimana kabar kalian? Semoga selalu dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa.
Dipart ini aku kembali cerita tentang selfstory, yaa tentang kehidupanku yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Ga nyangka 2020 tinggal beberapa hari lagi ya. Apa yang udah kalian lakuin selama ini? Kuharap kalian nggak rebahan sambil cek instastory orang lain ya.

2020 tinggal menghitung hari, berarti persiapan SNMPTN dan SBMPTN juga akan berakhir sebentar lagi.

Jujur aku sangat terpukul akan postingan temen temenku yang sangat siap menghadapi SNMPTN maupun SBMPTN. Mereka persiapan dengan berbagai cara, mereka join ke grup pejuang PTN 2021.
Wowwww sungguh perjuangan yang luar biasa ya.

Nggak cuma itu, ada yang sibuk cari universitas swasta di Jogja yang terkenal akan kota pendidikan, tanya tanya seputar kost-an ataupun kontrakan terdekat dari universitas.
Mereka sibuk milih fakultas dan program studi juga biar nggak salah pilih, kan gawat banget kalo sampe salah jurusan.

Setahuku sih cuma itu, aku ga tau seberapa besar lagi sebenarnya perjuangan mereka untuk masuk universitas.

Jujur, aku benar-benar terpukul akan postingan mereka yang share kebahagiaan tentang rencana kuliah, tapi aku nggak iri kok, tenang aja, aku ikut seneng kalian semangat untuk kuliah.

Teman, aku nggak seberuntung kalian.
Kenapa? Masalah ekonomi pasti ya? Itu pertanyaan yang sering muncul.
Dan ada lagi
"Jaman sekarang mau kuliah gampang, kan banyak beasiswa"
Pleasee, jangan katakan itu.

Sejak kecil ibuku sudah bilang kalau tidak mampu membiayai kuliah, itu dikatakan saat aku masih SD dan sekarang aku sudah kelas XII.
Kupikir seiring berjalannya waktu kalimat itu akan sirna, nyatanya, itu terus terucap dari bibir kedua orang tuaku.

Aku mencoba untuk meluluhkan orangtuaku dengan kalimat "beasiswa", tapi itu tak mengubah mereka.

Mereka selalu berkata bahwa aku harus mencari biaya sendiri untuk kuliah, itu artinya aku harus bekerja dulu, sedangkan aku hanya anak SMA jurusan IPS.
Siapa yang akan mempekerjakan anak lulusan SMA yang tak memiliki keahlian apapun? Tak ada
Tentu ada, yang membutuhkan tenaga anak SMA adalah menjadi seorang penunggu ruko dipasar atau menjadi asisten rumah tangga.

Aku sekolah jauh jauh dengan biaya sekolah yang tak sedikit, benarkah hanya akan menjadi asisten rumah tangga?
Memalukan.

Teman, bersyukurlah bahwa kalian bisa dan mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ingatlah akan usaha orang tua yang membantu lewat materi.

Dimana pun universitasnya, baik itu negeri maupun swasta, apapun prodinya, lakukan dengan penuh tanggung jawab.
Gunakan waktu kalian sebagai persiapan menuju dunia kerja.
Semoga kalian lancar dalam berproses bersama dosen.

Mungkin nanti aku akan menyusul saat kalian sudah menginjak semester 7 atau malah saat kalian sudah menggunakan toga, atau kalian sudah menjadi alumni universitas aku tidak menyusul.
Semua tidak ada yang tau, semua masih dalam skenario Tuhan yang belum kita jalankan perannya.

Gimana nasibku selanjutnya ya?
Siapa yang tau?
Semua kembali pada yang empunya skenario.

Rajin rajin belajar ya, jangan scroll chat lawas yang buat kalian badmood.

Oh iya, buat kalian yang kenal sama aku, ataupun deket sama aku sebagai teman, sahabat, saudara, kenalan, atau siapapun, aku nggak ada niatan sedikitpun untuk menyindir pihak manapun.
Ini sekadar curahan hati yang bingung mau diceritain ke siapa.

Tak lupa aku bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa serta berterima kasih atas doa yang kalian berikan untuk kesembuhan bapakku.
Keadaan bapakku sudah lebih baik dari sebelumnya. Terimakasih untuk readerku yang juga memberikan donasi untuk kesembuhan bapakku.
Ini benar-benar kejutan luar biasa yang pernah aku terima.
Aku nggak bisa sebutin satu satu nama kalian tapi intinya aku benar-benar berterima kasih. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Tuhan.

Jangan lupa jaga kesehatan dan juga terapkan 3M.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ayo Jatuh Cinta [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang